PERJALANAN hidup dan pengabdian Suhartini MPd di Sekolah Islam Al Azhar kini sudah memasuki 35 tahun. Waktu yang panjang dan lebih dari setengah perjalanan usianya hingga kini masih tetap berkhidmat di sekolah yang memiliki semangat ke-Islam-an modern ini.
Bu Tini, begitu panggilan akrabnya, mengawali kariernya pada tahun 1989 sebagai seorang guru Taman Kanak-Kanak (TK) Islam Al Azhar 8 Jaka Permai, Bekasi Jawa Barat. Saat itu, Tini muda dengan penuh semangat dan dedikasi yang tinggi melakukan pekerjaannya sebagai pendidik bagi anak-anak.
Sebagai seorang guru bagi anak-anak, Suhartini melakukannya dengan hati, penuh kasih sayang, sabar, dan selalu siap membantu siapa pun yang membutuhkan. Ia berprinsip harus selalu berusaha memberikan pendidikan yang terbaik bagi siswanya. Ia tidak hanya mengajar materi pelajaran, tetapi juga membimbing mereka untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, berakhlak mulia, dan mencintai agamanya.
Dalam perjalanan kariernya, Suhartini telah menghadapi berbagai tantangan dan rintangan. Namun, dengan keteguhan hati dan keyakinan yang kuat, ia berhasil melewati setiap ujian dengan baik.
Seiring dengan perjalanan waktu, KB-TK Islam Azhar 8 Jaka Permai mengalami perkembangan yang positif. Pertumbuhan sekolahnya juga sangat menggembirakan. Suhartini merasa bangga dan bahagia karena telah memberikan kontribusi yang berarti bagi pendidikan Islam di sekolah tersebut. Ia berharap agar warisan ilmu dan nilai-nilai yang telah ia tanamkan kepada siswa-siswa dapat terus bersemi dan memberi manfaat bagi generasi yang akan datang.
Memulai dari Nol di Semarang
Tahun 1996, seorang tokoh nasional Fuad Bawazier mendirikan TK Islam Al Azhar 14 di Semarang. Untuk figur kepala sekolah yang akan ditempatkan Fuad Bawazier melakukan koordinasi dengan Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar. Kemudian pihak YPI melanjutkan koodinasi dengan kepala-kepala sekolah KB-TK yang berada di bawah naungannya. Akhirnya Kepala KB-TK Islam Al Azhar 8 Jaka Permai merekomendasikan nama Suhartini.
Kemudian disepakati bahwa yang akan ditempatkan menjadi Kepala KB-TK Islam Azhar 14 Semarang adalah Suhartini. Hasil kesepakatan itu disampaikan kepada Suhartini dan diterimanya dengan sepenuhnya untuk bertugas di Semarang.
“Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya tidak bisa menerima atau melakukan. Bagi saya, jika mendapat tugas harus dilakukan dengan baik,” ujar Suhartini saat wawancara di ruang kerjanya, Selasa (20 Agustus 2024).
Menjadi kepala sekolah pada sekolah yang baru berarti memulai dari nol. Suhartini harus berpikir dan bekerja keras. Kreativitas dan inovasinya ditantang agar sekolah baru dapat berjalan. Ada guru, ada sistem pendidikan, dan ada murid. Hal ini lah yang harus dibentuk dan diwujudkan oleh Suhartini.
Suhartini kemudian memulai perekrutan tenaga pengajar yang harus sesuai standar yang ditentukan YPI. Selain itu membuat program-program promosi dan memperkenalkan kehadiran Sekolah Islam Al Azhar kepada masyarakat Semarang.
Dari “titik nol” ini strategi pun disusun dan memulai melakukan penyebaran brosur-brosur, mengadakan pertemuan dengan warga di perumahan-perumahan kelas menengah ke atas, ikut dalam pameran-pameran pendidikan dan sebagainya.
“Saya berkoordinasi dengan warga perumahan untuk mengisi presentasi di acara arisan atau pengajian-pengajian dan sebagainya. Saya perkenalkan tentang keberadaan Al Azhar,” ujar Suhartini.
Singkat cerita, upaya dan kerja keras ternyata mendapatkan hasil. Pada tahun pertama bisa mendapat murid dua kelas. Titik awal ini membuat Suhartini menambah semangat untuk membangun dan mengembangkan reputasi sekolah agar lebih dipercaya masyarakat.
Setelah mendapat murid dan proses pembelajaran berlangsung, Suhartini mengambil langkah selanjutnya itu menjaga hubungan dengan para orangtua murid dengan baik. Selanjutnya bekerja sama dengan orangtua murid dan komunitas lokal untuk memperluas jaringan dan meningkatkan kesadaran akan keberadaan sekolah baru tersebut.
Dengan kerja keras, kesabaran, dan ketekunan, Suhartini dapat membangun reputasi yang baik untuk sekolah baru tersebut dan menumbuhkan minat masyarakat untuk mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah tersebut. Semua upaya dan usaha yang dilakukan sangat membantu sekolah berkembang dan menjadi tempat terbaik bagi pendidikan anak-anak di wilayah tersebut.
Suhartini memiliki prinsip bahwa pelayanan kepada murid, orangtua, dan masyarakat harus selalu baik dan berkualitas. Ia sadar bahwa pelayanan yang baik merupakan kunci untuk mempertahankan kepercayaan dan mendapatkan apresiasi dari para stakeholders. Oleh karena itu, Suhartini selalu menjaga kualitas pelayanan yang diberikan oleh seluruh staff dan guru di sekolah tersebut.
Ia menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan semua pihak agar tercipta kolaborasi yang baik untuk kemajuan sekolah. Dengan prinsip pelayanan yang baik dan silaturahim yang diperkuat, Suhartini berhasil menciptakan lingkungan sekolah yang ramah, bersahabat, dan berprestasi. Sekolah tersebut menjadi tempat yang disukai dan dipercaya masyarakat sebagai tempat pendidikan yang berkualitas dan terbaik. Dedikasi dan komitmen Suhartini sebagai kepala sekolah memberikan dampak positif bagi perkembangan sekolah serta pembentukan karakter anak-anak di masa depan.
Pindah ke Al Azhar Solo.
Pada tahun 2002, setelah kesuksesannya di Semarang, Suhartini mendapat tawaran untuk menjadi Kepala KB-TK Islam Al Azhar 28 di Solo. Meskipun sekolah tersebut merupakan sekolah baru, karena “tugas” dari YPI maka Suhartini menerima tantangan tersebut dengan penuh semangat dan siap memulai dari nol.
Sebagai seorang kepala sekolah baru, Suhartini harus kembali bekerja keras untuk membangun reputasi sekolah, menarik minat calon murid, dan mengembangkan visi pendidikan yang sesuai dengan filosofi dan nilai-nilai Islam. Ia juga harus melakukan berbagai strategi pemasaran dan promosi untuk meningkatkan awareness dan menarik minat masyarakat terhadap sekolah tersebut.
“Meski budaya di Semarang dan Solo sedikit berbeda, namun cara mendapatkan murid dan membangun kepercayaan masyarakat di Solo sama dengan saat di Semarang,” kata Suhartini.
Suhartini menerapkan prinsip pelayanan yang baik dan memperkuat silaturahim dengan semua pihak terkait, seperti orangtua murid, komunitas lokal, serta pihak terkait lainnya. Ia juga fokus pada pembinaan dan pengembangan staf dan guru di sekolah tersebut untuk memastikan kualitas pendidikan yang baik.
Dengan keuletan dan dedikasi yang tinggi, Suhartini berhasil membangun KB-TK Islam Al Azhar 28 Solo menjadi salah satu sekolah unggulan di Solo. Kerja keras dan komitmen yang ia tanamkan dalam memimpin sekolah tersebut memberikan hasil yang positif, baik dari segi peningkatan jumlah murid, prestasi akademis, maupun reputasi sekolah di mata masyarakat.
Memulai Lagi dari Nol
Tiga tahun sukses membangun dan mengembangun KB-TK Islam Al Azhar 28 Solo, 2002-2005, Suhartini kedatangan tamu dari Yogyakarta yaitu Drs HA Hafidh Asrom MM bersama staf yang menyampaikan tentang rencana membuka KB-TK Islam Al Azhar di Yogyakarta. Kemudian atas restu pihak YPI, Hafidh Asrom mengajak Suhartini untuk menjadi kepala sekolanya.
“Sekali lagi, saya tidak bisa mengatakan tidak jika ditugaskan. Saya pun pindah ke Yogyakarta untuk memulai di KB-TK Islam Al Azhar 31 Yogyakarta,” ujarnya.
Tahun 2005, Suhartini menginjakkan kaki dan memulai dari nol lagi untuk bekerja membesarkan sekolah di Yogyakarta. Apa yang dilakukan di Semarang dan Solo menjadi pengalaman berharga bagi Suhartini untuk bisa menjalankan tugasnya di KB-TK Islam Al Azhar 31 Yogyakarta.
Berbagai cara dilakukan untuk menarik murid-murid baru. Bersama staf, Suhartini melakukan kerja keras untuk promosi sekolah dengan menyebar brosur-brosur, mengikukti pameran pendidikan, dan melakukan presentasi di berbagai tempat.
“Saya juga datangi rumah-rumah sakit anak, mall, dan lainnya untuk menyebar brosur. Ikut pameran pendidikan di Gedung Wanitatama dan sebagainya. Saat itu teman-teman pegawai di Yayasan Asram, Asram Furnitur sangat membantu dan berperan, termasuk Bu Mery juga sangat berperan di bagian pemasaran,” kata Suhartini mengenang perjuangan masa lalunya.
Perjuangan Suhartini dan staf ternyata tak sia-sia. Kepercayaan masyarakat tumbuh terhadap keberadaan Sekolah Islam Al Azhar, dan setiap tahun jumlah murid bertambah. Berbagai kegiatan terus dilakukan agar sekolah Al Azhar bisa terus berkembang dengan baik. Kepercayaan masyarakat pun semakin kuat hingga KB-TK Islam Azhar 31 Yogyakarta tumbuh dan berkembang dengan baik.
Suhartini pun aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan pihak Dinas Pendidikan, kemudian aktif dalam Gugus Guru TK. Pada waktu selanjutnya sering diundang menjadi pembicara, hingga dekat dengan aparat di Dinas Pendidikan seperti pengawas dan lainnya.
“Awalnya sekolah Al Azhar masih dipandang sebelah mata. Namun pada perkembangannya semakin dikenal luas masyarakat. Dalam berbagai kesempatan saya menyempatkan untuk promosi Al Azhar,” ujar Suhartini.
Kepala SDIA 31 Yogyakarta
Setelah periode 2005-2010 memimpin KB-TK IA 31 Yogyakarta, Ketua Yayasan Asram Drs HA Hafidh Asrom MM mempercayai Suhartini untuk menjadi Kepala SDIA 31 Yogyakarta. Pada tahun 2010 itu, ia memulai dengan pengalaman baru setelah bertahun-tahun di KB-TK .
Strategi untuk menarik murid baru dilakukan sama dengan yang dilakukan di KB-TK. Namun Suhartini mengembangkan kegiatan promosi yang lebih luas, misalnya dengan mengadakan lomba-lomba untuk murid-murid KB-TK seperti lomba mewarnai dan menggambar.
Berbagai kegiatan promosi tersebut memiliki dampak positif dan mampu menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta.
“Alhamdulillah pada perkembangannya banyak lulusan SD yang diterima di SMP favorit, bahkan ada siswa dengan meraih prestasi juara pertama Olimpiade Sains Nasional,” kata Suhartini.
Periode 2010-2014 sukses membesarkan SDIA 31 Yogyakarta, Hafidh Asrom kembali mempercayai Suhartini menjadi Kepala SMP Islam Azhar 26 Yogyakarta.
Selama 2014 hingga 2017, Suhartini kembali sukses membangun reputasi sekolah sehingga Sekolah Islam Azhar Yogyakarta semakin dipercaya masyarakat. Banyak orangtua menyekolahkan anaknya di Al Azhar karena melihat berbagai prestasi murid dan prestise sekolah. Apa lagi ketika ada siswa yang sukses meraih medali emas pada lomba sains di Kenya, Afika Selatan, serta perolehan peringkat kedua hasil ujian nasional tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta kepercayaan masyarakat terhadap Al Azhar Yogyakarta semakin meningkat.
“Alhamdulillah reputasi dan prestise SMP Islam Azhar 26 Yogyakarta terus meningkat dan kepercayaan masyarakat semakin kuat, dan sekolah pun terus berkembang,” tambah Suhartini.
Akhirnya mulai 2017, Suhartini dinaikkan level jabatannya menjadi Wakil Ketua Bidang Akademik Badan Pengelola dan Pengurus Harian (BPPH) Al Azhar Yogyakarta.
Suhartini lahir di Jakarta 2 April 1967 merupakan lulusan Sarjana Strata 1 UNES Semarang. Kemudian lulus Strata 2 Program Pendidikan IPS di Universitas PGRI Yogyakarta.
Pengabdian adalah Ibadah
Sudah 35 tahun berhikmat di Sekolah Islam Al Azhar, dan kini masih di BPPH Al Azhar Yogyakarta, Suhartini memiliki kesan mendalam bahwa keikhlasan bekerja dan mengabdi selalu diberi kemudahan oleh Allah SWT. Pengabdian akan menambah teman dan saudara, memperluas wawasan, memperkaya keilmuan dan pengalaman.
“Pengabdian dengan ketulusan hati tidak akan sia-sia dan Allah akan selalu memberi jalan terbaik. Pengabdian diniatkan sebagai ibadah, Insya Allah pahala akan dilipatgandakan,” ujar Suhartini.
Ia melihat perkembangkan Sekolah Al Azhar Yogyakarta yang kini menjadi Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS) sungguh luar biasa dan patut disyukuri.
“Saya melihat banyak juga sekolah Al Azhar yang bekerja sama dengan YPI, dari dulu sampai sekarang masih belum berkembang dengan maksimal. Di Yogyakarta, Alhamdulillah Al Azhar sudah ada sekolah internasional,” katanya.
Oleh karena itu, Suhartini mengajak seluruh jajaran Sekolah Islam Al Azhar di Daerah Istimewa Yogyakarta agar bersyukur, tetap bekerja keras, kreatif, inovatif serta memiliki ketulusan dalam mengabdi dan memiliki motivasi bahwa semua pekerjaannya berpahala jariah.
Menurut Suhartini, ada hal sangat menarik dari sosok Hafidh Asrom dalam memulai, membangun, dan mengembangkan Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta yaitu apa yang dilakukannya banyak yang tidak terpikirkan oleh banyak orang dan stafnya. (Chaidir)