Menebar Keajaiban dari Tangan Remaja: Perjalanan Ghozi Jatuh Cinta pada Dunia Sulap

“Sulap itu adalah seni, yang menggabungkan ilusi, kreativitas dan emosi untuk menciptakan rasa kagum serta keajaiban di mata penonton” — Ghozi

Di antara deretan murid kelas XII SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta, ada satu sosok yang selalu berhasil mencuri perhatian. Ia bukan ketua OSIS atau bintang olahraga, tapi seorang remaja dengan kemampuan unik: menebar keajaiban lewat sulap.

Namanya Ghozi, sejak SD ia sudah jatuh cinta pada dunia ilusi. Dengan tangan yang cekatan dan senyum percaya diri, ia mampu membuat kartu, koin, atau karet gelang seolah hidup di antara jemarinya.

“Awalnya cuma iseng lihat video pesulap di YouTube. Tapi lama-lama kok nagih. Aku suka banget lihat ekspresi orang waktu mereka heran dan senang,” ujar Ghozi sambil tersenyum.

Dari Rasa Penasaran Jadi Hobi Serius

Ketertarikan Ghozi pada dunia sulap bermula dari rasa penasaran. Ia kagum pada cara pesulap mengubah hal biasa jadi luar biasa. Dari sana, ia mulai berlatih sendiri di rumah, mencoba trik-trik sederhana dari internet, hingga akhirnya menemukan gaya sulap yang paling cocok dengan kepribadiannya.

Meski belum pernah naik ke panggung besar, Ghozi sering menunjukkan kemampuannya di depan teman-teman. Jam istirahat di kelas sering berubah jadi “mini show” penuh tawa dan tepuk tangan.

“Teman-teman sering minta aku sulap pas istirahat. Kadang malah rebutan mau ditebak kartunya,” ujarnya sambil tertawa.

Belajar Percaya Diri Lewat Sulap

Dari sulap, Ghozi banyak belajar hal penting terutama percaya diri dan komunikasi.

Dulu, ia mengaku pemalu dan jarang berbicara di depan orang banyak. Namun sejak belajar sulap, ia terbiasa berbicara dengan ekspresif dan menjaga kontak mata dengan penonton.

Baca Juga  Tiga Tahun Berturut, SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta Cetak Paskibra Berprestasi

“Sulap ngajarin aku buat nggak takut gagal. Kadang triknya meleset, tapi kita harus tetap tenang dan improvisasi,” katanya.

Menurut Ghozi, kunci sukses dalam sulap bukan hanya teknik, tapi juga bagaimana kita mengelola emosi penonton agar tetap terhibur.

Dukungan dari Sekolah dan Teman-Teman

Guru dan teman-teman Ghozi sangat mendukung hobinya. Banyak yang kagum melihat kesabarannya berlatih dan kesiapannya berbagi ilmu.
Beberapa bahkan mulai penasaran & ingin membongkar trik sulapnya.

Bagi Ghozi, sulap bukan soal menipu, melainkan cara menyebarkan kebahagiaan dan rasa kagum. Ia percaya, keajaiban bisa muncul dari hal-hal sederhana asal dikerjakan dengan tekun dan hati yang tulus.

“Hal yang paling berharga buatku, orang yang nonton sulapku bukan cuma heran, tapi juga senang. Itu tujuan utamaku,” ujar Ghozi menutup perbincangan.

Lewat hobi uniknya, Ghozi membuktikan bahwa setiap remaja punya cara sendiri untuk bersinar. Bukan hanya di atas panggung, tapi juga di tengah teman-teman lewat ketulusan, kreativitas, dan semangat menebar keajaiban. (Frau Rini)