Meneladani Akhlak Rasulullah, KH Aguk Ajak Guru dan Karyawan AYWS Hidupkan Spirit Isra Mi’raj

SLEMAN – Isra Mi’raj merupakan mukjizat besar yang Allah SWT anugerahkan khusus kepada Nabi Muhammad, sebagai peneguhan keimanan sekaligus pengingat bagi umat Islam agar menjadikan Rasulullah sebagai teladan utama dalam membangun pribadi unggul dan berakhlak mulia.

Hal tersebut disampaikan KH Dr Aguk Irawan MN Lc MA, Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Kilmah, Bantul, dalam Kajian Rutin Sabtu Wage: Sima’an Al-Qur’an, Mujahadah, dan Kajian Guru-Karyawan Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS), yang digelar di Masjid Al Hafidh, Kompleks Kampus AYWS Sleman, Sabtu (13/12/2025).

Dalam kajiannya yang mengusung tema “Spirit Isra’ Mi’raj untuk Menjadikan Pribadi Unggul dengan Meneladani Akhlak Rasulullah”, KH Aguk menegaskan bahwa Isra Mi’raj bukan sekadar peristiwa historis, melainkan mukjizat ilahi yang berada di luar jangkauan nalar manusia.

Isra Mi’raj adalah pemberian langsung dari Allah SWT. Mukjizat tidak untuk diperdebatkan dengan logika, tetapi untuk diimani dengan hati dan keyakinan,” ujar KH Aguk.

Ia menjelaskan, perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, lalu naik menembus lapisan langit hingga Sidratul Muntaha dalam satu malam, merupakan bukti kekuasaan Allah SWT yang tidak dapat diukur dengan hukum alam manusia.

Ia mengutip firman Allah SWT dalam Al-Qur’an: Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam…” (QS. Al-Isra: 1) Menurut KH Aguk, ayat tersebut menegaskan bahwa pelaku utama Isra Mi’raj adalah Allah SWT, bukan semata-mata kemampuan Nabi Muhammad sebagai manusia.

Ia menekankan bahwa keterbatasan akal manusia menjadi alasan mengapa mukjizat tidak bisa dijangkau sepenuhnya oleh logika. Mukjizat hadir untuk membuktikan kenabian dan menguji keimanan, terutama pada perkara-perkara gaib yang tidak terlihat. Krena itu, sebagian kaum Quraisy menolak Isra Mi’raj. Namun orang-orang beriman, seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, justru membenarkannya tanpa ragu. “Di situlah kualitas iman diuji,” jelasnya.

Baca Juga  Mengasah Sinergi dan Kebersamaan di Capacity Building International Programme AYWS

Dalam kajian tersebut, KH Aguk juga mengulas makna perjalanan Mi’raj Nabi Muhammad yang ditemani Malaikat Jibril dan bertemu para nabi di setiap lapisan langit, mulai dari Nabi Adam AS di langit pertama hingga Nabi Ibrahim AS di langit ketujuh. Setiap pertemuan, menurutnya, mengandung pesan mendalam tentang tanggung jawab amal, kesucian hati, kesabaran, keteguhan iman, kepemimpinan yang lembut, hingga tauhid yang murni.

Puncak dari peristiwa Isra Mi’raj adalah ketika Rasulullah mencapai Sidratul Muntaha dan menerima perintah salat lima waktu secara langsung dari Allah SWT, tanpa perantara. “Salat adalah hadiah paling istimewa dari Isra Mi’raj. Ia menjadi sarana komunikasi langsung antara hamba dan Tuhannya, sekaligus fondasi pembentukan karakter dan akhlak,” ungkap KH Aguk.

Melalui momentum Isra Mi’raj, KH Aguk mengajak seluruh guru dan karyawan AYWS untuk menjadikan salat dan keteladanan Rasulullah  sebagai kekuatan spiritual dalam menjalankan peran sebagai pendidik. Jika spirit Isra Mi’raj benar-benar dihidupkan, maka akan lahir pribadi-pribadi unggul—cerdas, berintegritas, dan berakhlak mulia seba gaimana akhlak Rasulullah. (Chaidir)