SLEMAN – Sebanyak 32 pengurus OSIS MPK SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta baru saja kembali dari perjalanan studi banding yang seru dan inspiratif di Bandung. Selama empat hari, mulai tanggal 8 hingga 11 Agustus 2024, para pengurus berkesempatan untuk belajar banyak hal, mulai dari pengelolaan organisasi siswa, budaya Sunda, hingga teknologi modern. Perjalanan yang dimulai dari Stasiun Yogyakarta ini menjadi pengalaman tak terlupakan bagi seluruh peserta.
Tujuan utama dari studi banding ini adalah mempelajari praktik terbaik dalam pengelolaan program kerja OSIS dan MPK, sistem kepemimpinan, inovasi kegiatan, serta pengembangan potensi pengurus. Peserta diharapkan dapat memperoleh inspirasi dan pengetahuan baru untuk diterapkan dalam mengembangkan OSIS MPK di sekolah mereka.
Selama kunjungan, para pengurus OSIS dan MPK berkesempatan untuk mengamati langsung program-program unggulan OSIS dan MPK SMP Islam Al Azhar 36 Bandung, seperti sistem rekrutmen dan pelatihan anggota, metode evaluasi program kerja, serta strategi mengatasi tantangan organisasi. Sementara itu, di Institut Teknologi Bandung (ITB), mereka mempelajari tentang kehidupan organisasi mahasiswa khususnya pada penelitian mahasiswa, kegiatan pengembangan diri, dan kontribusi mahasiswa dalam kegiatan social atau dunia kerja.
Dengan melakukan kunjungan ke OSIS MPK SMP Islam Al Azhar 36 Bandung serta ke perguruan tinggi ITB, diharapkan para pengurus dapat mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan serta merumuskan langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut. Hasil dari studi banding ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam menyusun program kerja OSIS dan MPK yang lebih efektif, mengembangkan sistem kepemimpinan yang lebih kuat, serta menciptakan inovasi-inovasi baru dalam kegiatan di sekolah.
Selain itu, studi banding juga menjadi kesempatan bagi para pengurus OSIS untuk memperluas jaringan, berbagi pengalaman, dan belajar dari sesama pemimpin muda. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan semangat kepemimpinan dan motivasi para peserta dalam menjalankan tugasnya sebagai pengurus OSIS dan MPK.
Saat berada di Bandung, untuk meningkatkan kekompakan dan semangat kinerja kepengurusan, pengurus OSIS dan MPK juga diajak mengunjungi Saung Angklung Mang Udjo. Kunjungan ke Saung Angklung Udjo mengajarkan pentingnya melestarikan budaya dan mengembangkan bakat seni. Pengalaman bermain angklung bersama-sama di Saung Angklung Udjo mengajarkan para pengurus OSIS MPK tentang pentingnya kerjasama tim. Untuk menghasilkan harmoni yang indah, setiap anggota harus memainkan perannya dengan baik dan saling mendukung.
“Hal ini sejalan dengan tujuan studi banding, yaitu untuk meningkatkan solidaritas dan kerja sama antar pengurus,” ujar Ketua OSIS SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta Bahas Ole Gunnar.
“Ada banyak kesamaan antara bermain angklung dan bekerja dalam sebuah organisasi,” tambah Rakha, anggota OSIS, “Keduanya membutuhkan kekompakan, kedisiplinan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang berbeda-beda,” tambah Rakha.
Untuk menyegarkan pikiran setelah rangkaian kegiatan yang padat, para peserta diajak mengunjungi Trans Studio Bandung. Selain sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras pengurus OSIS MPK, kunjungan ke taman hiburan ini juga memiliki tujuan edukasi. Peserta belajar tentang berbagai teknologi yang digunakan dalam pembuatan wahana permainan, serta mengapresiasi hasil karya anak bangsa. Selain itu, kunjungan ini juga bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar anggota
Dengan menggabungkan kegiatan studi banding dan kunjungan ke tempat wisata edukatif, diharapkan para pengurus OSIS MPK dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna. Mereka tidak hanya belajar tentang teori kepemimpinan, tetapi juga dapat mempraktikkan langsung apa yang telah dipelajari.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh pengurus untuk terus belajar dan mengembangkan diri,” ujar Siti Fatonah selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kemuridan. “Kami yakin bahwa dengan bekal yang mereka dapatkan, mereka akan mampu membawa perubahan positif bagi organisasi dan sekolah.” (Maria Ulfa Tri Rahmawati)