SLEMAN – Integritas hidup adalah prinsip moral yang melibatkan konsistensi, kejujuran, dan moralitas dalam semua aspek kehidupan seseorang. Pentingnya integritas hidup terletak pada kemampuannya untuk membentuk karakter yang kuat, membangun kepercayaan dengan orang lain, dan menciptakan lingkungan yang sehat dan harmonis.
Integritas hidup juga membantu seseorang untuk membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab, serta menjaga keseimbangan antara nilai-nilai pribadi dan tuntutan masyarakat. Dengan hidup yang berintegritas, seseorang dapat mempengaruhi positif lingkungan sekitarnya dan memberikan dampak yang baik dalam masyarakat.
Masalah integritas menjadi sorotan dalam ceramah Ramadan Wakabid SDM dan Hukum Badan Pengelola dan Pengurus Harian (BPPH) Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta, Drs H Haryanto MSi Psikolog, pada acara buka puasa bersama di Auditorium Kampus Al Azhar Yogyakarta, Sabtu (30 Maret 2024).
Acara buka puasa bersama dihadiri para pimpinan dan karyawan BPPH serta para Kepala Sekolah Islam Al Azhar Sleman, Bantul, dan Wonosari.
Dalam ceramahnya Haryanto mengutip kata-kata bijak dari William Franklin “Billy Graham Jr (Penasihat beberapa Presiden Amerika Serikat). “Ketika seseorang kehilangan hartanya, sebenarnya is tidak kehilangan apa pun”.
Maknanya bahwa kekayaan material tidak sama dengan kekayaan spiritual atau emosional yang sejati. Oleh karena itu, meskipun seseorang kehilangan harta benda, mereka masih memiliki kekayaan dalam bentuk nilai-nilai inti yang membentuk kehidupan mereka.
Kalimat lain yaitu “Ketika ia kehilangan kesehatannya, ia baru kehilangan sesuatu” dan “ketika ia kehilangan karakter, ia pasti kehilangan semuanya”.
Dengan demikian, menurut Aa’ Sentot (panggilan akrab) Haryanto bahwa karakter, akhlak atau dan adab adalah pondasi yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Kehilangan karakter yang baik dapat merusak reputasi seseorang, menghancurkan hubungan dengan orang lain, dan merusak kepercayaan yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
Selain itu, kehilangan karakter dapat mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan dunia di sekitarnya dan memberikan dampak negatif pada kesejahteraan pribadi dan hubungan sosial mereka. Dengan demikian, menjaga karakter yang baik, akhlak yang mulia, dan adab yang baik merupakan bagian integral dari menjalani kehidupan yang bermakna dan bermartabat.
Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tidak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Integritas adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip.
“Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Lawan dari integritas adalah hipokrit atau munafik. Seorang dikatakan mempunyai integritas apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan dan prinsip yang dipegangnya,” tegas Aa’ Sentot.
Dikatakan, esensi integritas adalah akhlak mulia, karakter, kepribadian, kesesuaian atau keharmonisan antara hati, lisan dan tindakan. “Ketidaksesuaian antara hati, lisan dan perbuatan disebut munafik,” tandasnya.
Ia menambahkan, unsur-unsur atau nilai-nilai integritas adalah kejujuran kedisiplinan, kerja keras, tanggung jawab, kesederhanaan, keberanian kemandirian, kepedulian dan adil.
“Sekarang kadang sulit mencari sosok yang jujur. Jujur adalah lurus hati, tidak berbohong, tidak curang. Jadi jujur adalah kesesuaian antara nilai keyakinan dengan pikiran, lisan dan perbuatan,” katanya. (Chaidir)