Khutbah Jumat : Senjata Hidup Bahagia

Oleh: Hendy Kurniawan MPd

 

الحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَى الْمُتَّقِيْنَ الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ وَفَضَّلَهُمْ بِالْفَوْزِ الْعَظِيْمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا أَفْضَلُ الْمُرْسَلِيْنَ، اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ذِي الْقَلْبِ الْحَلِيْمِ وَآلِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الْمَمْدُوْحِيْنَ وَمَنْ تَبِعَ سُنَّتَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَبَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَنَجَا الْمُطِيْعُوْنَ.

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Subhanahu wata’ala,

Marilah kita bersyukur atas segala nikmat dari Allah Subhanahu Wata’ala, kemudian bershalawat kepada Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Selanjutnya marilah kita meningkatkan ketaqwaan kepada Allah untuk mencapai kebahagiaan, baik dunia maupun akhirat.

Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah harta itu berkurang karena sedekah. Dan tidaklah Allah menambahkan terhadap orang yang suka memberi maaf melainkan kemuliaan, serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah melainkan Allah Yang Maha Perkasa lagi Mahamulia akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim).

Itulah pesan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita semua sebagai umatnya. Dalam hadis itu ada tiga hal utama yang harus jadi perhatian kita untuk selanjutnya jadi pemahaman dan karakter diri dalam mengisi kehidupan fana ini. Kalau kita resapi lebih dalam, maka sungguh itu sebenarnya ibarat sebuah bekal atau bahkan senjata untuk menang dalam pertempuran hidup dunia guna memastikan diri selamat dunia dan akhirat. Dalam kata yang lain, siapa memegang senjata itu dengan baik dan tahu cara menggunakannya secara tepat, maka dia akan meraih kemenangan, kebahagiaan atas ridha Allah Ta’ala. Sebaliknya, orang yang hidup tanpa bekal atau persenjataan yang memadai, maka dia akan sangat potensial terkalahkan sebelum bertempur melawan apapun. Oleh karena itu, kita sering mendengar ungkapan bahwa musuh terbesar seseorang adalah hawa nafsu dalam dirinya sendiri. Tiga senjata itu adalah dalam rangka menguatkan diri agar tidak dikuasai oleh hawa nafsu, sehingga menjadi manusia kikir, pendendam, dan sombong.

Baca Juga  Mendapatkan Jiwa yang Tenang

Alquran menerangkan bahwa amalan sedekah adalah ciri utama orang bertaqwa. Allah berfirman:

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۙ ۝٣

“Orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka” (QS al-Baqarah: 3).  Artinya, akan ringan hati seseorang melakukan sedekah jika dia memang memiliki ketaqwaan kepada Allah Ta’ala.

Ciri kedua adalah senang memberi maaf kpada orang lain. Memberi maaf adalah ciri utama orang bertaqwa sebagaimana Allah berfirman:

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ ۝

“Orang-orang yang selalu berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran: 134)

Buya Hamka menerangkan, orang yang bisa memberi maaf adalah orang yang berakal. Karena orang berakal, menurut Buya Hamka, hidup untuk masyarakatnya, bukan mengedepankan egoismenya. Sedangkan orang yang tawadhu adalah orang yang tidak mau hidupnya dibakar di atas tungku kesombongan. Semua perilaku zalim, aniaya, dan jahat tidak akan terjadi kecuali bersumber dari akar kesombongan. Oleh karena itu, kita harus selalu ingat bahwa iblis oleh Allah itu dibenci, dimurkai bukan karena kurang ilmu, tetapi karena kesombongannya. Dari kesombongan itulah iblis memilih jadi pembangkang. Selanjutnya, kita bisa belajar dari sejarah Qarun, sosok yang gemar membaca Taurat, tapi sombong karena harta yang melimpah ruah. Allah tidak menyukai manusia yang sombong. Qarun akhirnya Allah hukum dengan seketika ditelan bumi lengkap dengan semua harta kekayaan yang ia sombongkan.

“Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS an-Nisa': 36).

Ciri ketiga adalah rendah diri kepada Allah dengan maksud menyerahkan setiap urusan di dunia ini kepada Allah Ta’ala. Dengan selalu bersandar kepadaNya, maka segala urusan akan mendapatkan kemudahan. Tidak ada sesuatupun di dunia ini yang tidak luput dari kekuasaan Allah.

Baca Juga  Khutbah Jum'at : Senyum Rasulullah dan Surah Al Kautsar

Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Semua itu adalah ibrah untuk kita ambil hikmah agar hidup tidak terseret pada kesengsaraan dan kita akan mendapatkan kebahagiaan jika berpedoman pada Alquran dan Sunnah. Dengan kita selalu bersedekah, memaafkan, serta menyerahkan urusan kepada Allah Ta’ala maka kebahagiaan akan datang kepada diri kita semua.  Demikianlah khutbah Jumat pada hari ini. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk kebenaran bagi kita semua, dan kita semua selamat di dunia sampai di akhirat.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ، اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ،

فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ،

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ أَنْتَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ،

اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اللّهُمَّ أَمِتْنَا عَلَى الْإِسْلَامِ وَالْإِيْمَانِ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَقِيْمُوا الصَّلَاةَ