SLEMAN – Di para tamu dan peraih penghargaan di Auditorium Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS), Kampus 1 Sleman, nama Agung Widiyantoro MPd diumumkan sebagai “Kepala Satuan Pendidikan Berprestasi 2025”. Tepuk tangan bahagia dan sambutan terdengar ramai, namun sosok sederhana itu justru tetap menunjukkan rendah hati, seakan ingin berkata bahwa penghargaan bukanlah miliknya seorang, melainkan milik semua yang berjuang bersamanya.
Perjalanan Agung di dunia pendidikan tidaklah instan. Ia memulai kariernya dari ruang kelas yang sederhana, menjadi guru muda dengan semangat yang kadang jauh lebih besar daripada fasilitas yang tersedia. Saat itu, Agung percaya bahwa mendidik bukan hanya soal materi pelajaran, tetapi tentang membangun karakter dan menanamkan keyakinan pada setiap anak.
Kerja keras dan berpikir panjang serta serius dalam mengabdi sebagai seorang pendidikan dilalui dengan penuh suka cita. Mendampingi para siswa dalam berbagai kegiatan hingga kadang pulang malam dilakukan dengan penuh keikhlasan dan semangat tinggi. Dari situlah ia belajar bahwa menjadi guru berarti juga menjadi sahabat, tempat curhat, bahkan orang tua kedua bagi murid.
Dedikasi dan konsistensinya perlahan mengantarkannya ke posisi yang lebih besar. Dari seorang guru biasa, ia dipercaya menjadi seorang menakhodai SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta. Meski jabatannya meningkat, satu hal yang tidak berubah adalah kesederhanaannya. Ia tetap sosok yang sering menyapa siswa di koridor, menyalami guru satu per satu, bahkan tak sungkan ikut mengangkat kursi ketika ada kegiatan di sekolah.
Murid-Murid Berprestasi: Buah dari Perjuangan
Kepemimpinan Agung membawa SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta menjadi sekolah dengan prestasi terbanyak di ajang Puspresnas (Pusat Prestasi Nasional) Tahun Ajaran 2024/2025. Ratusan siswa menorehkan pencapaian, dan enam di antaranya menjadi representasi kegemilangan sekolah:
- Arinda Maharani Dewananto
- Audy Zahratunnafisa Tirta
- Rado Nafis Farras
- Renata Louise Alexandra Pattinussa
- Amel Zahra Prayoga
- Athallah Ahmad Rashad
Bagi Agung, keberhasilan murid-muridnya adalah penghargaan yang paling membahagiakan. Senyum mereka ketika berhasil meraih juara jauh lebih indah dari piala apa pun
Momen Menggetarkan di Hari Kemerdekaan
Puncak kebahagiaan sekaligus haru hadir pada 17 Agustus 2025, ketika pada upacara kemerdekaan, namanya kembali disebut. Kali ini bukan untuk piala atau piagam, melainkan untuk hadiah umrah dari Yayasan Asram/BPPH AYWS. Saat pengumuman itu disampaikan, suasana hening berubah menjadi riuh, disertai mata yang basah.
Wajah Agung terlihat bahagia, senyumnya memancarkan hati yang memacarkan rasa penuh syukur dan semangatnya seperti berkibarnya sang merah putih di langit. Namun ia sadar, hadiah itu bukan sekadar perjalanan ibadah, tetapi sebuah tanda bahwa perjuangan mendidik adalah jalan panjang yang kelak dibalas Allah dengan keberkahan.
“Penghargaan dan hadiah umrah ini tidak hanya untuk saya pribadi, tetapi juga untuk seluruh keluarga besar SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta. Ini pengingat untuk saya bahwa bekerja itu bukan tujuan hidup, melainkan perantara hidup yang bernilai ibadah. Semoga keberkahan ini menjadi penyemangat bagi kita semua untuk terus mengabdi, berinovasi, dan memberikan yang terbaik bagi pendidikan anak bangsa.”
Tak kalah penting bahwa Agung juga suskes membawa SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta sebagai “Sekolah Teraktif dalam Website dan Konten Media Sosial” – sebagai wujud semangat berbagi informasi, inspirasi, dan literasi digital bagi masyarakat luas dari 16 sekolah Al Azhar di Yogyakarta. Sekolahnya meraih peringkat 1 dari seluruh unit sekolah yang di AYWS.
Semangat Kemerdekaan, Semangat Pengabdian
Di bulan kemerdekaan ini, kisah Agung Widiyantoro seakan menyambung semangat para pahlawan. Jika dahulu bangsa ini merdeka dengan darah dan air mata, maka para pendidik hari ini berjuang dengan ilmu, kasih sayang, dan pengabdian tanpa pamrih.
SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta kini bukan hanya dikenal sebagai sekolah berprestasi, tetapi juga sebagai rumah yang menumbuhkan nilai, teladan, dan semangat hidup. Dan di balik semua itu, berdiri sosok sederhana bernama Agung Widiyantoro, yang selalu percaya bahwa setiap langkah kecil dalam pendidikan adalah ibadah yang akan berbuah manis. Baginya setiap prestasi adalah amanah, setiap keberhasilan adalah tanggung jawab
Di antara piala-piala dan penghargaan yang terpajang di sekolah, yang paling berharga bukanlah benda yang bisa disentuh, melainkan doa-doa tulus dari murid, para guru dan karyawan. (Frau Rini)
