Al Azhar Yogyakarta World Schools Mantapkan SDM Berakhlak Mulia sebagai Kunci Keberlanjutan

SLEMAN – Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS) menegaskan kembali komitmennya untuk menjadikan akhlak mulia sebagai budaya kerja inti seluruh sumber daya manusia (SDM).

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Bidang Hukum dan SDM BPPH AYWS, Drs H Haryanto MSi Psikolog, saat menjadi pembicara dalam acara Pembinaan Awal Pegawai AYWS di Auditorium Al Hafidh Kampus 1 AYWS, Jumat (12/9/2025).

Dalam pemaparannya, Haryanto menekankan bahwa SDM adalah unsur terpenting bagi keberlangsungan organisasi, lebih utama dibandingkan sumber daya alam. “Core bisnis kita adalah pendidikan, yaitu membangun adab, akhlak, dan karakter. Itulah yang membedakan Al Azhar, dan itulah yang harus menjadi ruh kita semua,” jelasnya.

Haryanto pernah menjadi Wakil Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada itu mengutip pandangan Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan bukan sekadar pengajaran (taklim), tetapi juga tarbiyah yang meliputi cipta, rasa, dan karsa. Pendidikan harus melahirkan insan berilmu sekaligus beradab, berakhlak, dan berkarakter. “Inilah dasar yang harus kita pegang di AYWS. Kita bukan hanya mencetak anak pintar, tetapi juga manusia yang berkarakter dan berakhlak mulia,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya adaptasi terhadap perubahan. “Perubahan adalah sunatullah. Organisasi yang ingin bertahan harus adaptif. Al Azhar Yogyakarta mampu berkembang menjadi Al Azhar Yogyakarta World Schools karena mampu beradaptasi. Pertanyaannya, apakah semua siap? Jawabannya harus dimulai dari diri sendiri,” tegasnya.

Semua adalah Guru

Dalam kesempatan tersebut, Haryanto menegaskan prinsip dasar SDM AYWS. Setiap pegawai, baik guru maupun karyawan, memiliki peran ganda yang melekat. “Semua SDM AYWS adalah guru, semua guru adalah guru agama. Semua SDM adalah marketing, sekaligus ustadz, musyrif, musyrifah, bahkan kiai bagi lingkungannya,” jelasnya.

Baca Juga  Pesan Menyentuh Bunda Siti Iringi Akhirussanah SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta

Dengan prinsip ini, menurutnya, setiap individu harus sadar bahwa ia membawa identitas lembaga ke tengah masyarakat. Apa pun peran yang dijalani, setiap pegawai adalah wajah AYWS yang dituntut memberi keteladanan.

Haryanto kemudian menguraikan konsep “BERAKHLAK MULIA” sebagai pedoman budaya kerja di lingkungan AYWS. Nilai ini meliputi keberanian karena benar, sikap empati, respek, amanah, kompetensi, serta harmoni yang selaras dan seimbang. Di dalamnya juga terdapat loyalitas, kemampuan adaptif, semangat kolaboratif, sikap manusiawi, keunggulan, layanan prima, ketulusan yang dibarengi integritas, serta semangat asah, asih, dan asuh.

“Nilai-nilai ini bukan sekadar slogan, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan sehari-hari. Dari pikiran lahir ucapan, dari ucapan lahir tindakan, dari tindakan lahir kebiasaan, lalu terbentuklah karakter yang menentukan nasib kita,” terang Haryanto.

Membentuk Habit

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa Al Azhar sudah terlanjur besar, dikenal, bahkan mudah viral. Karena itu, tantangan besar yang dihadapi bukan lagi soal pengenalan, melainkan bagaimana membentuk kebiasaan atau habit berakhlak mulia dalam keseharian.

“Kompetisi di dunia pendidikan sangat ketat. Maka tugas kita adalah menjaga marwah lembaga ini dengan habit yang baik. Jangan sampai kebesaran yang sudah dicapai runtuh karena kelalaian kita dalam hal akhlak,” katanya.

Haryanto menyinggung filosofi seorang guru yang berbeda dengan profesi lain. Ia mengibaratkan dokter yang memberikan resep tanpa harus mengonsumsinya sendiri. Sementara guru, menurutnya, justru harus “meminum obat” yang ia resepkan. “Guru bukan hanya memberi aturan, tapi juga menjalani, bahkan dengan dosis lebih tinggi. Itulah riadah, laku, tirakat, dzikir, wirid, doa, dan amal nyata seorang guru sebagai teladan,” jelasnya.

Ia mengingatkan penguatan visi YPI Al Azhar dan Yayasan Asram, yakni melahirkan cendekiawan muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, percaya diri, berkepribadian kuat, berwatak pejuang, serta mampu mengembangkan diri dan bertanggung jawab terhadap umat dan bangsa.

Baca Juga  Semangat Kemerdekaan dalam Gebyar Lomba Ceria SD Islam Al Azhar 38 Bantul

“AYWS Jaya, AYWS Berkah, Stop Narkoba, Stop Bullying. Itulah jargon kita bersama. Mari kita siap, karena seluruh warga Al Azhar adalah keluarga besar yang wajib berakhlak mulia,” kata Haryanto disambut semangat peserta. (Chaidir)