SEBUAH rumah tangga adalah panggung di mana peran orang tua tampil sebagai sutradara utama dalam memainkan peran kunci pada kehidupan anak-anak. Namun, seringkali peran ayah dalam panggung ini kurang mendapat sorotan yang layak.
Sebagai pahlawan tanpa jubah dalam rumah tangga, ayah tidak hanya berperan sebagai tulang punggung keluarga, namun juga sebagai mentor, teman bermain dan sosok yang memberikan kepastian dalam perjalanan hidup anak-anaknya.
Adanya sosok ayah namun tidak menjalankan perannya secara fisik, emosional, maupun psikologis dapat menyebabkan seorang anak merasakan ketidakhadiran ayah atau sering disebut sebagai fatherless.
Di dunia barat, fatherless biasanya disebabkan oleh kedua orang tua sang anak yang belum menikah dan sang ayah enggan untuk memenuhi perannya secara materi maupun non fisik, sedangkan di Indonesia umumnya terjadi pada kedua orang tua yang telah menikah namun sang ayah tidak merasa wajib mengambil peran sebagai ayah secara emosional maupun psikologis dengan baik.
Qori Zuroida selaku perwakilan tim sosialisasi UNS dalam program “Peran Ayah dalam Proses Menurunkan Tingkat Fatherless Country Nomor 3 Terbanyak Di Dunia” (2021) menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia pada aspek ketidakhadiran ayah atau fatherless. Hal tersebut didukung oleh data menurut Badan Pusat Statistik (2021), jumlah anak yang hidup tanpa ayah di Indonesia meningkat dari 9,54% pada tahun 2018 menjadi 10,58% pada tahun 2020.
Lalu bagaimana bentuk keterlibatan ayah yang benar?
Keterlibatan ayah (father involvement) merupakan suatu bentuk partisipasi aktif dan positif yang dilakukan oleh ayah dalam pengasuhan, dilakukan secara terus – menerus serta melibatkan inisiatif, interaksi fisik, kognitif maupun afeksi pada anak.
Keterlibatan ini dijelaskan lebih lanjut dalam dimensi keterlibatan ayah yaitu:
Paternal Engagement (Interaksi), dimensi ini menjelaskan tingkat interaksi ayah bersama anak baik itu saat bermain maupun bersantai dengan anak. Contoh kegiatan yang menggambarkan paternal engagement yaitu ketika membantu memakaikan baju, makan bersama dengan anak, bermain bersama, berbincang mengenai keseharian anak hingga meluangkan waktu saat sang ayah sedang sibuk bekerja.
Paternal Accessibility (Aksesibilitas), dimensi ini menjelaskan kesediaan/insiatif ayah untuk terlibat dalam setiap aktivitas harian anak. Interaksi ini tidak hanya dalam bentuk fisik seperti dimensi pertama namun juga dalam bentuk interaksi tidak langsung (secara emosi dan psikologis). Contoh interaksi pada dimensi paternal accessibility di antaranya berupa kesediaan maupun kehadiran ayah mendengarkan cerita anak yang bersifat emosional, hadir dan mendukung kegiatan perlombaan yang anak ikuti hingga mengajarkan aturan atau norma yang ada di masyarakat.
Paternal Responsibility (Tanggung jawab). Dimensi ini memiliki bentuk keterlibatan yang meliputi pengajaran tanggung jawab maupun keterlibatan ayah dalam memahami, memenuhi hingga memastikan kebutuhan anak terutama yang paling dasar itu terpenuhi. Contoh keterlibatan dalam dimensi ini dapat berupa ayah membantu mengarahkan perencanaan masa depan anak, ayah memenuhi semua kebutuhan anak tanpa anak harus meminta terlebih dahulu, membantu dan mengajarkan anak mengambil keputusan, dan sebagainya.
Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keterlibatan ayah?
Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi keterlibatan ayah dalam pengasuhan yaitu motivasi yang dapat dilihat dari keinginan, kesadaran hingga komitmen ayah untuk terlibat dalam mengasuh anak. Lalu kemampuan dan kepercayaan diri yang dapat berasal dari pengalaman masa lalu ayah saat masa kecil maupun pemahaman tentang pentingnya keterlibatan ayah dapat mempengaruhi tingkat keterlibatan ayah dalam pengasuhan.
Dukungan sosial terutama dari pasangan dan tidak adanya hambatan institusional seperti tempat bekerja juga mempengaruhi tingkat keterlibatan ayah. Hal tersebut didukung dari penelitian Wijayanti & Fauziah (2020), mendapatkan hasil berupa sebesar 83,80% hambatan yang dirasakan ayah untuk terlibat dalam pengasuhan diakibatkan oleh tuntutan pekerjaan atau sibuk bekerja, 12,2% tidak memiliki ilmu dalam pengasuhan dan 4,10% menganggap anak adalah urusan istri.
Rendahnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan pada anak dapat menimbulkan hambatan dalam proses perkembangan anak. Hambatan tersebut dapat berbentuk penurunan prestasi akademik, rendahnya kontrol diri, terjadi hambatan dalam pembentukan identitas maupun peran seksual, kesulitan dalam beradaptasi, memunculkan gangguan perilaku menyimpang, gangguan mood, penyimpangan perilaku seksual dan sebagainya.
Jadi… Apa yang dapat dilakukan ayah untuk meningkatkan keterlibatan dalam pengasuhan?
Terdapat berbagai cara untuk meningkatkan kualitas keterlibatan ayah dengan anak dalam pengasuhan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh yaitu:
• Rencanakan liburan bersama dengan keluarga
• Menyempatkan untuk menghadiri maupun mendukung acara anak di sekolah
• Menyisihkan waktu untuk bermain bersama anak setelah bekerja
• Memberikan contoh perilaku anak yang baik
• Membiasakan melakukan kontak fisik dan memberikan kalimat positif/pujian pada anak
• Menggantikan shift malam yang dilakukan ibu untuk mengasuh hingga menjaga anak
• Membantu menidurkan anak seperti membacakan cerita terlebih dahulu maupun mendengarkan cerita anak
Dengan demikian, tidak dapat kita pungkiri bahwa keterlibatan aktif seorang ayah memiliki peran sentral dalam pembentukan pondasi keluarga yang seimbang dan perkembangan anak yang berkualitas.
Melibatkan diri secara positif dalam kehidupan anak tidak hanya memberikan dukungan emosional, tetapi juga menciptakan lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan dan pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu, kita perlu mengakui dan mendorong keterlibatan ayah sebagai unsur penting dalam pembentukan generasi penerus yang kuat dan berkualitas.
Ditulis oleh: Ulayya Diva Devina (Asisten Layanan Psikologi Al Azhar Yogyakarta)
REFERENSI
Wijayanti, R. M., & Fauziah, P. Y. (2020). KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN ANAK. JIV-Jurnal Ilmiah Visi, 15(2), 95 – 106. https://doi.org/10.21009/JIV.1502.1
Hastuti, D. (2021, Oktober 5). Angka Fatherless di Indonesia Terbanyak Ketiga, Mahasiswa UNS Buat Proyek Edukasi Peran Ayah. UNS. https://uns.ac.id/id/uns-update/angka-fatherless-di-indonesia-terbanyak-ketiga-mahasiswa-uns-buat-proyek-edukasi-peran-ayah.html
Ika. (2023, Mei 22). Psikolog UGM Beberkan Dampak Minimnya Keterlibatan Ayah Dalam Pengasuhan. UGM. https://ugm.ac.id/id/berita/23757-psikolog-ugm-beberkan-dampak-minimnya-keterlibatan-ayah-dalam-pengasuhan/
Ramadhani, N. (2020). FATHER INVOLVEMENT SEBAGAI PREDIKTOR TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA REMAJA (Doctoral dissertation, Universitas Bosowa).