SLEMAN – Suasana Auditorium Al Hafidh Kampus 1 Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS) terasa berbeda pada Kamis pagi, 8 Mei 2025. Sebanyak 110 siswa dan guru dari SMP IT Baitul Izzah, Nganjuk, Jawa Timur, memadati ruangan untuk melakukan studi tiru ke salah satu satuan pendidikan yang kini tengah menjadi sorotan nasional yaitu SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta.
Rombongan ini disambut langsung oleh Kepala Satuan Pendidikan SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta, Agung Widiyantoro MPd, beserta jajaran guru dan pengurus OSIS. Dalam sambutannya yang hangat namun penuh makna, Agung tidak hanya memperkenalkan sekolahnya, tetapi juga memaparkan filosofi pendidikan yang mendasari transformasi besar di bawah kepemimpinannya.
“SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta adalah tempat di mana adab bersatu dengan teknologi, leadership, sains, dan entrepreneurship,” ujar Agung membuka presentasinya.
Tak hanya Agung, dalam kesempatan itu hadir pula Muhammad Yusuf Achtar Satriawan, salah satu siswa berprestasi, yang dengan percaya diri ikut mempresentasikan keunggulan sekolahnya kepada para tamu. Keduanya berbicara bergantian, menyampaikan perjalanan dan prestasi yang telah diraih oleh SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta hingga masuk dalam 20 besar sekolah berprestasi tingkat nasional.
Agung menjelaskan, SMA Islam Al Azhar 9 mengusung kombinasi kurikulum yang unik namun relevan dengan zaman. Kelas X dan XI menggunakan Kurikulum Merdeka, sementara Kelas XII masih mengacu pada Kurikulum 2013. Di samping itu, sekolah ini menerapkan Kurikulum Direktorat Dikdasmen YPI Al Azhar yang fokus pada pengembangan empat pilar utama yakni olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik).
Muatan kurikulum, lanjut Agung, kaya dengan pembelajaran kehidupan nyata, mulai dari life skills, technopreneurship, riset dan sains, hingga pembentukan wawasan global melalui Global Citizenship Education.
“Kami ingin menciptakan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh, beradab, dan siap berkontribusi secara global,” ujar Agung dengan tegas.
Model Pembelajaran Abad 21
Untuk menunjang capaian pembelajaran tersebut, SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta mengimplementasikan berbagai model pembelajaran aktif dan kolaboratif. Mulai dari Project Based Learning, Problem Based Learning, Cooperative Learning, hingga Work Based Learning.
“Anak-anak kami tidak hanya belajar dari buku atau guru, tetapi dari tantangan-tantangan nyata yang mereka pecahkan sendiri,” jelas Agung.
Budaya Sekolah yang Mendidik Hati dan Akal
Ciri khas lain yang diperkenalkan oleh Agung adalah budaya sekolah yang kuat dan mendalam. Ia menyebut bahwa inti dari semua budaya sekolah ini adalah Adab dan Quran. “Adab adalah pondasi, sementara Al-Qur’an adalah cahaya yang menuntun,” ucapnya.
Budaya sekolah ini menyatu dalam berbagai program seperti Sekolah Ramah Anak, Sekolah Anti-Bullying, Sekolah Kolaboratif, hingga Sekolah Kreatif dan Enterpreneur. Slogannya jelas: Empowering Creative Mind.
Di sekolah ini pula berlaku filosofi “One Student, One Achievement”, di mana setiap siswa didorong untuk menemukan dan mengembangkan potensi terbaiknya — baik akademik maupun non-akademik.
Program Baru dan Unggulan
Agung mengatakan, salah satu kekuatan lain yang tak luput dari perhatian adalah penguasaan bahasa asing. Selain Bahasa Inggris dan Arab, SMA Islam Al Azhar 9 juga membuka kelas Bahasa Jerman, Jepang, dan mulai tahun ajaran 2025/2026 akan ditambahkan Bahasa Mandarin.
“Kami ingin membuka jendela dunia untuk anak-anak. Bahasa adalah alat untuk menjelajah dan berkolaborasi global,” ujar Agung.
Program unggulan terbaru yang dipaparkan adalah Fast Track Preparation Study to University, sebuah jalur percepatan belajar bagi siswa-siswa berbakat untuk menyelesaikan pembelajaran SMA dalam dua tahun dan memanfaatkan satu tahun tersisa untuk persiapan intensif menuju universitas dalam maupun luar negeri.
Program ini mencakup:
- Bimbingan intensif TPS, TO, dan pemetaan jurusan
- Persiapan sertifikasi TOEFL/IELTS dan penulisan motivation letter
- Pengenalan program studi di PTN dan universitas luar negeri
Riset dan Technopreneurship Jadi Andalan
Agung juga menekankan bahwa konsentrasi riset dan technopreneurship menjadi dua hal yang kini mendapat perhatian khusus. Dalam bidang riset, siswa diarahkan untuk menghasilkan karya berbasis jurnal ilmiah, praktikum, hingga mengikuti lomba nasional dan internasional. Sedangkan di bidang technopreneurship, siswa diajak mengembangkan keterampilan coding, VR/AR, desain grafis, hingga manajemen bisnis digital.
“Di era saat ini, literasi digital dan sains adalah keharusan. Tapi lebih dari itu, kemampuan untuk menciptakan dan berinovasi adalah nilai tambah yang tak bisa ditawar,” kata Agung.
SMA Islam Al Azhar 9 juga membimbing siswa untuk mengajukan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) atas produk atau riset yang mereka hasilkan.
Kunjungan SMP IT Baitul Izzah Nganjuk ini tak hanya menjadi sarana belajar bagi para tamu, tapi juga menjadi momentum refleksi dan penguatan bagi SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta. Tidak sedikit banyak yang terinspirasi dengan bagaimana sekolah ini menyeimbangkan adab dan teknologiIni bukan hanya sekolah, ini laboratorium masa depan.
Agung Widiyantoro menegaskan bahwa semua pencapaian ini bukanlah hasil instan, melainkan buah dari kerja keras kolektif dan konsistensi dalam membangun budaya yang kuat. “Sekolah ini bukan hanya mencetak lulusan, tapi membentuk insan,” ucapnya.
Dengan pendekatan berbasis adab, didukung teknologi dan kolaborasi global, SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta benar-benar tampil sebagai model sekolah masa depan — yang berpijak kuat pada akar, dan menatap jauh ke cakrawala. (Chaidir)
Baca Juga : SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta Gelar Workshop Studi di Taiwan