SLEMAN – Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, khususnya gempa bumi, murid SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta mengikuti simulasi mitigasi bencana bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman. Kegiatan yang berlangsung Jumat (30 Agustus 2024) melibatkan seluruh murid kelas 7,8, dan 9, guru serta karyawan sekolah.
Simulasi diawali dengan pengondisian murid di lapangan. Fokus utama pelatihan ini adalah mengenalkan cara-cara perlindungan diri saat terjadi gempa bumi, mengingat tingginya aktivitas seismik di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya serta kondisi struktur bangunan sekolah yang menjulang tinggi hingga lima lantai.
Kegiatan ini turut serta menghadirkan para ahli dari BPBD Kabupaten Sleman. Pihak BPBD memberikan dukungan penuh dengan mengirimkan tim ahli dalam Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana diantaranya Ismardiyanto, Yudhi Wahyu Cahyana, Ade Bayo Bagasworo ST dan Agaton Sulistyanto ST yang secara langsung memberikan materi dan arahan kepada peserta simulasi.
Kepala bidang pencegahan dan kesiapsiagaan, Haenry Dharma Widjaja, SH MPd juga hadir untuk memberikan arahan dan instruksi secara langsung kepada seluruh peserta.
Dalam simulasi, anggota PMR SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta memegang peran yang sangat penting. Sebagai garda terdepan dalam penanganan bencana di sekolah, anggota PMR dilatih untuk bertindak cepat dan tepat dalam memberikan pertolongan pertama pada korban. Sebelumnya, mereka telah mengikuti pelatihan bersama PMI Kabupaten Sleman untuk mempelajari teknik-teknik pertolongan pertama yang benar.
Anggota PMR praktik langsung dalam simulasi bencana dimulai dengan munculnya bunyi sirine pertanda bahwa sedang terjadi gempa bumi. Menurut salah satu anggota PMR kegiatan ini sebagai latihan dasar bagaimana sikap yang harus diambil ketika ada korban.
“Senang, bisa menolong orang, misal ada kejadian beneran bisa ikut membantu meskipun ilmunya belum banyak,” ungkap Raka Abimanyu, murid kelas 8 Al Hazen.
Respons yang antusias juga diungkapkan oleh Quincy murid kelas 8 Al Khawarizmi, “Melalui PMR, kita belajar banyak tentang pertolongan pertama dan jenis-jenis luka yang dapat ditangani sebelum dibawa ke rumah sakit.”
Setelah simulasi berlangsung, tim BPBD Sleman melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan simulasi. Aspek-aspek yang dinilai meliputi kecepatan respon murid, ketepatan prosedur evakuasi, dan kualitas pertolongan pertama yang diberikan. Hasil evaluasi ini akan menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan dan peningkatan kesiapsiagaan di lingkungan sekolah.
Wakil Kepala Sekolah SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta Bidang Kurikulum Fatwa Ika Widharti SSi Gr berharap kegiatan simulasi ini dapat meningkatkan kesadaran murid akan pentingnya kesiapsiagaan bencana. “Kami ingin menjadikan sekolah ini sebagai sekolah tanggap bencana, di mana seluruh warga sekolah siap menghadapi segala kemungkinan bencana,” ujar Fatwa Ika.
Simulasi bencana yang dilakukan di SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta memberikan pesan yang sangat berharga bagi seluruh keluarga di sekolah. Bencana alam dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, sehingga kesiapsiagaan menjadi kunci utama untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Melalui pelatihan dan simulasi mitigasi bencana seperti ini, kita semua dapat mempersiapkan diri baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat untuk menghadapi bencana dengan lebih baik. (Fajar Arif)