Doa Bersama di Puncak Gedung AYWS, Menggapai Sukses Hakiki Bersama Anak dan Orangtua

SLEMAN – Suasana haru dan penuh makna menyelimuti lantai 10 Gedung Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS) Kampus Gamping pada Kamis (8/5/2025). Di tempat yang berada di ketinggian tersebut, puluhan siswa kelas 6 SD Islam Al Azhar 55 Internasional Yogyakarta berkumpul bersama orang tua mereka dalam sebuah acara doa bersama menjelang ujian akhir Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) yang akan digelar pada 19–21 Mei 2025.

Acara ini tidak hanya menjadi momentum spiritual, tetapi juga menjadi ruang refleksi mendalam bagi para siswa dan orang tua dalam memaknai arti sukses dan kebahagiaan sejati. Kepala SD Islam Al Azhar 55 Internasional Yogyakarta, Miftakhur Risal, turut hadir dalam kegiatan ini sebagai bentuk dukungan moral dan semangat bagi seluruh siswa.

Hadir sebagai narasumber utama, H. Muhammad Shodiqin SAg, selaku Kepala Bagian Syiar dan Dakwah Badan Pengelola dan Pelaksana Harian (BPPH) Al Azhar Yogyakarta, menyampaikan wejangan menyentuh tentang makna kebahagiaan hakiki dan kesuksesan dalam perspektif Islam.

Dalam tausiyahnya, H Muhammad Shodiqin mengangkat tema “Menggapai Prestasi Tanpa Henti untuk Mencapai Kebahagiaan Hakiki”. Ia menekankan bahwa hidup bahagia memerlukan dua syarat utama yaitu tercapainya semua keinginan dan hadirnya lebih banyak respons positif dibandingkan respons negatif dari lingkungan sekitar.

Namun lebih dalam, Ia mengingatkan bahwa ada tiga bentuk kebahagiaan yang tak bersyarat yakni menjadi orang yang beriman, pandai bersyukur, dan selalu bersabar. “Inilah kebahagiaan sejati yang tak lekang oleh waktu dan situasi,” ujarnya.

Dalam penggalan tausiyahnya yang paling menyentuh, Pak Shod, panggilan akrab Muhammad Shodiqin, menyoroti fenomena orang tua zaman sekarang yang seringkali lebih fokus pada kebahagiaan duniawi anaknya dibandingkan pendidikan akhlaknya. “Prinsip mereka adalah membahagiakan anak, yang penting anak senang. Padahal kebahagiaan hakiki itu buah dari iman, bukan dari terpenuhinya semua permintaan,” tegasnya.

Baca Juga  Visitasi Badan Musyawarah Perguruan Swasta ke SD Islam Al Azhar Internasional 55 Yogyakarta

Ia mengajak para orang tua untuk kembali pada pendidikan akhlak dan nilai agama, terutama dalam mendidik anak menghadapi tantangan zaman dan pergaulan. Salah satu poin penting yang disampaikan adalah etika dalam bergaul dengan lawan jenis yaitu menundukkan pandangan, menjaga batas pergaulan, berpakaian sopan, serta menghindari khalwat dan sentuhan fisik.

Doa, Jalan Menuju Kesuksesan Sejati

Momen haru ketika setiap siswa diminta menyampaikan cita-citanya satu per satu, dan orang tua yang duduk di samping mereka diminta mengaminkan doa tersebut. Suasana haru, pelukan, dan doa lirih pun mengalir di ruangan yang terbuka ke langit Yogyakarta itu.

“Doa adalah kunci kesuksesan. Usaha tanpa doa adalah kesombongan. Sebaliknya, doa tanpa usaha hanyalah lamunan,” ujar H. Muhammad Shodiqin. Ia menekankan bahwa doa adalah bentuk komunikasi dengan Allah, sebuah ikhtiar yang lahir dari kesadaran untuk berubah dan menjadi lebih baik.

Menurutnya, kesuksesan sejati bukanlah semata hasil akademik yang tinggi, melainkan saat seseorang mampu menjadi anak yang saleh, yang terus mendoakan orang tuanya, menjadi amal jariyah, dan bermanfaat bagi sesama. Ia pun membedakan dua jenis kesuksesan yaitu sukses imitasi—yang hanya terlihat di luar, namun kosong secara akhlak, dan sukses hakiki—yakni ketika seseorang menjadi pribadi yang benar, baik, dan mulia di hadapan Allah.

Menjelang ASPD dengan Hati yang Tenteram

Dengan semangat dan keteguhan hati yang ditanamkan melalui kegiatan ini, para siswa kelas 6 Al Azhar 55 Internasional kini tak hanya siap menghadapi ASPD secara akademis, tetapi juga secara spiritual dan emosional. Mereka belajar bahwa nilai bukanlah segalanya, tetapi akhlak dan ketulusan niat untuk berusaha dan berdoa adalah landasan dari kesuksesan yang sejati.

Di akhir acara, lantunan doa bersama kembali menggema, menembus langit pagi di lantai tertinggi AYWS. Di antara hembusan angin dan gemuruh harapan, para siswa dan orang tua saling menguatkan. Sukses dunia, semoga berpadu dengan sukses akhirat.

Baca Juga  Muhammad Kilat Samudra Raih Juara 1 Pencak Silat Piala Bupati Lawu Open 2025

Kejujuran

Sementara itu sebuah pesan bermakna datang dari Kepala Satuan Pendidikan SD Islam Al Azhar 55 Internasional Yogyakarta, Miftakhur Risal. Ia mengajak seluruh siswa menjadikan momen ujian bukan hanya sebagai tolak ukur pengetahuan, tetapi juga sebagai ajang pembuktian karakter, khususnya kejujuran.

Dalam arahannya kepada para siswa, Miftakhur Risal menyampaikan bahwa ujian tidak hanya berbicara tentang nilai di atas kertas. Ujian, menurutnya, adalah medan ujian moral yang mengandung dua kemungkinan yaitu mendapatkan pujian atau menerima hinaan.

“Siapa yang jujur dalam ujian, akan mendapat pujian. Tapi siapa yang curang, bisa mendapat hinaan,” ujarnya tegas namun penuh kelembutan.

Bagi Miftakhur Risal, keberhasilan sejati bukan semata-mata soal angka, melainkan tentang bagaimana seseorang menjalaninya dengan penuh tanggung jawab. “Nilai tinggi tidak akan berarti jika diraih dengan cara yang tidak jujur,” lanjutnya. “Sebaliknya, nilai yang mungkin biasa saja akan sangat bermakna jika diperoleh melalui usaha sendiri yang jujur dan sungguh-sungguh.”

Semangat kejujuran dalam ujian ini sejalan dengan visi SD Islam Al Azhar 55 Internasional Yogyakarta, yang tidak hanya fokus pada kecerdasan akademik, tetapi juga pembentukan karakter yang kuat. Nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kesungguhan terus menjadi bagian penting dalam keseharian pendidikan.

Dengan menanamkan nilai ini sejak dini, sekolah berharap para siswa akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia—mereka yang kelak di masyarakat tidak hanya dikenang karena prestasinya, tetapi juga karena integritasnya. (Chaidir)

Baca Juga : SD Islam Al Azhar 55 Internasional Yogyakarta

Baca Juga : SD Islam Al Azhar 55 Yogyakarta Dukung Program SIGAP