Dokter Spesialis Jantung Berikan Pelatihan ‘Bantuan Dasar Hidup’ kepada Para Murid SMAIA 9 Yogyakarta

SLEMAN –  Tiga dokter spealis jantung menggelar pelatihan “Bantuan Hidup Dasar” (BHD) kepada para murid SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta. Kegiatan diadakan di Auditorium Al Hafidh Kampus 1 Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS), Senin (9/9/2024).  

Para dokter yang hadir yaitu dr Dyah Wulan anggraini  Phd SpJP (K), dr Gagah Buana Putra SpJP, dr Erika Maharani SpJP (K). Ikut juga dua fasilisator yang membantu kegiatan yaitu dr teguh sulistiyanto  dan dr Hartanto Santoso. Mereka merupakan dokter-dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) Cabang Yogyakarta.

Acara yang bertema “Bangun Jiwa dan Raga” juga dalam rangkaian dari kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

dr Erika Maharani SpJP (K) dalam sambutannya menjelaskan bahwa pelatihan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang cara menangani keadaan darurat medis, khususnya serangan jantung, kepada murid.

Para murid diajari langkah-langkah penting seperti teknik resusitasi jantung paru (CPR) dan penggunaan Automated External Defibrillator (AED). Pelatihan semacam ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran murid mengenai pentingnya respons cepat dan tepat dalam situasi darurat serta membekali mereka dengan keterampilan dasar yang dapat menyelamatkan nyawa.

Menurut dr Erika, serangan jantung bisa terkena kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun tempatnya. Oleh karena siapapun perlu mengetahu cara atau langkah-langkah dalam memberikan pertolongan kepada orang yang terkena serangan jantung mendadak.

“Ilmu jantung bukan hanya untuk dokter atau perawat, tapi untuk semua orang,” ujar dr Erika.

 

Dalam pelatihan yang diberikan, para dokter spesialis jantung menyampaikan teori dan praktik mengenai Algoritma Bantuan Hidup Dasar (BHD) kepada siswa SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta. Algoritma ini adalah rangkaian langkah-langkah sistematis yang harus diikuti saat menghadapi situasi darurat, seperti henti jantung.

Baca Juga  Pererat Silaturahmi, OSIS dan MPK SMAIA 9 Yogyakarta Kunjungi SMA Islam Al Azhar 1 dan 3 Jakarta

Sementara itu dr Gagah Buana Putra SpJP menjelaskan teori mengenai pentingnya memeriksa respons pasien, membuka jalan napas, memeriksa pernapasan, dan memberikan kompresi dada sesuai dengan pedoman resusitasi jantung paru (CPR). Para murid kemudian berlatih langsung, belajar bagaimana melakukan kompresi dada yang benar, ventilasi buatan, serta cara menggunakan Automated External Defibrillator (AED).

Praktik tersebut memberikan pengalaman langsung kepada murid, mempersiapkan mereka untuk dapat melakukan pertolongan pertama dengan baik dan cepat jika terjadi kondisi darurat di sekitarnya.

Langkah Memberikan Pertolongan

Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan serangkaian langkah awal yang dilakukan untuk menangani seseorang yang mengalami henti jantung atau kesulitan napas. Berikut tahapan-tahapan BHD yang umumnya digunakan dalam situasi darurat yang disampaikan dr Gagah;

1. Pastikan Keamanan Diri dan Korban 

   Pastikan lingkungan aman bagi Anda dan korban sebelum memberikan pertolongan.

2. Periksa Respons Korban 

   Tepuk atau goyang lembut korban, tanyakan dengan suara keras, “Apakah Anda baik-baik saja?” Jika korban tidak merespons, lanjutkan ke langkah berikutnya.

3. Panggil Bantuan dan Aktifkan EMS (Emergency Medical Service) 

   Jika korban tidak merespons, segera minta bantuan dengan menelepon nomor darurat (seperti 112 di Indonesia) atau meminta orang lain untuk melakukannya. Jika ada AED (Automated External Defibrillator) tersedia, mintalah untuk dibawa.

4. Periksa Pernapasan

   Lihat, dengar, dan rasakan apakah korban bernapas dengan normal. Jika tidak ada tanda-tanda pernapasan atau hanya bernapas terengah-engah, segera mulai CPR.

5. Mulai Kompresi Dada (CPR)

   – Posisikan kedua tangan di tengah dada korban (di atas tulang dada).

   – Tekan keras dan cepat, sekitar 5-6 cm dalamnya dengan kecepatan 100-120 kompresi per menit.

Baca Juga  SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta Gelar Workshop Studi di Taiwan

   – Lakukan 30 kompresi sebelum memberikan napas bantuan.

6. Berikan Napas Bantuan

   – Setelah 30 kompresi, buka jalan napas korban dengan memiringkan kepala dan mengangkat dagu.

   – Tutup hidung korban, berikan dua napas buatan (sekitar 1 detik per napas) dengan menutupi mulut korban.

   – Lanjutkan siklus 30 kompresi dada dan 2 napas sampai bantuan medis datang atau korban menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

7. Gunakan AED Jika Tersedia

   – Jika AED sudah ada di lokasi, segera gunakan. Ikuti instruksi dari perangkat AED yang biasanya berupa petunjuk suara dan visual.

   – Pasang elektroda AED di dada korban dan biarkan perangkat menganalisis ritme jantung.

   – Jika AED menyarankan untuk memberikan kejut (shock), pastikan semua orang menjauh dari korban sebelum melanjutkan prosedur.

 

8. Lanjutkan Siklus CPR

   Jika korban tidak merespons setelah penggunaan AED, lanjutkan dengan siklus CPR (30 kompresi, 2 napas) sampai tim medis profesional tiba atau korban mulai bergerak atau bernapas.

Tahapan ini sangat penting untuk diikuti secara sistematis untuk memberikan kesempatan terbaik bagi korban henti jantung.

“Serangan jantung dapat menyerang siapa saja, kapan saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau kondisi fisik,” ujar dr Gagah. (Chaidir)