Indonesian Heritage Agency, Babak Baru Optimalkan Pengelolaan Cagar Budaya dan Museum

YOGYAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia Nadiem Makarim meluncurkan Indonesian Heritage Agency (IHA) di Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta, Kamis (16 Mei 2024).

IHA adalah Badan Layanan Umum (BLU) yang bertanggung jawab atas pengelolaan museum dan cagar budaya di Indonesia di bawah naungan Kemendikbudristek. Didirikan pada tahun 2022 dan diresmikan sebagai badan layanan umum pada 1 September 2023, IHA 

Badan Layanan Umum ini bertugas mengelola 18 museum dan 34 cagar budaya nasional, dengan fokus pada pelestarian dan pemanfaatan optimal warisan budaya Indonesia. 

Dengan adanya BLU maka babak baru mengoptimalkan pengelolaan cagar budaya dan museum di nusantara.

IHA memiliki visi untuk menjadikan museum dan cagar budaya sebagai ruang kolaboratif terbuka yang memperkaya pengetahuan sejarah dan budaya. 

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, menyatakan, dengan pendirian IHA telah meletakkan tonggak penting dalam upaya pelestarian warisan budaya di Indonesia. 

“Ini bukan hanya tentang pengelolaan, tetapi juga bagaimana kita memanfaatkan dan merawat kekayaan budaya,” ujar Hilmar 

Hilmar berharap IHA dapat menjadi motor penggerak dalam mewujudkan masyarakat yang berbudaya. Menurutnya, museum dan cagar budaya harus dikelola secara profesional sehingga menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang menyenangkan bagi masyarakat. 

“Warisan budaya harus dilindungi dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat,” tegas Hilmar. 

Peluncuran IHA bertepatan dengan Hari Museum Internasional, selain dihadiri Nadiem Anwar Makarim,  juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Senator DIY Drs HA Hafidh Asrom MM, perwakilan negara sahabat, serta pelaku budaya dari berbagai kalangan. 

Hilmar Farid menambahkan bahwa upaya reimajinasi museum dan cagar budaya akan melibatkan berbagai pihak dan pemangku kepentingan untuk memastikan setiap langkah dalam proses reimajinasi bermakna dan bermanfaat untuk generasi sekarang dan mendatang. 

Baca Juga  Senator Hafidh Asrom : Hadirnya Perda DIY Perlu Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat

“Keterlibatan masyarakat, khususnya mereka yang hidup berdampingan dengan museum dan cagar budaya, menjadi prioritas,” katanya.

Nadiem Anwar Makarim menjelaskan,  pembentukan BLU Indonesian Heritage Agency dalam rangka mengembangkan dan mengoptimalkan museum serta cagar budaya Indonesia.

“Malam ini kita luncurkan pembentukan BLU museum cagar budaya atau Indonesian Heritage Agency (IHA). Kita sudah bertahun-tahun merencanakan ini dan baru malam ini kita meluncurkan,” katanya.

Nadiem menuturkan kekayaan sejarah dan warisan budaya yang dimiliki Indonesia sangat berlimpah namun banyak yang masih belum terawat dan belum terakomodasi secara optimal di museum-museum serta cagar budaya.

Ia mengakui selama ini kebanyakan museum di Indonesia menjadi ruang yang diam dan menjadi ruang-ruang yang sepi sehingga tidak menjadi pilihan destinasi wisata bagi masyarakat Indonesia.

Oleh sebab itu, ia menegaskan sudah saatnya untuk mengambil langkah berani mentransformasi museum dan cagar budaya yang dimiliki Indonesia yakni salah satunya melalui pembentukan IHA.

Nantinya IHA akan mengelola 18 museum dan 34 cagar budaya nasional yang tersebar di seluruh Indonesia.IHA akan berupaya mentransformasi museum dan cagar budaya agar bisa menjadi ruang belajar yang terbuka, inklusif, dan mendukung perwujudan pembelajar sepanjang hayat.

“Ini adalah tantangan yang sangat besar, ini bukan hal mudah untuk melakukan reimajinasi museum dan cagar budaya tapi saya yakin perjalanan kita membuahkan hasil,” ujar Nadiem.

Langkah pertama yang telah dilakukan IHA adalah dengan memperbarui Museum Song Terus di Pacitan, Jawa Timur, yang menyimpan jejak budaya dan perubahan prasejarah Indonesia khususnya di Kawasan Gunung Sewu.

Museum Song Terus telah mengembangkan koleksinya menjadi sumber pengetahuan yang luas untuk pelajar, peneliti, dan komunitas penggiat budaya.

Dengan lokasinya yang strategis dan berdekatan dengan situs asal koleksi, museum ini menawarkan kesempatan kepada masyarakat untuk mempelajari serta mengapresiasi sejarah dan budaya lokal dalam konteks otentik.

Baca Juga  UNY Akan Dirikan Universitas Olahraga. ini Tanggapan Anggota DPD RI Hafidh Asrom

Diimbangi dengan gaya bangunan modern yang selaras dengan topografi alam sekitar, museum tersebut juga menciptakan sinergi antara keindahan alam dan inovasi arsitektural.

Bahkan Museum Song Terus berupaya agar lebih aksesibel dan menarik bagi publik seperti memperkenalkan tata pamer yang menggunakan teknologi terkini dan arsitektur yang selaras dengan lingkungan.

“Museum dan cagar budaya harus menjadi ruang publik, tidak hanya menjadi tempat-tempat bersejarah tapi juga dengan mengedepankan pembelajaran kebudayaan yang inklusif dan kolaboratif,” kata Nadiem. (Chaidir)