SLEMAN – Suasana penuh semangat mewarnai Theater Room lantai 5 Tower 1 Kampus 2 Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS), Gamping Sleman, Jumat (17/10/2025). Hari itu, sekolah bertaraf internasional ini kedatangan tamu Istimewa yakni Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Sultan B Najamudin SSos MSi.
Kehadiran Sultan tidak hanya untuk memberikan orasi dalam Mini Stadium Generale, tetapi juga menandatangani prasasti sebagai tanda diresmikan Laboratorium Politik dan Hukum AYWS — sebuah simbol lahirnya laboratorium yang menjadi ruang belajar baru bagi siswa untuk memahami dinamika politik dan hukum secara ilmiah dan beretika.
Sebelum memberikan orasi, Sultan B Najamudin berkeliling meninjau sejumlah ruang kelas, laboratorium, serta fasilitas pendukung yang dimiliki AYWS. Ia tampak antusias melihat berbagai sarana pendidikan yang menggabungkan teknologi, nilai Islam, dan pendekatan pembelajaran modern.
“Luar biasa. Saya melihat bagaimana sekolah ini tidak hanya mendidik anak-anak untuk pandai, tapi juga menumbuhkan rasa percaya diri, kepekaan sosial, dan tanggung jawab terhadap lingkungan,” ujarnya kagum. “Ini contoh nyata bagaimana pendidikan Islam modern seharusnya berjalan.”
Kehadiran Sultan disambut hangat oleh Pembina Yayasan Asram Eni Yustini SE, Ketua Yayasan Asram/BPPH AYWS Drs HA Hafidh Asrom MM, Wakil Ketua Yayasan Asram Ulinuha Aflah Hanif, serta tamu kehormatan dari Northern Illinois University (NIU) Amerika, Prof Eric Alan Jones PhD dan istrinya, Victoria Alan Jones. Turut hadir pula Dewan Pakar AYWS, para Kepala Satuan Pendidikan, manajer boarding dan pondok pesantren, serta perwakilan siswa dari berbagai jenjang.
Membangun Generasi Seimbang
Dalam sambutannya, Sultan B Najamudin menegaskan pentingnya peran sekolah seperti Al Azhar Yogyakarta World Schools dalam membangun fondasi bangsa. “Di sinilah bangsa menanam nilai, menumbuhkan karakter, dan menyiapkan generasi yang tidak hanya cerdas pikirannya, tapi juga kuat imannya dan sehat raganya,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Menurutnya, pendidikan sejati bukan sekadar penguasaan ilmu pengetahuan, melainkan sebuah proses membentuk keseimbangan antara intelektualitas, spiritualitas, dan kemanusiaan. “Inilah hakikat keseimbangan yang juga menjadi semangat dari gagasan yang saya bawa, yaitu Green Democracy,” tegasnya.
Sultan menjelaskan bahwa Green Democracy bukan sekadar jargon politik, tetapi sebuah filosofi hidup — tentang bagaimana manusia menjaga keseimbangan antara kemajuan dan keberlanjutan, antara akal dan nurani. “Jika alam butuh keseimbangan untuk tetap hidup, maka bangsa pun butuh keseimbangan antara ilmu dan moral, antara kemajuan dan kemanusiaan,” ujarnya.
Ia menilai bahwa Al Azhar Yogyakarta World Schools telah menerapkan semangat Green Democracy dalam praktik pendidikan sehari-hari. “Sekolah ini berwawasan maju dalam menyiapkan generasi emas 2045. Program seperti ‘Taman Gizi’, yang sudah berjalan dua dekade, menjadi contoh konkret bahwa pendidikan juga harus memperhatikan gizi, kesehatan, dan kesejahteraan anak,” kata Sultan.
Menurutnya, konsep Green Democracy adalah semangat kolaborasi dan sinergisitas yang berpihak pada empat pilar penting pembangunan: pro growth, pro poor, pro youth, dan pro ecology. “Jika keempat semangat itu dijalankan secara seimbang, maka kita tidak hanya membangun bangsa yang maju, tapi juga berkeadilan dan berkelanjutan,” tambahnya.
Pesan untuk Generasi Al Azhar
Di hadapan siswa yang hadir, Sultan menyampaikan pesan yang menyentuh. Ia mendorong para pelajar Al Azhar Yogyakarta World Schools untuk terus bermimpi besar dan bekerja keras mewujudkannya. “Bangsa ini menunggu kalian menjadi ilmuwan, guru, dokter, atlet, seniman, dan pemimpin masa depan yang membawa Indonesia menuju masa depan yang damai dan berkeadilan,” ujarnya.
Sultan menekankan pentingnya nilai kemaslahatan dalam menuntut ilmu. “Tanamkan dalam hati bahwa setiap ilmu yang kalian pelajari bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk kebaikan orang lain. Karena sejatinya, pendidikan yang baik adalah yang menumbuhkan kepedulian, bukan hanya pengetahuan.”
Orasi yang disampaikan dengan penuh semangat itu meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta. Para guru dan siswa merasa termotivasi untuk semakin menanamkan nilai keseimbangan antara kecerdasan, akhlak, dan cinta lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Seusai acara, Sultan kembali menegaskan optimismenya terhadap masa depan pendidikan Indonesia. “Saya percaya, dari ruang-ruang kelas seperti di Al Azhar Yogyakarta inilah masa depan bangsa ditempa. Inilah laboratorium kehidupan yang sesungguhnya, tempat tumbuhnya harapan dan keseimbangan.”
Dari Al Azhar Yogyakarta World Schools, semangat Green Democracy kini terus bergema — meneguhkan arah pendidikan Indonesia menuju generasi yang cerdas, berakhlak, peduli lingkungan, dan siap memimpin dengan nurani. (Chaidir)