Keunikan SD Islam Al Azhar 38 Bantul : Sekolah Hijau dengan Sentuhan Alam dari Pendiri

BANTUL – Sekolah Dasar Islam Al Azhar (SDIA) 38 Bantul, yang berada di Gemahan Ringinharjo Kecamatan Bantul, memiliki keunikan tersendiri yang memikat perhatian siapa pun yang berkunjung, yakni adanya pohon nangka di tengah ruang lobi.

Pohon ini berdiri di antara aktivitas sekolah dan menjadi pusat perhatian, seolah menyambut setiap tamu, guru, dan siswa yang datang. Keberadaannya memberikan kesan alami dan asri yang langka ditemukan di sekolah-sekolah lain. Pohon nangka tersebut bukan hanya dekorasi, tetapi simbol penting dari filosofi lingkungan yang dipegang teguh oleh pendiri sekolah, Drs. HA Hafidh Asrom, yang bersikeras mempertahankan pohon tersebut agar tidak ditebang.

Inilah yang menjadikan SD Islam Al Azhar 38 Bantul unik, dengan lobi yang dikelilingi sentuhan alam yang hidup di tengah proses belajar mengajar.

SD Islam Al Azhar 38 Bantul dulunya adalah SD Inpres Gemahan sebelum akhirnya pemerintah Bantul mempercayakan kepada Yayasan Asram yang didirikan Hafidh Asrom untuk mengembangkan dunia pendidikan di kawasan tersebut.

Transformasi ini membawa perubahan signifikan, tidak hanya dalam sistem pendidikan dan fasilitasnya, tetapi juga dalam konsep lingkungan sekolah yang hijau dan asri. Hafidh Asrom, sebagai pendiri Al Azhar Bantul, berperan penting dalam perubahan ini, termasuk dalam upaya mempertahankan serta menambah pohon-pohon seperti nangka, klengkeng, sawo manila, mangga madu, dan ketepeng kencana. Perubahan dari SD Inpres Gemahan menjadi SD Islam Al Azhar 38 Bantul menjadikan sekolah ini unik, dengan perpaduan pendidikan modern dan kepedulian terhadap alam.

Pohon Nangka yang berada di ruang lobi itu memang bukan hanya menjadi penghias, tetapi juga sebagai simbol kepedulian terhadap lingkungan dan upaya mengajarkan kepada siswa tentang pentingnya menjaga alam. Keberadaan pohon nangka di lobi memberikan suasana yang asri dan alami, serta mengingatkan para siswa akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati di sekitar mereka. Sekolah ini juga ingin mengajarkan para siswa tentang proses pertumbuhan tanaman secara langsung, sehingga mereka dapat memahami dan menghargai alam dengan lebih baik.

Baca Juga  Perkuat Ilmu Agama, Murid Kelas VI SD Islam Al Azhar 38 Bantul Akan Ikuti Pesantren Akhlaq Mulia

Deni Arifin, seorang keamanan yang sudah berada di sekolah tersebut sejak adanya SD Impres Gemahan, menceritakan awal berdirinya SD Islam Al Azhar 38 Bantul pada tahun 2014 hingga perkembangannya kini. Ia mengemukakan sejak awal pendiriannya, pohon nangka yang kini berada di lobi sekolah sudah ada.

“Waktu itu pohonnya masih kecil dan posisinya tetap tidak berubah. Waktu itu Pak Hafidh minta agar pohon nangka itu jangan dicabut. Begitu pula dengan pohon-pohon lainnya,” kenang Deni tentang awal-awal pembangunan SDIA 38 Bantul.

Deni yang ditemui beberapa waktu lalu, menjelaskan, saat itu pohon nangka tersebut masih memiliki tinggi sekitar satu meter. Seiring berjalannya waktu, pohon ini tumbuh dan menjadi bagian penting dari lingkungan sekolah. Meski awalnya kecil, keberadaan pohon tersebut di dalam lobi menjadi simbol tumbuh kembang sekolah, seperti halnya perkembangan anak-anak yang belajar di sana. Kehadirannya turut menciptakan suasana yang hijau dan sejuk, serta menjadi daya tarik unik bagi SD Islam Al Azhar 38 Bantul.

Keberadaan pohon nangka di lobi SD Islam Al Azhar 38 Bantul tidak tidak lepas dari peran penting HA Hafidh Asrom. Ia memiliki kepedulian yang mendalam terhadap lingkungan dan meyakini bahwa pohon ini dapat menjadi simbol kehidupan dan pertumbuhan. Ketika ada rencana untuk menebang pohon nangka tersebut demi pembangunan sekolah, Hafidh Asrom dengan tegas melarangnya. Ia memilih untuk mempertahankan pohon itu, karena baginya, keberadaan pohon ini memiliki nilai filosofi yang penting, yaitu menggambarkan kesabaran dan pertumbuhan yang berkesinambungan. Alhasil, pohon nangka tetap dibiarkan tumbuh di lobi dan menjadi ciri khas unik dari SD Islam Al Azhar 38 Bantul.

Selain pohon nangka, lanjut Deni Arifin, Hafidh Asrom juga meminta agar pohon klengkeng dan sawo manila yang ada di area SD Islam Al Azhar 38 Bantul tidak ditebang.

Baca Juga  Petualangan Seru Murid SD Islam Al Azhar 38 Bantul di Museum Dirgantara Mandala

Hafidh Asrom ingin mempertahankan keberadaan pohon-pohon ini karena ia melihat pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan sekolah agar tetap asri dan hijau. Pohon klengkeng dan sawo manila ini turut memperkaya keberagaman tanaman di sekolah dan memberikan kesan natural yang bermanfaat bagi suasana belajar para siswa. Dengan mempertahankan pohon-pohon ini, sekolah tidak hanya menciptakan lingkungan yang sejuk dan nyaman, tetapi juga menjadi media pembelajaran bagi siswa untuk lebih memahami pentingnya konservasi alam.

Meskipun pada saat itu SD Islam Al Azhar 38 Bantul sedang dalam proses pembangunan, Hafidh Asrom tetap menunjukkan komitmennya untuk menjaga kehijauan lingkungan sekolah dengan menambahkan tanaman baru. Ia memutuskan untuk menanam pohon mangga madu dan ketepeng kencana di area sekolah.

Penanaman pohon mangga madu bertujuan agar siswa dapat merasakan manfaat buahnya di masa mendatang, sedangkan pohon ketepeng kencana dikenal dengan manfaatnya untuk memperindah lingkungan dengan daunnya yang rimbun dan cantik. Keputusan ini mencerminkan visi Hafidh Asrom untuk menciptakan lingkungan sekolah yang seimbang antara pembangunan fisik dan keberlanjutan alam, serta memberikan suasana belajar yang asri dan nyaman bagi para siswa. (Chaidir)