Khutbah Jumat : Keistimewaan Orang Yang Berilmu

Oleh: Hendy Kurniawan MPd.

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ. وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ إِلَّا اللهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَنَبِيُّهُ وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. بَلَّغَ الرِّسَاَلةَ وَأَدَّى الْأَمَانَةَ وَنَصَّحَ لِلْأُمَّةِ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى أَتَاهُ الْيَقِيْنُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِي الْأَوَّلِيْنَ، وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِي الْآخِرِيْنَ، وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِيْ الْعَالَمِيْنَ، وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِيْ كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ، وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِيْ الْمَلَأِ الْأَعْلَى إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (سورة المجادلة: ١١) ـ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

Hadirin rahimakumullah,

Allah subhanahu wa ta’ala memuji orang yang memiliki ilmu banyak sebagaimana dalam firman-Nya:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (سورة المجادلة: ١١) ـ

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS Al Mujadilah: 11)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Keutamaan orang yang berilmu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِيْ عَلَى أَدْنَاكُمْ (رواه الترمذي) ـ

Artinya: “Keutamaan orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya atas ahli ibadah yang mengetahui sahnya ibadah adalah seperti perbandingan keutamaanku atas orang yang paling rendah derajatnya di antara kalian” (HR at-Tirmidzi).

Keutamaan ini disebabkan tidak lain karena manfaat orang berilmu yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya itu meluas ke berbagai lapisan masyarakat, tidak terbatas pada dirinya sendiri. Berbeda dengan orang yang ahli ibadah yang  manfaatnya hanya terbatas pada dirinya sendiri.

Baca Juga  Khutbah Jumat : Fadhilah Ibadah Dua Setengah Persen

Hadirin rahimakumullah, Baginda Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita agar menuntut ilmu agama dan mengabarkan kepada kita betapa besar pahala yang diperoleh oleh orang yang menuntut ilmu agama.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ (رواه البخاري ومسلم) ـ

Artinya: “Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan yang agung, maka Allah akan berikan kepadanya pemahaman yang mendalam tentang ilmu agama (dengan dimudahkan untuk belajar kepada para ulama yang terpercaya)” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Hadirin rahimakumullah,

Keutamaan orang berilmu cukup banyak. Namun, ada dua keutamaan yang kadang luput dari perhatian, yaitu cara melihat dan dilihat. Orang berilmu lebih banyak melihat sesuatu dari sisi positif. Dalam pandangannya tidak ada satu pun peristiwa di dunia ini yang sia-sia. Semuanya pasti ada manfaatnya (QS Ali Imran [3]: 191).

Tentu hal ini berbeda dengan cara pandang orang yang tidak berilmu sehingga sering melihat sesuatu dari sisi negatif. Setiap peristiwa terkadang disikapinya dengan keluh kesah, caci maki, dan putus asa.

Sebagai contoh adanya sampah,  adalah objek yang akan berbeda maknanya jika dilihat oleh  orang berilmu dan orang yang tidak berilmu . Orang orang yang tidak berilmu akan melihatnya sebagai sesuatu yang menjijikkan. Ia akan merespons objek tersebut dengan kemarahan. Terkadang kemarahan tersebut diekspresikan dengan menyalahkan orang lain, khusunya yang berwenang mengurusnya. Jadi, sampah baginya bermakna buruk karena cara pandangnya yang negatif.

Berbeda dengan orang orang yang tidak berilmu, orang berilmu akan melihat sampah sebagai tumpukan uang. Dalam pikiran kreatifnya terbayang bahwa di belakang tumpukan yang kotor ada beragam potensi. Mulai dari potensi pupuk kompos, tenaga listrik, bank sampah, sampai asuransi sampah. Orang berilmu melihat sampah dengan sikap positif sehingga yang semula terlihat kotor dan menjijikkan diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Baca Juga  Khutbah Jumat : Langkah Menyambut Ramadan

Hadirin rahimakumullah,

Manusia dan makhluk lain pun melihat orang berilmu sebagai sosok mulia. Banyak di antara mereka yang merasa tenang, nyaman, dan tercerahkan ketika melihatnya dan dekat dengannya.

Oleh karena itu, mereka selalu mengapresiasi keberadaannya dengan senantiasa mendoakan dan memohonkan ampun baginya sebagaimana dijelaskan oleh satu hadist: “Sesungguhnya para malaikat melebarkan sayapnya karena ridha kepada orang yang menuntut ilmu. Sesungguhnya makhluk yang berada di langit dan di bumi sampai ikan paus yang di dalam lautan senantiasa memohonkan ampun (kepada Allah) bagi orang yang berilmu (‘alim)” (HR Abu Daud dan Tirmidzi).

Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

 أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

 اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا،      أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. ـ