WONOSARI – Kreativitas murid SMP Islam Al Azhar 38 Wonosari Full Day Boarding School kembali mencuri perhatian. Dalam momentum Akhirussanah yang digelar Kamis lalu (12/6/2025), terdapat satu elemen unik yang membedakan acara ini dari unit lainnya yakni box snack yang dihiasi ilustrasi budaya lokal khas Gunungkidul.
Menariknya, desain ini bukan karya profesional luar, melainkan hasil kolaborasi lima murid berbakat sekolah tersebut, yang digarap sepenuh hati di bawah bimbingan guru Informatika, Pratama Adi Nugraha SKom.
Kelima murid kreatif itu adalah Daisan Nakhwah Cerylova, Fillia Earlene Nayyara Djati, Nabila Shofia Syamsudin, dan Adinda Zahra Ramayanti. Mereka bekerja dalam satu tim, berbagi tugas secara mandiri di luar jam pelajaran, demi menghasilkan karya visual bernilai budaya tinggi.
Mereka menampilkan identitas lokal Gunungkidul dalam bentuk yang modern namun tetap menghargai akar tradisinya. Seperti Cheryl, yang menggambar hasil bumi khas Gunungkidul. Sementara itu, Dinda fokus mengilustrasikan penari Jawa sebagai simbol kelembutan budaya, sedangkan Earlene menambahkan ornamen-ornamen tradisional yang memperkaya visual. Nabila menyematkan ikon-ikon yang merepresentasikan nilai-nilai Al Azhar, seperti integritas, cinta ilmu, dan semangat beribadah. Semua elemen itu dirancang menggunakan aplikasi Ibis Paint dan disempurnakan dengan Adobe Photoshop—perangkat digital yang sudah akrab dalam keseharian mereka.
Kepala Satuan Pendidikan SMP Islam Al Azhar 38 Wonosari, Fathul Mujib MPdI menginginkan bahwa program ini merupakan bagian dari pengembangan potensi murid di bidang desain dan ilustrasi digital. Ia menilai pentingnya menggabungkan kreativitas murid dengan budaya lokal yang kaya nilai.
Melalui karya ini, pihak sekolah ingin murid-murid tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga mampu menjadi pelestari budaya lokal Gunungkidul. Sekolah memaasilitasi potensi mereka agar karya mereka punya nilai kebudayaan dan kebanggaan.
Desain box snack ini mengangkat tema Rasulan—tradisi khas masyarakat Gunungkidul sebagai bentuk syukur setelah panen raya—yang berpadu dengan ilustrasi anak-anak berseragam batik hijau Al Azhar. Visual ini menggambarkan semangat generasi muda dalam melestarikan budaya daerahnya dengan bangga.
Tak hanya berfungsi sebagai kemasan makanan, box snack ini menjadi media edukasi visual yang menyampaikan pesan kultural kepada para tamu dan keluarga siswa. Reaksi positif pun bermunculan. Banyak tamu undangan yang memuji tampilan unik dan berkarakter dari kemasan tersebut, bahkan mengusulkan agar desain ini digunakan dalam berbagai acara resmi sekolah ke depannya.
Proyek ini menandai arah baru dalam pendidikan berbasis budaya di SMP Islam Al Azhar 38 Wonosari. Di sini, kreativitas dipupuk, kolaborasi dijunjung, dan budaya lokal dimuliakan—semua terangkum dalam sebuah kotak kecil penuh warna dan makna.
Dengan begitu, bukan hanya pelajaran di kelas yang membentuk karakter murid, tapi juga proses berkarya yang menyentuh akar budaya mereka sendiri. Dari Gunungkidul, lahir generasi yang tak hanya cerdas, tapi juga peduli dan bangga akan identitasnya. (Anis Safitri)