SLEMAN – “Semua punya hak yang sama untuk mendapatkan al-Maqam al-Mahmud; tanpa sekat, tanpa pangkat, tanpa derajat. Kecuali dengan kesalehan illahiyah dan sosial.”
Demikian salah satu pesan mendalam yang disampaikan oleh Prof. Dr. Azam Syukur Rahmatullah dalam presentasinya bertema spiritualitas pengabdian dan perjuangan, diacara Pengajian Sabtu Wage, (26/7/2015), di Masjid Al Hafidh Kampus Sleman 1 Al Azhar Yogyakarta World Schools.
Prof. Azam, yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Al-Kamal, Tambaksari, Kuwarasan, Kebumen, menegaskan bahwa al-Maqam al-Mahmud adalah kedudukan tertinggi di sisi Allah SWT. Gelar ini hanya diberikan kepada mereka yang menjaga kebersihan hati (tazkiyah al-qalb) dalam perjuangannya, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW berdasarkan QS. Al-Isra ayat 79.
Dalam paparannya, Guru Besar Psikologi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini mengajak seluruh pendengar untuk merefleksikan kualitas hidup dari sudut pandang batiniah. “Baik dan tidak baiknya hidupmu, sejahtera atau tidaknya batinmu, sangat bergantung pada seberapa tulus dan ikhlas pengabdianmu,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahaya penyakit hati (al-qalb) yang bisa mengkerdilkan derajat seseorang dalam pengabdian. Ketulusan hati menjadi syarat mutlak agar pertolongan Allah (nasrun minallah) dapat hadir dalam setiap perjuangan hidup.
“Jika engkau merasa lelah batin dalam berjuang, mintalah keluasan batin kepada Dzat Yang Maha Luas. Banyak-banyaklah bersyukur, karena apa yang kau hadapi hari ini belum tentu dimiliki oleh orang lain,” pesannya menguatkan.
Pesan Prof. Azam menggarisbawahi pentingnya terus melanjutkan jalan pengabdian, bukan untuk kepentingan duniawi, melainkan semata karena Allah Ta’ala. Ia juga menutup dengan semangat bahwa surga telah disiapkan bagi para mujahid yang senantiasa mengingat Allah dalam setiap langkah hidupnya. ***