Menjalin Harmoni, Meraju Persahabatan dan Mambangun Karakter di Edogawa Gakuen Toride Junior High School

JEPANG – Pada Rabu, 6 November 2024, rombongan Students Exchange Education dari SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta mengunjungi Edogawa Gakuen Toride Junior High School, sebuah sekolah di kawasan Nishi, Toride, Ibaraki, Jepang. Dengan sambutan hangat dari Kepala Sekolah Mr Yamamoto dan staf pengajar, siswa-siswa SMP IA 26 disambut bukan hanya sebagai tamu, tetapi sebagai sahabat yang datang untuk berbagi ilmu dan budaya.

Sebanyak 51 murid IA 26 dibagi ke dalam 5 kelompok untuk mengikuti berbagai kelas: kelas memasak, olahraga, bahasa Inggris, dan bahasa Jepang. Suasana kelas terasa hidup, penuh tawa dan antusiasme. Dalam kelas bahasa Inggris, misalnya, mereka dikenalkan pada permainan tradisional Jepang, Kendama. Permainan ini membawa gelak tawa dan canda, memperlihatkan keakraban yang tumbuh seiring berjalannya waktu.

Ketika permainan usai, suasana kelas kembali menyentuh hati saat guru bahasa Inggris mengambil gitar dan mengajak semua siswa, dari Edogawa maupun SMP IA 26, untuk menyanyikan lagu legendaris “Kokoro no Tomo.” Lagu ini bukan hanya sebuah persembahan musik, melainkan simbol persahabatan yang terjalin di antara kedua bangsa.

Di kelas lain, siswa-siswa belajar menyanyikan lagu daerah Jepang yang diiringi petikan piano. Melalui lagu-lagu ini, mereka tak hanya belajar bahasa, tetapi meresapi jiwa budaya Jepang yang sarat akan kedamaian dan harmoni.

Tepat pukul 13.00 waktu setempat, giliran masing-masing sekolah untuk mempersembahkan tampilan budaya mereka. Kepala Sekolah Mr Yamamoto membuka acara dengan sambutan hangat, menyampaikan rasa syukur atas kehadiran SMP IA 26 Yogyakarta. Dilanjutkan oleh Kepala SMP IA 26,  Fajar Arif Herjayanto, yang menyampaikan harapan bahwa hubungan ini akan mempererat tali persaudaraan dan semangat belajar bagi murid-murid dari kedua negara.

Baca Juga  Mengenal Fakta, Opini, dan Hoaks dengan Permainan Kartu untuk Meningkatkan Literasi Digital Murid Pada Mata Pelajaran Informatika

Pertunjukan budaya diawali dengan ansambel musik dari murid-murid Edogawa yang membawakan “Indonesia Raya,” yang disambut dengan penuh bangga oleh rombongan SMP IA 26. Lalu, giliran siswa SMP IA 26 yang mempersembahkan kekayaan budaya mereka. Dibuka oleh Raka Wiraatmaja, penampilan dilanjutkan dengan story telling oleh Dafina Inaya, yang membawakan kisah legenda Jawa “Rawa Pening.” Para siswa Edogawa mendengarkan dengan antusias, tertarik akan cerita dari tanah Jawa yang penuh makna dan pesan moral.

Lagu-lagu daerah seperti “Gundul-Gundul Pacul” dan “Cublak-Cublak Suweng,” diiringi lagu modern “See You Again” juga menghiasi acara ini, menghadirkan harmoni antara budaya lokal dan universal. Penampilan dilanjutkan dengan tari kreasi daerah oleh murid SMP IA 26, yang diiringi musik Jawa Islami, ditutup dengan pengibaran bendera merah putih. Suasana penuh semangat terpancar dari para siswa yang mengikuti acara ini dengan antusias.

Tak ketinggalan, penampilan solo vokal oleh Kenes Pelipurlara yang menyanyikan lagu “Speechless” dengan penuh penghayatan membuat penonton terpukau, menyatukan para siswa dalam satu suara dan lirik yang mereka nyanyikan bersama. Sementara itu, siswa Edogawa mempersembahkan demonstrasi Kendo, seni bela diri Jepang yang menunjukkan kedisiplinan dan ketangguhan.

Acara ini ditutup dengan tukar-menukar kenang-kenangan antara SMP IA 26 yang diwakili oleh Fajar Arif Herjayanto dan Edogawa Gakuen yang diwakili oleh Mr. Yamamoto, simbol persahabatan yang tak terlupakan. Foto bersama yang penuh keakraban, dengan bendera Indonesia dan Jepang, menutup hari ini dengan kenangan yang akan tertanam selamanya di hati para siswa.

Kunjungan ini lebih dari sekadar pertukaran budaya; ini adalah pertemuan yang menyentuh hati, mengajarkan generasi muda tentang pentingnya menghargai perbedaan, memupuk persahabatan, dan membangun karakter yang bijaksana. Saling berfoto bersama setelah acara menjadi simbol keakraban, dan menjadi bukti nyata bahwa persahabatan bisa terjalin melampaui batas negara dan budaya. Di hari itu, mereka bukan hanya murid dari dua negara yang berbeda, tetapi sahabat yang terikat dalam semangat belajar dan kebersamaan. 

Baca Juga  Melatih Jiwa Kepedulian Melalui Program “One Day One Thousand”

Selan itu kunjungan ini bukan sekadar acara seremonial, namun langkah kecil dalam membangun generasi muda yang saling menghargai, terbuka terhadap perbedaan, dan bersemangat untuk terus belajar dari budaya dunia. (Fajar Arif Herjayanto)