Menjelang Tes Kemampuan Akademik, Siswa Kelas XII SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta Diperkuat dengan Doa dan Motivasi

SLEMAN – Menjelang pelaksanaan Tes Kemampuan Akademi (UKA) pada November 2025 mendatang, para siswa kelas XII SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta mengikuti kegiatan motivasi dan doa bersama yang digelar di Auditorium Al Hafidh, Kampus 1 Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS), pada Selasa (21/10/2025). Kegiatan ini menghadirkan narasumber motivator pendidikan, Izza Fahmi Puspitasari, M.Pd.I, dari Lembaga Bimbingan Belajar Neutron, dan Kepala Bagian Syiar dan Dakwah Syiar BPPH AYWS, H Muhammad Shodiqin SAg.

Dalam suasana penuh semangat dan refleksi, Izza mengajak para siswa untuk menata kembali niat, menguatkan mental, serta menemukan jati diri sebelum menghadapi ujian. “Rasa takut dan khawatir bukan tanda kamu lemah, tetapi tanda kamu peduli dengan hasil yang ingin kamu capai,” ujar Izza, memotivasi para peserta didik yang tampak antusias mengikuti sesi demi sesi.

Melalui sesi bertajuk “Who Am I?”, para siswa diajak untuk mengenali potensi dan karakter diri masing-masing. Izza menegaskan bahwa keberhasilan bukan ditentukan oleh siapa yang lebih pintar atau lebih kaya, melainkan oleh seberapa besar seseorang mengenali dan mengembangkan keistimewaan dirinya.

Ia juga membagikan strategi penentuan target belajar yang efektif yaitu spesifik, dapat diukur, menantang, relevan, dan memiliki batas waktu yang jelas. “If you think you can, you can!,” tegasnya, seraya mengingatkan pentingnya menjaga suasana hati positif, mengingat keberhasilan diri, dan meminta dukungan dari orang-orang terdekat.

Selain motivasi, Izza menanamkan nilai penting tentang GRIT atau daya juang yang tak kenal menyerah. Menurutnya, siswa yang sukses adalah mereka yang konsisten, tidak mudah menyerah ketika gagal, dan fokus pada proses, bukan sekadar hasil. Nilai tersebut diperkuat dengan konsep Resiliensi, yakni kemampuan untuk bangkit kembali dari kegagalan dengan dukungan sistem yang kuat serta pengelolaan emosi yang stabil.

Baca Juga  Inovasi Siswa SMA Islam Al Azhar 9: Plester Luka Ramah Lingkungan Berbahan Kombucha

Tak kalah penting, Izza mengajak peserta didik untuk memiliki Growth Mindset — keyakinan bahwa kemampuan dapat terus berkembang melalui usaha, strategi tepat, dan pembelajaran dari kesalahan. “Kamu tidak sedang bersaing dengan temanmu, kamu sedang bertumbuh menjadi versi terbaik dari dirimu,” pesannya.

Dalam tausiyahnya, Muhammad Shodiqin menegaskan bahwa kebahagiaan dan kesuksesan seorang pelajar tidak hanya diukur dari capaian akademik, tetapi dari akhlak dan kedekatan dirinya kepada Allah. “Banyak orang memiliki nilai tinggi, tetapi tidak shalat dan tidak berbakti kepada orang tua. Itu bukan kesuksesan sejati,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa dalam Islam terdapat dua jenis kesuksesan, yakni sukses imitasi, yang hanya tampak secara lahiriah dan bersifat sementara, serta sukses hakiki, yakni kesuksesan yang menjadikan seseorang mulia karena ketaatan dan kemanfaatannya bagi orang lain. “Kesuksesan sejati adalah ketika amal kita membuat kita masuk surga. Apa pun pekerjaan dan prestasinya, jika tidak mendekatkan kepada Allah, maka ia hanya sementara,” terang Shodiqin.

Melalui kegiatan ini, para siswa diajak menyadari pentingnya niat yang benar, adab mencari ilmu, serta keistiqomahan dalam doa. Menurutnya, doa adalah kunci perubahan diri. “Usaha tanpa doa adalah sombong, dan doa tanpa usaha seperti mimpi di siang bolong,” tambahnya.

Kegiatan ini ditutup dengan pembacaan doa bersama dan harapan agar siswa kelas XII dapat meraih kelulusan dengan keberkahan, menjadi anak saleh, serta membahagiakan kedua orang tua melalui ilmu dan akhlak yang mereka amalkan. (Chaidir)