Pelukan Hangat di Pagi Hari Ibu Al Azhar 60 Early Years Programme

SLEMAN – Kamis pagi, 18 Desember 2025, ruang kegiatan Al Azhar 60 Early Years Programme tidak hanya dipenuhi kursi dan hiasan sederhana. Ada sesuatu yang jauh lebih dalam bersemayam di sana: rasa cinta yang polos, tulus, dan menggetarkan hati. Perayaan Hari Ibu yang digelar sekolah tersebut berubah menjadi momen emosional yang membuat banyak mama menundukkan kepala, menyeka air mata, dan memeluk anak-anak mereka lebih erat dari biasanya.

Dengan seragam putih yang bersih dan wajah penuh semangat, anak-anak berdiri rapi di hadapan para mama. Tak ada naskah panjang, tak ada dialog rumit. Hanya suara-suara kecil yang jujur, mengalun lirih namun penuh makna. Saat lagu “Kasih Ibu” dan “Cinta untuk Mama” dinyanyikan bersama, ruangan seolah berhenti sejenak. Setiap bait terasa seperti doa yang terucap dari hati paling murni.

Suasana kian syahdu ketika lantunan vokal anak-anak berpadu dengan iringan musik langsung dari para guru. Gesekan biola yang lembut dan petikan gitar yang tenang mengalir seperti pelukan hangat. Di barisan orang tua, satu per satu mata mulai berkaca. Bukan karena lagu semata, tetapi karena menyadari betapa besar cinta yang diam-diam tumbuh dalam diri anak-anak mereka.

Momen haru itu berlanjut saat anak-anak melangkah mendekati para mama, membawa hasil karya yang mereka siapkan dengan sepenuh hati. Kartu ucapan sederhana, bunga dari kertas warna-warni, semuanya dibuat dengan tangan mungil yang belajar mencintai lewat kesabaran. Tak sedikit mama yang langsung memeluk anaknya erat-erat, seolah tak ingin melepaskan detik berharga tersebut.

Bagi anak-anak, mungkin ini hanya lagu dan kerajinan tangan. Namun bagi para mama, inilah pengingat bahwa setiap peluh, doa, dan lelah selama ini ternyata tumbuh menjadi cinta yang mampu diungkapkan dengan cara paling indah.

Baca Juga  Mahasiswa UNU Yogyakarta Gali Pengalaman di SD Islam Al Azhar 31

Pihak sekolah menegaskan bahwa peringatan Hari Ibu ini bukan sekadar seremoni tahunan. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi ruang belajar bagi anak-anak untuk mengenal makna bersyukur, berbakti, dan menghargai orang tua sejak usia dini—dengan cara yang lembut dan membekas.

“Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anak. Dari ibu, cinta pertama kali dikenalkan. Hari ini, kami hanya memfasilitasi agar cinta itu bisa terucap, meski lewat lagu dan karya sederhana,” tutur salah satu guru dengan mata berkaca-kaca.

Acara pun ditutup dalam suasana hangat. Para mama berfoto sambil memeluk karya kecil penuh makna itu, sementara anak-anak tersenyum bangga. Sebuah perayaan sederhana, namun meninggalkan kenangan yang akan terus hidup—di hati para mama, dan di ingatan anak-anak Al Azhar 60 Early Years Programme.
(Afifah NA)