SLEMAN – Rabu pagi (4 Juni 2025), Auditorium Al Hafidh Kampus 1 Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS) dipenuhi warna-warni keceriaan. Tawa riang anak-anak, tepuk tangan hangat para orang tua, dan senyum bangga para guru membalut atmosfer istimewa dalam Pentas Akhir Tahun KB-TK Islam Al Azhar 31 Yogyakarta.
Acara tahunan ini bukan sekadar pentas seni biasa. Ia adalah penanda perjalanan kecil yang penuh arti. Sebuah perayaan penuh cinta atas proses belajar anak-anak usia dini yang telah dilalui dengan semangat, keceriaan, dan kehangatan keluarga besar Al Azhar. Hadir dalam momen tersebut Pembina Yayasan Asram Bunda Eni Yustini, Ketua Yayasan Asram sekaligus Ketua BPPH Al Azhar Yogyakarta Drs HA Hafidh Asrom MM, pejabat dari Dinas Pendidikan Sleman, Ketua Pengurus Jamiyyah KB-TK Islam Al Azhar 31 Yogyakarta Bunda Shofianti Fathaya Handayani, serta para orang tua murid.
Sejak pukul 08.00 WIB, panggung sederhana yang berhias ornamen ceria menjadi saksi bagi langkah-langkah kecil yang begitu percaya diri. Anak-anak menampilkan tari-tarian daerah, menyanyikan lagu-lagu penuh semangat, dan menunjukkan kebolehan mereka dalam unjuk bakat.
Di balik kelucuan dan kelincahan mereka, terpancar proses pendidikan yang terencana dan terarah. Beberapa anak tampil dengan hafalan ayat suci Al-Qur’an, sebagian lain memamerkan karya hasil kreasi tangan mungil mereka dalam pameran seni yakni lukisan kayu, figura dari limbah kayu, hingga kaos bergambar buatan sendiri. Semua dipamerkan dengan bangga, menjadi simbol dari kreativitas yang dibentuk sejak dini.
Pesan Perpisahan yang Menyentuh
Momen haru sekaligus menjadi sorotan utama adalah ketika Kepala KB-TK Islam Al Azhar 31 Yogyakarta, Tri Damayanti SPsi, yang akrab disapa Bunda Dama, menyampaikan pidato terakhirnya di hadapan murid dan orang tua. Tahun ajaran mendatang, beliau akan menjalankan amanah baru sebagai Kepala KB-TK Islam Al Azhar 60 Internasional.
“Selama di TK, anak-anak telah belajar banyak hal. Mulai dari mengenal huruf dan angka, bernyanyi, bersosialisasi dengan teman sebaya, hingga menumbuhkan rasa percaya diri dan mandiri,” ujarnya. “Terima kasih kepada bapak dan ibu guru yang telah sabar, penuh kasih sayang, dan selalu memberikan yang terbaik.”
Dengan penuh haru, Bunda Dama juga mengapresiasi kepercayaan orang tua murid yang telah mendukung dan berperan aktif dalam tumbuh kembang anak-anak mereka.
Ia melaporkan bahwa tahun ini TK Al Azhar 31 berhasil meluluskan 79 siswa, dengan 8 anak dari kelas tahfizh telah hafal Juz 30 secara utuh. Sebuah capaian yang membanggakan bagi sekolah Islam usia dini.
Kepada para muridnya, Bunda Dama berpesan, “Hari ini mungkin hari perpisahan, tapi ini bukan akhir dari segalanya. Ini adalah langkah awal untuk menggapai masa depan yang cerah. Jadilah pribadi yang selalu belajar, bersemangat, dan bermanfaat.”
Ia juga mengutip pesan Ki Hajar Dewantara yang sangat relevan dengan semangat pendidikan di Al Azhar: “Jadikan setiap tempat sebagai sekolah. Jadikan setiap orang sebagai guru.” Menurutnya, semangat itu telah hidup di Al Azhar, di mana guru, cleaning service, tukang kebun, hingga sopir semua berperan membentuk karakter anak-anak.
Pendidikan Karakter Sejak Dini
Dalam sambutannya, Drs HA Hafidh Asrom MM menekankan pentingnya keteladanan, terutama di lingkungan rumah dan sekolah. Ia memuji karya seni anak-anak yang dibuat dari bahan bekas seperti limbah kayu dan menyebutnya sebagai bentuk kreativitas dan pembelajaran cinta lingkungan sejak dini.
“Figuranya indah, dibuat dari limbah kayu. Ini menunjukkan bahwa anak-anak kita sudah dikenalkan pada konsep daur ulang, ramah lingkungan, dan estetik,” ucap Hafidh Asrom.
Ia juga mengingatkan bahwa peran orang tua tetap utama dalam membentuk akhlak anak-anak. Sekolah hanya menjadi bagian dari ekosistem pembelajaran yang harus saling mendukung.
“Orang tua harus menjadi teladan. Bahkan sopir pun harus bisa menjadi guru di mobil. Ucapan harus dijaga agar menjadi contoh. Anak-anak melihat dan meniru,” katanya.
Bukan Akhir, Tapi Awal
Pentas Akhir Tahun di KB-TK Islam Al Azhar 31 Yogyakarta bukan hanya perpisahan dengan dunia TK, tetapi juga momentum reflektif bagi semua pihak. Tentang betapa pentingnya membangun fondasi pendidikan dengan cinta, teladan, dan kolaborasi.
Ratusan langkah kecil hari itu melangkah ke depan dengan bangga. Diiringi doa dan harapan dari para guru, orang tua, dan yayasan, mereka siap menyongsong jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pentas seni berakhir, namun pentas kehidupan baru baru saja dimulai.
Dan di Al Azhar, setiap anak telah belajar bahwa belajar itu menyenangkan, penuh kasih, dan bermakna. Sebuah bekal yang tak ternilai menuju masa depan. (Chaidir)