SLEMAN – Kekhawatiran akan kurangnya rasa hormat generasi muda terhadap orang tua atau orang yang lebih tua merupakan isu yang semakin meresahkan dalam era modernisasi dan perkembangan teknologi yang pesat. Generasi muda terjebak dalam kemajuan teknologi yang tidak seimbang dengan perkembangan nilai-nilai mental dan spiritual, sehingga seringkali kehilangan pandangan akan pentingnya menghormati para orang tua.
Pentingnya penguatan pendidikan adab bagi anak-anak sejak dini tidak dapat dipandang remeh. Sekolah dan keluarga harus bekerjasama untuk memberikan pembelajaran yang lebih mendalam mengenai nilai-nilai moral, etika, dan rasa hormat kepada orang yang lebih tua dalam kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Kurikulum Agama Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Sekolah Islam Al Azhar, Effen Effendi SPd MPdI, dalam acara Pembinaan Awal Pegawai (PAP) para guru, karyawan, musyrif dan musyrifah Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS) di Auditorium Al Hafidh, Sabtu (9/11/2024).
Menurut Effendi, dengan memperkuat pendidikan adab sejak dini, diharapkan generasi muda bisa memahami pentingnya menghormati orang tua dan sosok yang lebih tua sebagai bentuk penghargaan atas pengalaman dan bimbingan yang diberikan.
Effendi menggarisbawahi urgensi penguatan nilai-nilai adab dan ketaatan kepada ajaran moral serta spiritual, terutama dalam konteks hubungan antargenerasi.
Dalam upaya untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan generasi muda dengan para orang tua, penguatan pendidikan adab menjadi kunci utama. Melalui pembinaan ini, diharapkan para tenaga pendidik dan karyawan Al Azhar mampu menjadi teladan yang baik bagi generasi muda dalam mempertahankan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang yang lebih tua.
Acara Pembinaan Awal Pegawai, menurut Effendi, menjadi momentum penting dalam mengajak seluruh komponen di lingkungan Al Azhar Yogyakarta World Schools untuk memiliki kesadaran akan pentingnya nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memperkuat pendidikan adab sejak dini, bukan hanya akan tercipta hubungan yang harmonis antargenerasi, tetapi juga akan mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif dan bernuansa spiritual.
Dari acara Pembinaan Awal Pegawai, Effendi berharap memberikan inspirasi dan motivasi bagi seluruh tenaga pendidik dan karyawan Al Azhar Yogyakarta World Schools untuk terus mengedepankan pendidikan adab sebagai salah satu fondasi penting dalam pembentukan karakter generasi muda yang berakhlak mulia dan penuh rasa hormat.
Prioritas Sholat dan Alquran
Adab merupakan hal utama dan prioritas yang diberlakukan oleh Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar dan diterapkan di seluruh sekolah-sekolah Al Azhar. Pada tahun 2024 YPI memprioritaskan pendidikan adab bidang sholat dan Alquran, karena dua hal ini yang dilihat oleh para orang tua.
Sebagai aspek penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak-anak. Program-program khusus seperti pelatihan sholat yang benar dan khataman Alquran menjadi fokus utama dalam pembentukan akhlak dan spiritualitas siswa.
Selain itu, YPI Al Azhar juga memberikan perhatian khusus terhadap pembelajaran adab dalam berinteraksi sosial, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Siswa diajarkan untuk selalu menghormati sesama, menjaga sopan santun, dan mengedepankan sikap saling menghargai dan tolong-menolong.
Pendidikan adab di YPI Al Azhar juga melibatkan orangtua dan komunitas dalam proses pembentukan karakter siswa. Orangtua diajak untuk terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan sekolah dan mendukung pembelajaran adab di rumah. Demikian pula, kerjasama dengan komunitas sekitar diharapkan dapat memperkuat nilai-nilai adab yang diajarkan di sekolah.
Dengan memprioritaskan pendidikan adab, YPI Al Azhar berharap dapat melahirkan generasi yang bertakwa, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab dalam menjalani kehidupan. Adab menjadi landasan utama dalam setiap aktivitas pendidikan dan pembinaan di lingkungan YPI Al Azhar, sebagai wujud komitmen mereka dalam mencetak generasi yang unggul secara akademis dan moral.
Effendi menjelaskan tentang solusi menghadapi kekhawatiran terhadap anak-anak yang sudah tidak hormat yaitu, pendidikan adab, teladan positif, penegakkan aturan yang adil, pelatihan softskill, konseling dan pendampingan.
“Murid yang baik begantung pada perlakuan lahir dan batin orang dewasa di sekitarnya,” ujar Effendi.
Dikatakan, pendidikan adab dan nilai-nilai moral sangat penting dalam membentuk karakter anak-anak. Selain itu, mengedepankan teladan positif dari orang dewasa di sekitar mereka juga dapat memberikan dampak yang besar dalam pembentukan sikap dan perilaku anak-anak.
Penegakan aturan yang adil juga merupakan hal yang penting, karena hal ini akan memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang batasan dan konsekuensi dari tindakan mereka. Dengan adanya aturan yang jelas dan ditegakkan secara konsisten, anak-anak akan belajar untuk bertanggung jawab atas perbuatan mereka dan menghargai norma-norma sosial yang berlaku.
Pelatihan softskill seperti kemampuan berkomunikasi, kerjasama, kepemimpinan, dan empati juga sangat penting dalam membantu anak-anak berinteraksi dengan orang lain secara positif. Softskill ini akan membantu mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Menurut Effendi, konseling dan pendampingan juga perlu diberikan kepada anak-anak yang mengalami masalah perilaku atau kekhawatiran tertentu. Dengan adanya bimbingan dari ahli psikologi atau konselor, anak-anak dapat mengekspresikan perasaan dan masalah mereka secara lebih terbuka, serta mendapatkan dukungan dan arahan yang tepat untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Dengan kombinasi pendidikan adab, teladan positif, penegakan aturan yang adil, pelatihan softskill, serta konseling dan pendampingan yang tepat, diharapkan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang memiliki akhlak mulia, bertanggung jawab, dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat. (Chaidir)