YOGYAKARTA – Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah inisiatif untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa tentang nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Tujuannya adalah untuk memperkuat identitas nasional dan memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Proyek ini melibatkan berbagai kegiatan seperti pembelajaran, pelatihan, seminar, dan kampanye sosial untuk mempromosikan penghayatan dan pengamalan Pancasila di kalangan pelajar.
Program P5 memiliki keterkaitan dengan konsep Kurikulum Merdeka yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Konsep Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada sekolah dan pendidik untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan karakteristik siswa.
Dalam konteks ini, program P5 dapat menjadi bagian dari upaya penyusunan kurikulum yang menekankan pada pembentukan karakter dan nilai-nilai nasional, termasuk pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dapat diintegrasikan ke dalam implementasi Kurikulum Merdeka untuk memperkuat pendidikan karakter di Indonesia.
Terkait hal itu siswa SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta mempraktikkan pembuatan telur asin sebagai bagian dari pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Praktik ini dimasukkan dalam kurikulum sebagai bagian dari pembelajaran praktis atau keterampilan yang relevan dengan kebutuhan lokal atau keinginan sekolah untuk melibatkan siswa dalam kegiatan yang berbasis pada pengalaman langsung.
Kegiatan semacam itu dapat memberikan pengalaman belajar yang bermanfaat bagi siswa, termasuk pembelajaran tentang proses pembuatan makanan dan keterampilan praktis lainnya.
Pembuatan telur asin oleh siswa kelas VII di SMP Islam Al Azhae 26 Yogyakarta sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan mereka pada keterampilan praktis, sains, atau keterampilan kehidupan sehari-hari. Ini bisa menjadi bagian dari upaya sekolah untuk memberikan pendidikan yang lebih holistik dan terintegrasi, di mana siswa tidak hanya belajar dari buku teks, tetapi juga dari pengalaman langsung. Praktik seperti ini juga dapat mengajarkan siswa tentang nilai-nilai seperti kerja sama, kebersamaan, dan tanggung jawab.
Adapun pengajaran langsung oleh narasumber H. Munawir SPdI, yang juga pemilik Dzaky Farm, memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi siswa. Dengan pengalaman praktis dan pengetahuan yang dimiliki oleh narasumber tersebut, siswa dapat belajar secara langsung. Ini merupakan implementasi konkret dari pendekatan Kurikulum Merdeka di mana pembelajaran tidak terbatas pada ruang kelas tetapi juga melibatkan sumber daya dan pengalaman di luar sekolah.
Pendekatan yang melibatkan siswa dalam setiap tahap proses, mulai dari penyediaan alat dan bahan baku yang berkualitas hingga mekanisme petik hasil, merupakan cara yang sangat efektif untuk memperkenalkan mereka pada konsep-konsep praktis dalam kegiatan pembuatan telur asin. Dengan demikian, siswa tidak hanya memahami teori tetapi juga mempraktikkan keterampilan langsung yang berkaitan dengan produksi telur asin dan manajemen usaha.
Melibatkan mereka dalam tahap penyediaan alat dan bahan baku yang berkualitas membantu memperkuat pemahaman tentang pentingnya perencanaan dan persiapan sebelum memulai suatu proyek. Selanjutnya, melibatkan siswa dalam proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dapat mengajarkan mereka tentang teknik-teknik pengolahan yang tepat dan pentingnya kualitas produk.
Terakhir, mengajarkan siswa tentang mekanisme petik hasil membantu mereka memahami tahap-tahap terakhir dalam siklus produksi serta pentingnya waktu dan teknik yang tepat untuk menghasilkan hasil yang berkualitas. Ini juga dapat mengajarkan mereka tentang tanggung jawab dan kesabaran dalam menyelesaikan suatu proyek atau tugas.
Secara keseluruhan, pendekatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial dan kewirausahaan yang penting bagi perkembangan siswa di masa depan.
Munawir mengatakan bahwa murid-murid sangat antusias dalam kegiatan pembuatan telur asin dan menunjukkan bahwa pendekatan ini berhasil menarik minat mereka. Antusiasme ini dapat memupuk semangat kolaborasi dan kreativitas di antara siswa karena mereka terlibat dalam praktik bersama-sama sebagai tim dalam satu kelompok.
Kolaborasi di antara siswa dalam pembuatan telur asin mampu menunjukkan untuk saling bekerja sama, berbagi ide, dan memecahkan masalah bersama. Hal ini membantu memperkuat keterampilan sosial mereka, seperti komunikasi, kerja tim, dan kepemimpinan.
Selain itu, kegiatan praktis seperti pembuatan telur asin juga dapat merangsang kreativitas siswa. Mereka mencoba berbagai teknik atau metode dalam proses pembuatan telur asin, atau bahkan mengembangkan ide-ide baru untuk meningkatkan kualitas atau rasa produk akhir.
Dengan demikian, praktik pembuatan telur asin tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang bermanfaat dalam hal keterampilan praktis, tetapi juga memperkuat hubungan antar-siswa dan mengembangkan kreativitas mereka.
Adapun rencana untuk memanen hasil telur asin yang dibuat oleh para murid pada saat yang bersamaan dengan kegiatan SLC (Student Led Conference). Ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperlihatkan hasil karya mereka kepada orang tua dan pengunjung lainnya selama acara SLC.
Pemanenan hasil telur asin saat acara SLC dapat menjadi bagian dari presentasi atau demonstrasi yang dilakukan oleh siswa. Mereka dapat menjelaskan proses pembuatan telur asin yang mereka lakukan, membagikan pengalaman, dan bahkan menunjukkan produk akhir kepada pengunjung acara.
Hal ini juga dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk merasa bangga dengan karya mereka dan mendapatkan apresiasi dari orang tua dan orang lain yang menghadiri acara SLC. Selain itu, ini juga merupakan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berbicara di depan umum dan berbagi pengetahuan mereka dengan orang lain.
Secara keseluruhan, mengintegrasikan pemanenan hasil telur asin ke dalam kegiatan SLC adalah cara yang bagus untuk melibatkan siswa secara aktif dalam acara sekolah dan memperlihatkan prestasi mereka kepada komunitas sekolah dan orang tua.
Dengan melihat hasil karya murid dalam proyek ini, para orang tua dapat lebih memahami bagaimana sekolah dan pendidik mereka membantu mengembangkan karakter dan kesadaran nasional anak-anak mereka. Ini juga memberikan kesempatan bagi orang tua untuk memberikan dukungan dan apresiasi kepada anak-anak mereka dalam upaya mereka untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Kegiatan program P5 dengan membuat telur asin dipromotori oleh TIM 3 yang terdiri dari Ratna Ningrum SS, Fahmi Azis SH, Septina Ratna Prabawa Shinta SPd, Fuadi Raja Baja MOR, Didik Zulfahmi Akbar SPd, dan Fatwa Ika Widarti SSi Gr. (Fatwa Ika)