‘RPP Deep Learning’ Antarkan Lili Suryani Raih Juara 1 Lomba Kompetensi Keagamaan Guru YPI

SLEMAN – SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Kali ini datang dari sosok guru inspiratif, Lili Suryani SPdI MPd, yang berhasil meraih juara 1 dalam Lomba Kompetensi Keagamaan Guru Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar. Ajang bergengsi yang digelar pada 25 Oktober 2025 di Al Azhar Pusat, Jakarta, ini mempertemukan para pendidik terbaik dari seluruh Indonesia yang berada di bawah naungan YPI Al Azhar.

Dalam perlombaan ini, para peserta diminta untuk mengirimkan video pembelajaran beserta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mereka rancang sendiri. Lili Suryani tampil menonjol dengan mengusung konsep “Deep Learning”, yaitu pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa memahami makna secara mendalam, bukan sekadar menghafal konsep.

Proses penyusunan RPP versi Lili diawali dengan analisis kesiapan siswa, memahami karakter materi, dan menentukan dimensi profil pelajar Pancasila yang relevan. Setelah itu, ia menyusun langkah pembelajaran yang berfokus pada penguatan kemampuan berpikir tingkat tinggi, kolaborasi, serta penerapan nilai-nilai Islam dalam konteks kehidupan sehari-hari.

“Bagi saya, deep learning adalah kunci agar murid benar-benar memahami makna dari ilmu yang dipelajari. Tidak berhenti di teori, tetapi berlanjut pada sikap dan akhlak dalam keseharian,” jelas Lili.

Tema yang diangkat Lili dalam lomba ini adalah “Kewarisan Dalam Islam”. Sebuah materi yang kerap dianggap sulit oleh sebagian siswa, namun berhasil ia kemas dengan cara yang menarik. Ia menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) — dua pendekatan yang membuat siswa aktif berpikir, berdiskusi, dan menemukan solusi atas persoalan nyata.

Dalam praktiknya, siswa diajak mengkaji kasus warisan yang sering muncul di masyarakat, kemudian membuat proyek berupa simulasi pembagian harta waris sesuai syariat Islam. Proyek tersebut ditutup dengan presentasi kelompok di depan kelas, sehingga setiap siswa tidak hanya memahami konsep, tetapi juga mengasah kemampuan komunikasi dan kerja sama.

Baca Juga  SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta Mantapkan Strategi Angkatan 2026 Menuju Kampus Impian

“Pembelajaran seperti ini mengajarkan keseimbangan antara ilmu dan adab. Siswa belajar berhitung, berpikir logis, tapi juga belajar tentang keadilan dan tanggung jawab moral,” kata Lili.

Memanfaatkan Teknologi untuk Pembelajaran yang Menyenangkan

Keunggulan lain dari RPP karya Lili adalah pemanfaatan teknologi yang kreatif dan efektif. Ia menggunakan berbagai aplikasi seperti Mentimeter untuk ice breaking dan refleksi, Google Form untuk asesmen formatif, Google Classroom untuk distribusi materi, serta analisis diagram untuk menggambarkan struktur warisan.

Pembelajaran terasa interaktif, tidak membosankan, dan mampu membuat siswa terlibat secara aktif dari awal hingga akhir. “Anak-anak zaman sekarang sangat dekat dengan teknologi. Maka guru harus hadir di ruang yang sama dengan mereka, menjadikan teknologi sebagai jembatan untuk menanamkan nilai,” ujar Lili dengan penuh keyakinan.

Proses Seleksi yang Ketat dan Mengesankan

Dari ratusan guru peserta di seluruh Indonesia, hanya beberapa yang berhasil lolos ke tahap final. Lili menjadi salah satu finalis yang dipilih karena RPP-nya dinilai sistematis, relevan, dan menunjukkan penerapan nyata prinsip deep learning.

Pada babak final, ia harus mempresentasikan RPP di hadapan dewan juri yang terdiri dari dua pakar pendidikan dan satu tim penilai adab. Presentasi berlangsung intens dan penuh tekanan, namun Lili tetap tampil tenang. Ia menjelaskan setiap bagian dari RPP-nya dengan runtut dan memberikan contoh-contoh nyata penerapan di kelas.

“Alhamdulillah, juri sangat tertarik dengan pendekatan yang saya gunakan. Mereka melihat bagaimana konsep deep learning bisa diterapkan bahkan dalam pelajaran agama yang selama ini dianggap konvensional,” kenangnya.

Selain mempresentasikan, para finalis juga mengikuti sesi wawancara untuk menilai pemahaman, refleksi, dan nilai spiritual sebagai seorang pendidik. Dari sinilah juri menilai bahwa Lili tidak hanya menguasai teori, tetapi juga menjiwai perannya sebagai guru yang menginspirasi.

Baca Juga  Prestasi Berkelas Internasional: 72 Medali dari IKMC 2025, SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta Semakin Mendunia

Juara yang Menginspirasi

Akhirnya, setelah melalui proses penilaian yang ketat, nama Lili Suryani diumumkan sebagai juara 1 Lomba Kompetensi Keagamaan Guru YPI. Kemenangan ini bukan hanya miliknya pribadi, tetapi juga kebanggaan bagi SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta dan seluruh keluarga besar Al Azhar Yogyakarta. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa guru Al Azhar tidak hanya berkompeten secara akademik, tetapi juga memiliki jiwa inovatif, religius, dan berkarakter kuat.

Bagi Lili, kemenangan ini bukan akhir, melainkan awal untuk terus berproses. Ia mengaku bahwa pengalaman mengikuti lomba memberinya banyak pelajaran baru. “Dari komentar juri, saya belajar melihat pembelajaran dari perspektif yang lebih luas. Bahwa setiap anak punya potensi unik yang harus ditumbuhkan dengan pendekatan yang tepat,” tuturnya.

Keberhasilan Lili Suryani membawa pesan penting bagi dunia pendidikan: inovasi tidak hanya milik pelajaran eksakta atau teknologi, tetapi juga harus hadir dalam pendidikan agama. Melalui pembelajaran berbasis deep learning, materi keagamaan bisa disampaikan secara kontekstual, humanis, dan menyenangkan. Prestasi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi guru-guru lain di lingkungan Al Azhar untuk terus berinovasi, menggali potensi diri, dan menebarkan semangat belajar sepanjang hayat.

Dengan komitmen, kreativitas, dan hati yang tulus, Lili Suryani telah membuktikan bahwa seorang guru bisa menjadi agen perubahan. Ia bukan hanya mengajarkan ilmu, tapi juga menghidupkan nilai — menjadikan ruang kelas sebagai tempat lahirnya generasi yang cerdas, berakhlak, dan berjiwa pemimpin. (Fivin)