SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta Hadirkan “Layanan Klinis” agar Tak Ada Siswa yang Tertinggal

SLEMAN – Setiap anak memiliki keunikan dalam cara belajar. Ada yang dengan cepat memahami materi, ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama untuk mencerna. Tidak sedikit pula siswa yang harus meninggalkan pelajaran karena sakit atau kesibukan mengikuti lomba. Kondisi ini seringkali membuat mereka merasa tertinggal dan kehilangan semangat. Menyadari hal tersebut, SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta menghadirkan program istimewa bernama Layanan Klinis—sebuah pendampingan khusus agar setiap siswa tetap memiliki kesempatan yang sama untuk maju.

SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta sejak awal berdirinya berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dalam mendampingi tumbuh kembang akademik para siswanya. Program Layanan Klinis ini menjadi salah satu bukti nyata kepedulian sekolah, bahwa pendidikan tidak hanya sekadar mengejar angka, melainkan juga memastikan tidak ada satu pun siswa yang dibiarkan berjalan sendirian dalam proses belajarnya.

Apa Itu Layanan Klinis?

Layanan Klinis adalah tambahan jam belajar yang diberikan guru kepada siswa di luar jam pelajaran reguler. Program ini hadir sebagai bentuk perhatian sekolah kepada mereka yang sempat tertinggal pelajaran karena berbagai alasan.

Ada siswa yang sakit dan harus meninggalkan kegiatan belajar di kelas. Ada pula yang sibuk mengikuti lomba sehingga melewatkan pelajaran tertentu. Tidak sedikit pula yang mengalami kesulitan memahami materi, sehingga membutuhkan penjelasan tambahan. Semua itulah yang kemudian menjadi dasar lahirnya Layanan Klinis, dengan satu tujuan utama: memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anak untuk memahami pelajaran dengan baik.

Program ini dirancang dengan beberapa tujuan penting. Pertama, membantu siswa memahami kembali materi yang belum dikuasai. Kedua, memberikan perhatian individual sesuai kebutuhan masing-masing. Ketiga, menumbuhkan kembali kepercayaan diri dalam belajar. Dan yang tidak kalah penting, mencegah kesenjangan akademik antar siswa, sehingga kelas tetap berjalan seimbang.

Baca Juga  Dr Rima dari Tashkent, Membuka Jendela Dunia di SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta

Setiap anak punya potensi besar, hanya saja cara menggalinya berbeda. Dengan Layanan Klinis, sekolah berusaha menemukan cara yang tepat bagi setiap anak untuk berkembang.

Berbeda dengan suasana belajar di kelas reguler yang diikuti banyak siswa, Layanan Klinis dilaksanakan dengan lebih personal dan fleksibel. Program ini dijalankan di luar jam pelajaran utama, dengan jadwal yang disesuaikan antara guru dan siswa.

Suasananya dibuat kondusif, santai, namun tetap serius dalam pencapaian tujuan belajar. Dengan demikian, siswa merasa nyaman untuk bertanya, mendiskusikan hal-hal yang belum dipahami, dan menggali materi lebih dalam. Banyak siswa yang awalnya minder karena merasa tertinggal, akhirnya kembali menemukan kepercayaan dirinya.

Komitmen Sekolah

Melalui Layanan Klinis, SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta ingin menegaskan komitmennya bahwa setiap siswa berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk meraih prestasi. Sekolah percaya bahwa tidak ada anak yang benar-benar tertinggal, selama ada tangan-tangan yang mau menuntun dengan kesabaran.

Layanan Klinis adalah wujud nyata kasih sayang guru kepada muridnya. Para pendidik menyadari, di balik setiap catatan yang tertinggal, ada rasa khawatir seorang anak. Di balik setiap angka ulangan yang menurun, ada rasa kecewa yang bisa memadamkan semangat. Karena itu, sekolah ingin hadir sebagai rumah kedua, tempat siswa merasa aman, diterima, dan didorong untuk terus maju.

Kini, Layanan Klinis bukan hanya menjadi tambahan jam belajar, melainkan juga sebuah ruang yang menumbuhkan harapan. Banyak siswa yang awalnya tertinggal, kini justru tampil percaya diri, berani, bahkan berprestasi. Semua itu terjadi karena adanya perhatian, kesabaran, dan keyakinan bahwa setiap anak mampu berkembang dengan caranya sendiri.

Dengan hadirnya program ini, SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta berharap tidak ada lagi siswa yang merasa putus asa. Sebaliknya, mereka semakin termotivasi untuk belajar, berprestasi, dan berkembang sesuai kemampuan terbaiknya. Sebab pendidikan sejatinya bukan hanya soal kecerdasan otak, tetapi juga soal ketulusan hati dalam mendampingi perjalanan anak-anak menuju masa depan mereka. (Frau Rini)

Baca Juga  Student's Project Innovation Assesment Interdisipliner Assessment | SPIONASE: IA