SLEMAN – Galih Syah Putra, anak asal Pemalang, Jawa Tengah, terlahir dengan kondisi kaki kiri yang tidak sempurna. Meskipun demikian, semangat belajar dan keinginannya untuk bersekolah tak pernah padam. Galih terus berjuang untuk menempuh pendidikan layaknya anak-anak lainnya.
Tekad dan keteguhan Galih yang baru berusia 8 tahun ini menjadi inspirasi bagi Kepala SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta Ardian Sinta Budiyono MPd dan Yayasan Visi Mahakarya, yang ingin memberikan dukungan melalui sumbangan kaki palsu agar Galih dapat lebih leluasa dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan melanjutkan pendidikannya dengan lebih baik.
Kini, Galih Syah Putra tinggal bersama kakek dan neneknya (Nasrin dan Sutriah) setelah menghadapi situasi sulit dalam keluarganya. Ayahnya pergi saat ia lahir, dan ibunya meninggalkannya sejak Galih lulus TK tanpa pernah memberikan kabar. Meski kondisi hidupnya penuh tantangan, Galih tetap menunjukkan semangat dan keteguhan hati untuk terus belajar dan menjalani hidup dengan penuh harapan. Kakek dan neneknya kini menjadi tempatnya bernaung dan sumber kekuatan bagi Galih dalam menghadapi setiap kesulitan.
Kakek Galih Syah Putra, Nasrin, bekerja sebagai penjual telur mini yang dijajakan keliling dari satu SD ke SD lainnya untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka. Dengan penghasilan yang terbatas, sang kakek tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi Galih, memastikan cucunya mendapatkan kesempatan belajar dan kehidupan yang layak. Pengorbanan dan kerja keras kakeknya menjadi bukti cinta dan dedikasi yang luar biasa dalam menjaga dan mendampingi Galih di tengah tantangan hidup yang mereka hadapi.
Setiap pagi, Nasrin dengan penuh kasih sayang menggendong cucunya untuk bersekolah. Dengan keterbatasan fisik yang dimiliki Galih, kakeknya berusaha memastikan bahwa Galih tidak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Pengorbanan ini menunjukkan betapa besar cinta dan ketulusan sang kakek dalam mendukung masa depan Galih, meskipun harus menghadapi berbagai kesulitan setiap harinya.
Sebagai wujud solidaritas kemanusiaan, Kepala SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta Ardian Sinta Budiyono mengambil langkah melakukan penggalangan dana dari keluarga besar SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta. Dana yang terkumpul nanti akan diberikan Galih dalam bentuk kaki palsu. Untuk penyaluran bantuan bekerja sama dengan Yayasan Visi Maha Karya.
“Para orang tua murid sudah saya informasikan soal penggalangan dana. Hari ini (Senin, 7/10/2024) kami mulai penggalangan dana,” kata Ardian ditemui di ruang kerjanya, Senin (7/10/2024).
Menurut Ardian, bantuan kaki palsu tahun ini kali kedua setelah tahun 2023 lalu pihak sekolah dan Yayasan Visi Maha Karya juga menyalurkan bantuan kaki palsu kepada pelajar SMA di Pemalang, Jawa Tengah.
SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta menggalang dana untuk membantu kaum disabilitas melalui program sosial yang melibatkan partisipasi siswa, guru, dan orang tua. Dana yang terkumpul digunakan untuk memberikan bantuan kepada penyandang disabilitas dalam bentuk peralatan penunjang, seperti kaki palsu. Program ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan bantuan materi, tetapi juga untuk menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial atau solidaritas kemanusiaan keluarga besar SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta terhadap masyarakat yang membutuhkan, khususnya kaum disabilitas.
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya sekolah dalam membantu anak-anak yang membutuhkan peralatan medis khusus, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup Galih dan memberinya kesempatan lebih besar untuk beraktivitas secara mandiri.
Penyaluran bantuan kaki palsu yang dananya berasal dari orang tua siswa ini merupakan kali kedua dilakukan oleh SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta. Dukungan orang tua siswa dalam program ini menunjukkan tingginya kepedulian dan semangat gotong royong di kalangan komunitas sekolah. Bantuan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi anak-anak yang membutuhkan, serta menjadi inspirasi bagi siswa untuk terus berbuat kebaikan dan membantu sesama. (Chaidir)
SLEMAN – Galih Syah Putra, anak asal Pemalang, Jawa Tengah, terlahir dengan kondisi kaki kiri yang tidak sempurna. Meskipun demikian, semangat belajar dan keinginannya untuk bersekolah tak pernah padam. Galih terus berjuang untuk menempuh pendidikan layaknya anak-anak lainnya.
Tekad dan keteguhan Galih yang baru berusia 8 tahun ini menjadi inspirasi bagi Kepala SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta Ardian Sinta Budiyono MPd dan Yayasan Visi Mahakarya, yang ingin memberikan dukungan melalui sumbangan kaki palsu agar Galih dapat lebih leluasa dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan melanjutkan pendidikannya dengan lebih baik.
Kini, Galih Syah Putra tinggal bersama kakek dan neneknya (Nasrin dan Sutriah) setelah menghadapi situasi sulit dalam keluarganya. Ayahnya pergi saat ia lahir, dan ibunya meninggalkannya sejak Galih lulus TK tanpa pernah memberikan kabar. Meski kondisi hidupnya penuh tantangan, Galih tetap menunjukkan semangat dan keteguhan hati untuk terus belajar dan menjalani hidup dengan penuh harapan. Kakek dan neneknya kini menjadi tempatnya bernaung dan sumber kekuatan bagi Galih dalam menghadapi setiap kesulitan.
Kakek Galih Syah Putra, Nasrin, bekerja sebagai penjual telur mini yang dijajakan keliling dari satu SD ke SD lainnya untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka. Dengan penghasilan yang terbatas, sang kakek tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi Galih, memastikan cucunya mendapatkan kesempatan belajar dan kehidupan yang layak. Pengorbanan dan kerja keras kakeknya menjadi bukti cinta dan dedikasi yang luar biasa dalam menjaga dan mendampingi Galih di tengah tantangan hidup yang mereka hadapi.
Setiap pagi, Nasrin dengan penuh kasih sayang menggendong cucunya untuk bersekolah. Dengan keterbatasan fisik yang dimiliki Galih, kakeknya berusaha memastikan bahwa Galih tidak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Pengorbanan ini menunjukkan betapa besar cinta dan ketulusan sang kakek dalam mendukung masa depan Galih, meskipun harus menghadapi berbagai kesulitan setiap harinya.
Sebagai wujud solidaritas kemanusiaan, Kepala SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta Ardian Sinta Budiyono mengambil langkah melakukan penggalangan dana dari keluarga besar SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta. Dana yang terkumpul nanti akan diberikan Galih dalam bentuk kaki palsu. Untuk penyaluran bantuan bekerja sama dengan Yayasan Visi Maha Karya.
“Para orang tua murid sudah saya informasikan soal penggalangan dana. Hari ini (Senin, 7/10/2024) kami mulai penggalangan dana,” kata Ardian ditemui di ruang kerjanya, Senin (7/10/2024).
Menurut Ardian, bantuan kaki palsu tahun ini kali kedua setelah tahun 2023 lalu pihak sekolah dan Yayasan Visi Maha Karya juga menyalurkan bantuan kaki palsu kepada pelajar SMA di Pemalang, Jawa Tengah.
SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta menggalang dana untuk membantu kaum disabilitas melalui program sosial yang melibatkan partisipasi siswa, guru, dan orang tua. Dana yang terkumpul digunakan untuk memberikan bantuan kepada penyandang disabilitas dalam bentuk peralatan penunjang, seperti kaki palsu. Program ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan bantuan materi, tetapi juga untuk menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial atau solidaritas kemanusiaan keluarga besar SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta terhadap masyarakat yang membutuhkan, khususnya kaum disabilitas.
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya sekolah dalam membantu anak-anak yang membutuhkan peralatan medis khusus, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup Galih dan memberinya kesempatan lebih besar untuk beraktivitas secara mandiri.
Penyaluran bantuan kaki palsu yang dananya berasal dari orang tua siswa ini merupakan kali kedua dilakukan oleh SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta. Dukungan orang tua siswa dalam program ini menunjukkan tingginya kepedulian dan semangat gotong royong di kalangan komunitas sekolah. Bantuan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi anak-anak yang membutuhkan, serta menjadi inspirasi bagi siswa untuk terus berbuat kebaikan dan membantu sesama. (Chaidir)