SLEMAN – SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta kembali menghadirkan gebrakan edukatif melalui program Stadium General yang dilangsungkan pada Rabu, 6 Agustus 2025 bertempat di Auditorium Al Hafidh. Kegiatan ini menghadirkan sosok inspiratif Rahayu Rizky, seorang dosen Bahasa Inggris di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, penerima beasiswa LPDP, dan mahasiswa doktoral di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Dengan tema yang kekinian dan relevan, yaitu “Speak Tech: Mastering English in the Digital World”, acara ini diikuti secara antusias oleh seluruh peserta didik kelas 9 SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta.
Mengapa Bahasa Inggris dan Teknologi Harus Bersatu?
Melalui presentasi interaktif dan inspiratif, Rahayu Rizky menekankan bahwa dunia digital saat ini telah menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama dalam komunikasi global, teknologi, hingga standar akademik dan bisnis internasional. Di balik berbagai platform digital yang kita gunakan setiap hari, dari mesin pencari hingga media sosial, bahasa Inggris mendominasi hingga lebih dari 50% konten daring di dunia. Maka, penguasaan bahasa Inggris bukan lagi sekadar nilai tambah, melainkan sebuah kebutuhan dasar untuk bertahan dan berkembang di dunia modern.
Fakta Menarik: Belajar Bahasa Lewat Dunia Digital
Berdasarkan data riset terbaru (Redalyc, 2021), mayoritas pelajar Indonesia aktif menggunakan platform digital untuk mendukung pembelajaran bahasa, seperti mendengarkan lagu berbahasa Inggris (57,8%), menggunakan kamus daring (56,6%), mencatat kosakata baru (53,8%), dan bermain game yang menggunakan instruksi berbahasa Inggris (50,3%). Tak hanya itu, game digital pun terbukti mampu meningkatkan retensi kosakata dan keberanian berbicara dalam bahasa asing.
Bahkan studi terbaru pada tahun 2025 menunjukkan bahwa lebih dari 80% mahasiswa Indonesia merasa belajar bahasa Inggris menjadi lebih menyenangkan melalui video game. Game, yang selama ini dianggap sekadar hiburan, ternyata memiliki potensi besar sebagai alat edukatif yang meningkatkan keterampilan ekspresif dan komunikatif.
Tantangan: Rendahnya Kemampuan Aktif Bahasa Inggris di Indonesia
Meski Bahasa Inggris diajarkan sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi, Indonesia masih menghadapi tantangan serius. Berdasarkan Indeks Kemampuan Bahasa Inggris (EPI) 2024, Indonesia menempati peringkat ke-80 dari 116 negara dengan skor 468, kategori “Low Proficiency”. Kebanyakan pelajar Indonesia tergolong pengguna “pasif”, artinya mereka mampu membaca dan memahami, namun kurang percaya diri saat berbicara.
Rahayu Rizky mengajak peserta didik untuk memutus siklus pasif ini. Menurutnya, teknologi adalah alat, bukan ancaman. Jika digunakan secara tepat dan bijak, teknologi justru bisa menjadi jembatan emas untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, kreativitas, kolaborasi global, dan ekspresi diri.
Digital Literacy: Kunci Bertahan di Masa Depan
Lebih dari sekadar belajar Bahasa Inggris, peserta didik juga diajak memahami pentingnya digital literacy. Dalam pemaparan Rahayu Rizky, keterampilan digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan hidup abad ke-21. Dengan digital literacy, siswa dapat:
- Menelusuri dan mengevaluasi informasi dengan cermat
- Melindungi privasi dan keamanan digital mereka
- Menangkal hoaks dan perundungan siber
- Mengekspresikan diri melalui platform seperti blog, vlog, seni digital, dan bahkan coding
- Berkolaborasi lintas budaya melalui dunia maya
Menumbuhkan Keberanian Berbahasa Inggris sejak Dini
Atmosfer stadium general terasa hidup dengan sesi interaktif di awal, sebuah permainan ringan “Stand Up If True” yang berhasil mencairkan suasana sekaligus menyadarkan siswa akan kebiasaan digital mereka sehari-hari. Rahayu Rizky menekankan bahwa keberanian untuk mencoba berbicara, membuat kesalahan, dan belajar dari kesalahan adalah kunci keberhasilan dalam menguasai Bahasa Inggris.
Penutup: Menjadi Pelajar Adaptif dan Visioner
Melalui kegiatan ini, para peserta didik tidak hanya mendapat pengetahuan, namun juga motivasi dan kesadaran akan pentingnya belajar Bahasa Inggris dalam dunia digital. “Speak Tech” bukan hanya tentang teknologi dan bahasa, tapi juga tentang keberanian menjadi pembelajar seumur hidup (lifelong learner) yang adaptif, kreatif, dan siap menghadapi masa depan global.
SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan edukatif yang membekali murid bukan hanya dengan nilai akademik, tetapi juga keterampilan abad 21 yang relevan dan dibutuhkan di masa depan. ***