SLEMAN – Sekolah Dasar Islam Al Azhar 31 Yogyakarta membuat terobosan dalam melaksanakan program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bagi murid-murid kelas 5. Pada acara yang digelar di Auditorium Al Hafidh Kampus Al Azhar Yogyakarta, Kamis (6 Mei 2024), menampilkan aneka ragam tarian nusantara dan presentasi murid tentang lingkungan hidup serta ramah anak dan lainnya.
Ada hal yang menarik di tengah acara yang bertema “”Seminar Budaya dan Bahasa Nusantara” tersebur, yaitu peluncuran buku karya 123 murid kelas 5 yang berjudul “Saya Bercerita Mereka Mendengar”. Buku antologi itu merupakan kumpulan cerita tentang budi pekerti yang ditulisan seluruh murid kelas 5.
“Buku ini sebagai wujud kecerdasan koletif yang berasal dari kecerdasan masing-masing murid,” ujar Kepala SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta, Danar Kusuma MPd, ditemui di sela acara.
Danar menjelaskan, proses pembelajaran menulis telah dimulai pada Januari 2024 hingga Mei 2024 diterbitkan. Proses panjang dilakukan secara bertahap dengan bimbingan yang dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia, Dedik Dwi Prihatmoko.
Dalam peluncuran buku, Danar memberikan apresiasi kepada lima murid penulis terbaik dengan memberikan sertifikat dan uang. Mereka adalah Nimaz Shaninda Mufida Bassae (kelas 5 Ibnu Sina), Keyla Zafira Fahrunisa (kelas 5 Ibu Khladun), Aimiliona Katya Widyarina (kelas 5 Ibnu Rusyd), Aqueena Hazelya Imanta (kelas 5 Ibnu Haitsam), dan Bintang Hanif Nararya).
Pada kesempatan itu Danar Kusuma juga mengumumkan dan memanggil Nauval Virendra Pratama yang pada Mei lalu menjadi Duta Children Forest Program 2024 mewakili Indonesia ke Jepang.
Sementara itu Dedik Dwi Prihatmoko, guru bahasa Indonesia sekaligus penyunting buku “Saya Bercerita Mereka Mendengar” menjelaskan, pelatihan menulis bagi murid dilakukan secara bertahap dalam beberapa pertemuan. Tahap pertama pengenalan teknik menulis secara basik. Tahap selanjutnya dilakukan latihan penulisan cerita sesuai tema. Beberapa tema seperti menulis puisi, cerita narasi, cerita fabel, cerita fantasi, dan cerita petualangan.
“Ternyata murid-murid memiliki kemampuan luar biasa. Rupanya mereka sering membaca novel, bahka sering dibawa sampai kelas,” ujar Dedik.
Ia berharap dengan melaksanakan program P5 dalam bentuk karya buku menjadi peninggalan monumental bagi para murid, orang tua, dan sekolah,. (Chaidir)
