WONOSARI — Semangat belajar dan bertumbuh tak hanya diajarkan, tetapi diteladankan secara nyata oleh guru SMP Islam Al Azhar 38 Wonosari. Mereka adalah Lina Fauziyah SPd Gr. dan Siti Zubaidah Sya’bani SPd, yang berhasil menorehkan prestasi membanggakan pada dua ajang bergengsi tingkat DIY.
Perjalanan keduanya menjadi bukti bahwa pendidik adalah pembelajar sepanjang hayat, yang tak pernah berhenti mengasah kompetensi dan memberi inspirasi.
Dalam ajang Best Practice Showcase Teaching Reel Contest “Sharing Innovative Teaching Practices for 21st Century English Classroom” yang diselenggarakan oleh Jogja English Teachers Association (JETA), Lina berhasil melaju dari babak penyisihan online (15 September – 19 Oktober 2025) hingga babak final yang digelar di SMA Negeri 3 Yogyakarta pada Sabtu, 1 November 2025. Puluhan peserta dari seluruh kabupaten di DIY turut berkompetisi dalam ajang ini.
Sebagai guru Bahasa Inggris, Lina mempersiapkan diri dengan penuh kesungguhan. Ia menyusun rencana pembelajaran inovatif berbasis 4C (Communicative, Collaborative, Critical Thinking, Creativity), menyiapkan bahan ajar, mengedit video reel Instagram, hingga menulis makalah dalam bahasa Inggris. Ketika diumumkan sebagai finalis, ia kembali memacu diri menyiapkan materi presentasi terbaik di hadapan juri.
Namun, proses tersebut tidak selalu mulus. Padatnya aktivitas sekolah, mulai dari mengajar, membimbing lomba, mengampu ekstrakurikuler, mengikuti workshop Cambridge, hingga menyiapkan event sekolah, sempat membuatnya lelah dan pesimis.
“Kompetisi yang tersulit adalah melawan diri sendiri, bukan melawan peserta lain. Melawan rasa malas dan takut. Namun, kedisiplinan dan tekad akan menghempas semua itu,” ungkapnya.
Di hari final, ia bahkan sempat mengalami kendala kendaraan yang tiba-tiba mogok. Dengan semangat dan dukungan suami yang mengantarnya, Lina tiba tepat waktu. Pulang membawa trofi di tengah hujan pun menjadi momen berharga baginya.
“Saya belajar untuk selalu yakin pada takdir Allah, terus berusaha, berprasangka baik, dan berdoa,” tutur Lina penuh haru.
Prestasi berikutnya datang dari Siti Zubaidah Sya’bani, S.Pd., yang akrab disapa Zubi. Ia menjadi peserta terpilih Terbaik II GTK Transformatif Tenaga Laboratorium Sekolah dalam Apresiasi GTK Tahun 2025 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang digelar pada 28–30 Oktober 2025 di Hotel Grand Mercure Yogyakarta. Kompetisi ini diikuti oleh 190 peserta dari lima kabupaten/kota se-DIY, terdiri atas guru dan tenaga kependidikan terbaik dari setiap wilayah. Ajang ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui BBGTK Provinsi DIY.
Perjalanan Zubi dimulai dari seleksi tingkat kabupaten, di mana ia menyiapkan naskah praktik baik beserta videonya. Berhasil melaju ke tingkat provinsi, Zubi mempersiapkan diri untuk sesi presentasi dan wawancara mendalam di hadapan tim juri.
Waktu persiapan yang singkat dan bersamaan dengan berbagai agenda sekolah menjadi tantangan tersendiri. Persaingan ketat di kategori laboratorium—yang mempertemukan berbagai jenjang satuan pendidikan—membuat tantangan semakin berat.
Namun, berkat keteguhan hati, kerja keras, dan doa, ia berhasil melewati seluruh tahapan dengan baik.
“Tidak ada kuasa kecuali dari Allah. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada orang tua, keluarga, Bapak Mujib selaku Kepala Sekolah, serta rekan sejawat yang memberi dukungan penuh hingga proses ini dapat saya lalui,” ujar Zubi.
Mereka telah membuktikan bahwa guru yang terus belajar, berani keluar dari zona nyaman, dan konsisten berkarya akan menjadi cahaya inspirasi bagi murid serta lingkungan sekitarnya.
Semoga pencapaian ini menjadi penguat semangat seluruh pendidik untuk terus berkarya, berbagi praktik baik, dan menebar manfaat seluas-luasnya. (Anis Safitri)







