Buku Pop-Up Berteknologi RFID Antarkan Dua Siswa SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta ke Final FIKSI Nasional 2025

SLEMAN — Dua siswa SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta, Alwan Rida Bagas Wicaksana (kelas XII Soshum) dan Bilqist Najwa Azzahra (kelas XII Sains Alam), berhasil melangkah ke babak final Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) Nasional 2025, sebuah ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), Pusat Prestasi Nasional, di bawah naungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kedua siswa berprestasi ini mendapat bimbingan dari guru pembimbing, Rohalimah Rizqi Lestari SPd Gr, yang selama ini dikenal aktif mengarahkan siswa untuk berinovasi dan berani berkompetisi di tingkat nasional. Alwan dan Bilqist akan mewakili sekolah mereka di Jakarta bersama finalis dari berbagai provinsi di Indonesia untuk memperebutkan gelar Juara Nasional FIKSI 2025, pada akhir Oktober 2025, yang tahun ini mengusung tema “Talenta Wirausaha, Majukan Bangsa.”

Dalam ajang ini, Alwan dan Bilqist menampilkan karya kreatif bertajuk “Buku Pop-Up Kebudayaan Jogja Berbasis Teknologi RFID.” Karya tersebut merupakan hasil kolaborasi ide, riset, dan eksplorasi yang memadukan unsur edukasi budaya, seni visual, dan teknologi digital interaktif.

Menurut Koordinator Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta, Febriyan Wijoyo Mulyopratikno, karya Alwan dan Bilqist sudah dicatatkan Hak Cipta di Kementeriaan Hukum RI pada 31 Juli 2025 lalu dengan judul ciptaan “Mirsa Budaya : Inovasi Pembelajaran Budaya Lokal Yogyakarta melalui Pop-Up Book Interaktif Berbasis RFID – Interactive Audio System”.  

Berbeda dengan buku pop-up konvensional, karya mereka menghadirkan visual tiga dimensi yang memukau—menampilkan rumah adat, pakaian tradisional, hingga kuliner khas Yogyakarta—dan dilengkapi dengan sistem RFID (Radio Frequency Identification) yang memungkinkan pengalaman belajar interaktif. Ketika alat baca RFID disentuhkan pada ilustrasi pop-up, sensor akan memicu narasi audio, deskripsi sejarah, hingga alunan musik gamelan. Dengan pendekatan ini, buku menjadi media pembelajaran multisensori yang menggabungkan suara, gambar, dan gerak, sehingga pelajar dapat memahami kebudayaan secara lebih hidup dan menyenangkan.

Baca Juga  Wakil Bupati Bantul Hadiri MPLS SMP Islam Al Azhar 66 Bantul. Ini Pesannya

Selain menawarkan inovasi dalam aspek teknologi, karya ini juga mencerminkan komitmen terhadap lingkungan. Konsepnya mengusung prinsip Kewirausahaan Hijau, dengan alat baca RFID yang menggunakan daya baterai rechargeable. Sistem ini bukan hanya hemat energi, tetapi juga mendukung pengurangan limbah elektronik, sejalan dengan semangat keberlanjutan yang diusung dalam FIKSI 2025.

“Kami ingin membuat media belajar yang bukan hanya menarik secara visual, tapi juga bisa mendidik sekaligus ramah lingkungan,” ujar Alwan Rida Bagas Wicaksana.

Teknologi RFID, lanjut Alwan, dikembangkan agar buku ini tidak sekadar dibaca, tapi bisa dihidupkan. Setiap halaman menjadi jembatan untuk memahami budaya dengan cara yang modern.”

Rencana Pengembangan dan Dukungan Sekolah

Dalam tahap berikutnya, Alwan dan Bilqist berencana menyempurnakan karya mereka dengan menambahkan sistem speaker bluetooth agar kualitas suara dari narasi bisa terdengar lebih jelas. Inovasi ini diharapkan semakin memperkuat aspek fungsional produk mereka, sehingga layak dikembangkan sebagai media pembelajaran interaktif berbasis teknologi dan budaya lokal.

Febriyan menyampaikan apresiasi tinggi kepada kedua siswa tersebut. “Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa siswa kami mampu berpikir kritis, berinovasi, dan berkolaborasi lintas bidang. Kami mendukung penuh setiap langkah mereka untuk berkontribusi pada dunia pendidikan dan kewirausahaan nasional,” ujarnya.

FIKSI 2025: Membangun Generasi Wirausaha Berkelanjutan

Penyelenggaraan FIKSI Tahun 2025 berlandaskan Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2024 tentang Desain Besar Manajemen Talenta Nasional, yang menekankan pentingnya identifikasi dan pengembangan potensi generasi muda. Tahun ini, kompetisi tersebut difokuskan pada bidang-bidang usaha strategis seperti agribisnis, agroteknologi, kemaritiman, kesehatan, wirausaha sosial, pariwisata, teknologi digital, kuliner, fesyen, games, kriya, serta industri musik, film, dan animasi.

Melalui pendekatan yang menonjolkan inovasi, keberlanjutan, dan empati sosial, ajang ini menjadi ruang bagi para siswa untuk menunjukkan gagasan kreatif yang mampu memberikan solusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan. FIKSI bukan sekadar kompetisi, tetapi juga sarana pembelajaran kewirausahaan yang menumbuhkan karakter, tanggung jawab, dan daya saing global.

Baca Juga  Buku Ajar Bahasa Arab Karya Guru Al Azhar Yogyakarta: Menyenangkan, Interaktif, dan Sarat Nilai Islami

Inspirasi dari Yogyakarta untuk Indonesia

Keberhasilan Alwan dan Bilqist menembus babak final FIKSI Nasional 2025 menjadi kebanggaan tersendiri bagi SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta dan juga bagi daerah Yogyakarta sebagai kota yang dikenal kaya akan budaya dan kreativitas. Karya mereka menjadi contoh bagaimana nilai tradisi dapat berpadu harmonis dengan teknologi modern, menghasilkan produk edukatif yang cerdas, estetik, dan bernilai ekologis tinggi.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, keduanya membuktikan bahwa pelajar Indonesia mampu membawa perubahan positif melalui ide-ide sederhana yang dieksekusi dengan visi besar. FIKSI 2025 bukan hanya panggung kompetisi, tetapi juga ruang pembentukan karakter generasi muda yang tangguh, mandiri, dan peduli terhadap masa depan bangsa. (Chaidir)