SLEMAN – Debat yang digelar tujuh hari menjelang Pemilos (Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Osis) pada 12 September 2024 mendatang, mengusung tema kepemimpinan, kebijakan sekolah dan pendidikan. Tahun ini terdapat 5 pasangan calon (paslon) yang mencalonkan menjadi ketua dan wakil ketua OSIS. Serangkaian kegiatan debat dihadiri oleh seluruh siswa-siswi dan guru/karyawan SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta.
Dalam sambutanya Kepala Sekolah SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta Fajar Arif Herjayanto MPd menilai perdebatan antar paslon perlu dilakukan untuk menggali visi-misi masing-masing paslon.
“Kegiatan debat perlu dilakukan supaya kita bisa mendukung dan menentukan pilihan terbaik yang akan memimpin OSIS SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta” jelas Fajar Arif, Kamis (05/09/2024).
Calon ketua dan wakil ketua Osis nomor urut 3, Evans menjadi kandidat pertama yang mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan pertama dari panelis dalam Debat Pemilos 2024, yang diselenggarakan di Auditorium Al Azhar Yogyakarta World School.
Pertanyaan pertama berkaitan dengan sikap yang diambil jika terjadi pelanggaran berat yang mungkin dilakukan oleh calon ketua dan wakil ketua osis.
Evans memilih untuk bertindak tegas “Saya akan menilai seberapa berat pelanggaran yang telah dilakukan, jika perbuatan tersebut sangat merugikan organisasi maka saya akan mengundurkan diri dari jabatan ketua OSIS.”
Pasangan ini berani bersikap tegas apabila pelanggaran berat sudah terjadi di lingkungan organisasi.
Paslon nomor urut 1, Decta dan Faizan menegaskan bahwa keduanya siap menerima konsekuensi dan bertanggung jawab apabila melakukan pelanggaran berat.
Menurut Decta, jika melakukan pelanggaran berat di dalam sekolah maka harus bertanggung jawab dan berani mengundurkan diri. Selain itu, ia juga tegas akan menindak jika terdapat anggotanya nanti yang melanggar aturan di sekolah.
“Jika melakukan pelanggaran berat di dalam sekolah, maka harus bertanggung jawab dan berani mengundurkan diri,” kata Decta yang merujuk pada wakilnya Faizan.
Dari kelima paslon serentak menjawab akan mengundurkan diri jika melakukan pelanggaran berat di sekolah. Paslon nomor urut 4 mendapatkan urutan pertama dalam menjawab pernyataan selanjutnya. Iva menggaris bawahi bahwa hubungan antara guru dan murid harus memperhatikan rasa hormat dan jujur.
Beberapa kontradiski, kata Iva, antara lain apabila ada teman yang mengejek atau membicarakan seorang guru dibelakang guru tersebut. “Jika saya mendengar secara langsung, maka saya akan menegur dan menasihatinya” ujar Iva.
Menurut dia, ini perlu ditekankan karena kita berada pada lingkup sekolahan berbasis agama dan harus mengedepankan akhlak.
Hudan sebagai paslon nomor urut 2 menjawab bahwa hubungan guru dan murid harus dilandasi oleh kesopanan dan menghargai. “Ketika guru di kelas sedang menjelaskan pelajaran, sudah seharusnya murid mendengarkan karena itu adalah bentuk dari menghargai guru,” kata Hudan.
Pertanyaan terahir dalam sesi panel yaitu tentang kebijakan sekolah, paslon nomor urut 2, memperoleh kesempatan pertama untuk menjawab pertanyaan. Dalam jawabannya, Aghasa menyebutkan jika terdapat kebijakan sekolah yang tidak disetujui maka akan melakukan diskusi dengan bapak/ibu guru dan mengambil jalan tengahnya.
Paslon nomor urut 1 mendapatan kesempatan pertama untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh paslon yang lain. Dalam menjawab pertanyaan mengenai kegiatan di sekolah, Decta lebih menyoroti tentang kegiatan yang bisa mewadahi hobi para siswa.
Ega kemudian memperoleh kesempatan untuk menganggapi pertanyaan dari Evans dan Sabai. Dia mengatakan dirinya akan mengajarkan cara berkomunikasi yang baik. “Kami akan mengajarkan cara berkomunikasi yang baik kepada anggota kami nanti terutama komunikasi kepada kakak tingkat”, ujar Ega.
Pada sesi tanya jawab, terdapat satu audience yang mengajukan pertanyaan kepada seluruh paslon tentang konsekuensi dari pelanggaran berat adalah mengundurkan diri.
Ega sebagai satu-satunya paslon termuda dari kelas 7 menjawab bahwa mengundurkan diri bukan solusi. “Sebelum mengundurkan diri saya akan meminta pertimbangan kepada bapak/ibu guru tentang kelayakan saya”, tegas Ega.
Keempat paslon yang lainnya menyuarakan hal yang sama, bahwa mengundurkan diri adalah hal terahkir yang akan dilakukan jika melakukan pelanggaran berat dalam sekolah.
Debat pemilos ini diharapkan dapat membuka wawasan para murid yang akan menetukan pilihannya pada kegiatan Pemira (Pemilihan Raya) nati. Serangkaian kegiatan debat calon ketua dan wakil ketua OSIS periode 2024/2025 diakhiri dengan saling berjabat tangan di antara ke lima paslon dan menyerukan jargon masing-masing paslon. (Reuwih Diah)