Dr Rima dari Tashkent, Membuka Jendela Dunia di SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta

SLEMAN – Suasana ruang Perpustakaan lantai 3 SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta pada Selasa siang (29/5/2025) terasa berbeda dari biasanya. Deretan buku di rak seolah menyaksikan diskusi hangat lintas budaya yang menggugah wawasan para siswa. Kali ini, sekolah menghadirkan narasumber istimewa dari Webster University di Tashkent, Uzbekistan yaitu Dr Rima Sotlikova, seorang Adjunct Associate Professor dalam bidang MA TESOL.

Dalam sesi bertajuk “Cross-Cultural Understanding and Language Learning in Uzbekistan”, Dr Rima mengajak siswa dan guru untuk memahami pentingnya kompetensi lintas budaya di era global. Ia membuka pertemuan dengan aktivitas interaktif sederhana yaitu tanya jawab. Kegiatan itu mencairkan suasana dan menjadi simbol perkenalan lintas budaya yang hangat.

“Saat kita mempelajari bahasa, kita tidak hanya belajar kata-kata, tapi juga cara berpikir yang berbeda,” ujar Dr. Rima, mengutip kutipan Flora Lewis yang ia tampilkan dalam presentasinya.

Tak hanya memaparkan pengalaman pribadi yang menarik—termasuk fakta bahwa ia pernah tinggal di Indonesia selama 10 tahun—Dr Rima juga memperkenalkan kekayaan budaya negaranya yakni Uzbekistan. Para peserta dibuat terpukau oleh gambar-gambar kota tua Samarkand, Bukhara, dan Khiva yang disebutnya sebagai “museum terbuka di bawah langit.”

Sesi semakin menarik ketika ia menjelaskan tentang makanan khas seperti palov-osh, somsa, dan shashlik, serta perayaan nasional Navruz yang melambangkan musim semi dan harapan baru. Dr Rima juga menekankan bahwa belajar bahasa Inggris di Uzbekistan tak hanya tentang grammar, tetapi juga mencakup keterampilan, budaya, dan teknologi.

“Gunakan teknologi secara efektif. Ada banyak platform seperti Blog.com, YouGlish, dan HelloTalk yang bisa dimanfaatkan,” ujarnya sambil memberikan tips belajar bahasa secara aktif dan konsisten.

Dalam kesempatan itu, Dr Rima juga mengungkapkan kecintaannya terhadap budaya Indonesia, khususnya batik yang disebutnya sebagai “kekayaan yang anggun dan penuh makna simbolik.” Ia mengaku memiliki beberapa koleksi batik dan merasa bangga mengenakannya dalam berbagai acara internasional. Tak hanya itu, ia juga menyukai aneka kuliner khas Yogyakarta.

Baca Juga  Persiapkan Jadi Global Citizenship, Murid SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta Belajar di Jikkoku Fureai Center

Usai sesi presentasi, acara dilanjutkan dengan sesi interaktif yang penuh kehangatan. Para siswa tampak antusias mengajukan pertanyaan, tak hanya seputar budaya Uzbekistan, tetapi juga kehidupan pribadi Dr Rima. Salah satu pertanyaan yang mencuri perhatian adalah tentang pengalaman Dr. Rima saat menempuh pendidikan di Yogyakarta. Dengan bangga, ia bercerita bahwa ia merupakan alumni dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), tempat ia menyelesaikan studi pascasarjana dan doktoralnya.

“Yogyakarta adalah rumah kedua saya. Di sinilah saya belajar banyak, tidak hanya akademik, tapi juga tentang kehidupan dan nilai-nilai budaya Indonesia yang sangat menghargai kebersamaan dan kesederhanaan,” jelasnya sambil mengenang masa-masa studinya di kota pelajar tersebut.

Kehadiran Dr Rima tak hanya memperluas wawasan siswa, tapi juga memperkuat semangat mereka untuk menjadi pembelajar global. Belajar bahasa bisa sangat menyenangkan dan membuat kita lebih terbuka terhadap perbedaan.

Melalui pertemuan ini, SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta membuktikan komitmennya untuk tidak hanya menumbuhkembangkan siswa cerdas secara akademik, tapi juga berwawasan global dan siap berinteraksi dalam dunia yang multikultural.

Acara ditutup dengan foto bersama dan harapan akan kolaborasi lanjutan di masa depan. “Terima kasih, see you again!” ucap Dr. Rima di akhir pertemuan, meninggalkan kesan hangat dan inspirasi mendalam bagi para peserta. (Chaidir)