SLEMAN – Bianca Collins, delegasi guru dari Australia program BRIDGE Partnership Program yang selama satu minggu ini mengobservasi SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta mengikuti kunjungan ke Benteng Vredeburg dan Museum Sonobudoyo.
Bagi Australia eksplorasi budaya, museum dan bangunan bersejarah di Indonesia menjadi subjek yang sangat menarik untuk dipelajari. Hal ini didukung oleh integrasi Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran utama dalam kurikulum pendidikan di Australia.
Miss Bianca Collins mengatakan, tempat-tempat bersejarah dan estetik di Indonesia seringkali menjadi subjek penelitian bagi siswa-siswinya di Australia. Mereka menunjukkan minat yang besar terhadap patung, batik, topeng, pertunjukan wayang, becak, candi, serta berbagai struktur bersejarah lainnya.
“Kunjungan ini akan memperkaya referensi saya dalam merancang materi pembelajaran yang menarik bagi siswa-siswi di Australia. Saya meyakini bahwa murid-murid di Wodonga Middle Years College akan terkesan dan bersemangat untuk mengunjungi SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta,” kata Bianca Collins, Kamis 29 Februari 2024.
Namun, eksplorasi tidak berhenti di situ, Bianca Collins juga memanfaatkan kesempatan untuk mempelajari proses pembuatan batik. “Terbukti, proses pembuatan batik merupakan kegiatan yang penuh dengan kedalaman makna, mengandung nilai filosofis serta kesulitan teknis dan ketelitian yang tinggi. Setiap motif batik memiliki simbol, nilai, makna dan signifikansi yang beragam. Keindahan dan nilai estetika yang terkandung dalam batik sungguh memukau dan mempesona.”
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian mata pelajaran di bawah proyek Penguatan Profil Pelajar dalam Pancasila (P5). Tema yang dilaksanakan saat ini adalah kearifan lokal. Dengan demikian, eksplorasi ini mampu menginternasionalisasikan budaya Indonesia dan kekayaan budaya Yogyakarta kepada siswa-siswi, guru, dan seluruh masyarakat di dunia, bagian dari World School Program Al Azhar Jogjakarta. (Fajar)
