SLEMAN — Sabtu sore (12/7/2025) menjadi momentum istimewa bagi keluarga besar Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS). Di lapangan Kampus AYWS, Gamping, gelaran Konser 20 Tahun AYWS berlangsung meriah, mengalir dari sore hingga malam hari dalam balutan rasa syukur, kebersamaan, dan nuansa spiritual yang menyentuh.
Konser spesial ini dihadiri oleh seluruh keluarga besar AYWS, mulai dari para guru dan karyawan, murid, orang tua, hingga masyarakat umum. Tak hanya itu, hadir pula para sahabat pendiri dan pemilik AYWS Drs HA Hafidh Asrom MM. Di antaranya tokoh-tokoh penting dari Yayasan Pesantren Islam (TPI) Al Azhar seperti Prof Suparji, Dewan Pakar AYWS, pimpinan Muhammadiyah DIY, pimpinan Nahdlatul Ulama DIY, pimpinan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), dan lainnya. Hadir pula tamu-tamu kehormatan dari Kabupaten Bantul seperti Drs Idham Samawi, yang menjabat sebagai Bupati Bantul dua periode (1999–2004 dan 2005–2010), serta Sri Surya Widati, Bupati Bantul periode 2010–2015.
Pongki Barata tampil di Konser 20 Tahun AYWS
Sejak siang selepas sholat Ashar, penonton mulai disuguhkan dengan penampilan-penampilan istimewa dari murid-murid, guru, dan karyawan AYWS. Ada tarian penuh energi, ada musik yang menggugah, dan berbagai suguhan kreatif lainnya. Semua tampil dengan semangat, menjadi cerminan perjalanan dua dekade AYWS yang tak hanya mendidik, tapi juga membentuk karakter dan kepribadian.
Menjelang waktu Maghrib, show dihentikan. Suasana hening berubah menjadi khusyuk saat para penonton dan keluarga melaksanakan ibadah sholat Maghrib dan dzikir bersama. Momen ini memberi makna mendalam: bahwa konser perayaan pun tetap memberi ruang bagi spiritualitas, bukan sekadar hiburan.
Grup musik RAN tampil di Konser 20 Tahun AYWS
Usai sholat dan dzikir, konser dilanjut. Malam pun menjadi semakin hidup saat penyanyi dan musisi Pongki Barata menggebrak panggung. Dengan gaya khasnya yang sederhana namun kuat, Pongki langsung memikat para penonton. Sejumlah lagu yang sudah akrab didengar membuat kehadiran dan lantunan Pongki menyatukan suasana romantis. Beberapa lagu seperti Selamat Malam Dunia, Pandangi Langit, Malam Ini, Seindah Biasa, dan 1000 Tahun Lamanya yang dinyanyikan Pongki terasa memanjakan para penonton yang ikut bernyanyi.
Senyum, tepuk tangan, dan nyanyian bersama menggema di seluruh penjuru lapangan. Lagu-lagu tersebut seperti membawa penonton pada nostalgia masa muda, pada kisah cinta dan semangat yang dulu pernah menyala.
Usai menuntaskan penampilan Pongki di panggung, para penonton pun melanjutkan dengan sholat Isya’ berjamaah. Momen ini kembali memperkuat bahwa konser ini tidak semata pertunjukan seni, melainkan juga ruang berkumpulnya nilai-nilai keislaman dan kekeluargaan.
Kemudian konser berlanjut dengan penampilan penyanyi lagu-lagu relijius dan sholawat, Haddad Alwi. Saat memasuki panggung, penonton menyambut histeris Haddad Alwi. Haddad Alwi pun menyapa para penonton dan mengucapkan salam. Kehadirannya menjadi penyejuk yang dinanti banyak penggemar musik islami.
Konser Haddad Alwi adalah momen yang sangat dinanti oleh penggemar musik Islami. Dengan konsep yang segar, inspiratif, dan lagu-lagu penuh makna, menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Sejak pertunjukkan, para penonton yang pada umumnya generasi muda terlihat semangat ikut bernyanyi dan hafal dengan seluruh lagu yang dilantunkan Haddad Alwi.
“Malam ini langit bergetar. Saya sangat bahagia dan konser di Al Azhar Yogyakarta adalah konser terbaik,” ujar Haddad Alwi dan disambut applaus riuh dari penonton.
Sejumlah lagu yang tak asing di telinga penonton adalah Ya Rabbi Bil Musthofa, Ibu, Jadikan Kami Anak yang Sholeh, Ummi, Rindu Muhammad, dan Cinta Rasul. Dari atas panggung, Haddad Alwi mengajak para penonton bersholawat dan berdoa untuk AYWS terus sukses dan dipenuhi barokah.
Sebelum penutupan, panggung konser kembali semarak dengan kehadiran grup musik populer RAN. Energi muda kembali meledak saat RAN menyapa penonton dengan lagu Selamat Pagi, Dekat di Hati, Pandangan Pertama, dan lainnya. Semuanya disambut dengan antusias. Penonton berdiri, bernyanyi, bahkan menari kecil mengikuti irama—sebuah penutup penuh keceriaan dalam malam syukur dan silaturahmi ini.
Dalam konser 20 AYWS diumumkan pemenang doorprize hadian ibadah haji diraih Andi Irawan SPd, guru SD Islam Azhar 31 Yogyakarta
Di tengah konser, Drs HA Hafidh Asrom MM, Ketua Yayasan Asram sekaligus Badan Pengelola Pendidikan Harian (BPPH) AYWS, naik ke panggung dan menyampaikan sambutan hangat dan penuh makna. Dalam pernyataannya, Hafidh Asrom mengungkap bahwa AYWS bukanlah berdiri secara tiba-tiba, tetapi lahir dari mimpi panjang dan perjuangan kolektif dalam membangun generasi masa depan yang cerdas, berkarakter, dan bertaqwa.
“Sejak awal kami ingin membangun sekolah Islam yang tidak hanya unggul di sisi akademik, tetapi juga mampu bersaing di tingkat global. Maka konsep Al Azhar Yogyakarta World Schools ini lahir sebagai bentuk komitmen untuk menjawab tantangan zaman,” ujar Hafidh Asrom.
AYWS bermula dari pendirian Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta di awal 2000-an. Saat itu, Hafidh Asrom melihat perlunya sebuah lembaga pendidikan yang bisa menjadi simpul antara nilai-nilai keislaman, nasionalisme, dan kecakapan abad ke-21.
“Transformasi kami lakukan secara bertahap. Setelah memantapkan sistem pendidikan dasar dan menengah yang kokoh, kami mulai membuka diri terhadap dunia internasional. Maka muncullah gagasan AYWS, sebagai sekolah Islam berwawasan global,” jelas Hafidh.
Deklarasi resmi sebagai Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS) dilakukan pada tahun 2024, menandai era baru kerja sama pendidikan internasional, mulai dari kolaborasi dengan Northern Illinois University (NIU) Amerika Serikat, hingga rencana ekspansi program ke berbagai negara di Asia dan Eropa.
Laboratorium sebagai Pusat Inovasi dan Riset
Sebagai bagian dari komitmen untuk membentuk generasi unggul, AYWS kini memperkuat ekosistem pembelajarannya dengan membangun sejumlah laboratorium modern. Laboratorium-laboratorium ini tidak hanya menjadi tempat praktik siswa, tetapi juga menjadi pusat inovasi untuk mendukung minat dan bakat di berbagai bidang.
“Kami mendirikan laboratorium sains, digital, bahasa, hingga laboratorium kewirausahaan. Semua ini sebagai bentuk keseriusan kami dalam menyiapkan siswa menghadapi masa depan yang kompetitif,” ujar Hafidh Asrom.
Hingga saat ini, AYWS telah membangun dua tower dari empat tower yang dirancang di Kampus Sleman 2. Pembangunan tidak hanya fokus pada infrastruktur, tetapi juga makna simbolik dan fungsi kebermanfaatan jangka panjang.
Ke depan, AYWS berencana memperluas jejaring kerja sama global, mengembangkan sistem pembelajaran hybrid, dan membuka jalur beasiswa internasional bagi siswa berprestasi.
“Visi kami jelas yaitu menjadikan AYWS sebagai pusat pendidikan Islam bertaraf dunia yang tetap berakar pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia,” ujar Hafidh Asrom dengan penuh semangat.
Dan malam itu, di bawah langit Gamping yang bercahaya, seluruh hadirin bersatu dalam satu perasaan yakni bangga menjadi bagian dari perjalanan besar AYWS. Sebuah lembaga yang telah 20 tahun membuktikan, bahwa mimpi yang diperjuangkan dengan niat dan doa, bisa menjadi kenyataan yang membahagiakan banyak orang. (Chaidir)