SLEMAN – Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta (BMPS DIY) Ki Prof Pardimin mengapresiasi kiprah Hafidh Asrom dalam ikut membangun dunia pendidikan.
Kiprah yang dilakukan baik sebagai Ketua Yayasan Asram yang membangun Sekolah Islam Al Azhar maupun perjuangannya selaku anggota DPD RI yang memperjuangan dunia pendidikan di DIY.
Demikian disampaikan Ki Pardimin dalam acara Silaturrahim dan Halalbihalal para pengurus BMPS se-DIY di Kantor Yayasan Asrom/BPPH Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta, Jumat (3 April 2024).
Ia mengemukakan, persoalan umum yang sudah lama dihadapi dunia pendidikan yaitu biaya pendidikan yang mahal, mutu, dan pemerataan.
“Al Azhar membidik sasaran yang berbeda dan sukses,” ujar Ki Pardimin.
Dalam pertemuan itu sejumlah peserta menyampaikan persoalan terkait perlunya Dana Keistimewaan untuk siswa menengah yang putus sekolah. Kemudian bantuan gamelan bagi sekolah dalam rangka pendidikan kebudayaan, serta guru PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).
Sementara itu, Hafidh Asrom kepada para pengurus BMPS memaparkan sejarah dan perkembangan Sekolah Islam Al Azhar yang kini ada di Sleman, Bantul, dan Wonosari.
Terakhir Hafidh menjelaskan tentang pembangunan Al Azhar Yogyakarta World Schools yang berada di Gamping, Sleman, yang disiapkan 3 tower yang diperuntukan KB/TK, SD, SMP, dan SMA.
Rencana mulai tahun ajaran baru 2024/2025 ini sudah dioperasionalkan jenjang SMP dan SMA. “Di sekolah internasional semuanya wajib berbahasa Inggris. Termasuk Satpam, dan cleaning service,” ujar Hafidh.
Terkait peran dan fungsinya sebagai anggota DPD RI, Hafidh Asrom menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang berusaha menyelesaikan tinggalan perjuangan di antaranya penggunakan Dana Keistimewaan untuk pendidikan bagi warga Yogyakarta.
Ia mengungkap keprihatinannya bahwa warga Yogyakarta “asli” yang hingga kini masih sangat minim melanjutkan kuliah. “Hanya sembilan persen warga Yogyakarta yang melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. 91 persen adalah dari luar Yogyakarta,” kata Hafidh.
Oleh karenanya, lanjut Hafidh, perlu diperjuangkan agar Dana Keistimewaan bisa digunakan untuk pendidikan dan membangun sumber daya manusia.
Menanggapi pendapat sejumlah pengurus BMPS, Hafidh Asrom mengemukakan bahwa pengurus BMPS akan dilibatkan dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan perguruan tinggi, dinas-dinas, dan pihak-pihak terkait. (Chaidir)