BANTUL – Semangat mencintai bumi ditunjukkan para siswa SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta yang tergabung dalam Ekstrakurikuler Pecinta Alam (PCA) Girijaya. Mereka melaksanakan aksi konservasi berupa pelepasan tukik (anak penyu) di kawasan Pantai Pelangi, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan yang berlangsung pada Minggu pagi ini tidak sekadar menjadi ajang rekreasi edukatif, melainkan juga bentuk nyata kepedulian generasi muda terhadap kelestarian ekosistem pesisir.
Sebelum pelepasan tukik, para siswa mendapatkan pembekalan dari aktivis konservasi lokal mengenai pentingnya menjaga habitat penyu, yang kini termasuk dalam kategori satwa laut terancam punah. Edukasi yang diberikan meliputi siklus hidup penyu, dampak kerusakan lingkungan terhadap populasi penyu, serta peran strategis masyarakat dalam mendukung keberlanjutan spesies ini.
Dengan penuh antusias, para siswa kemudian melepaskan puluhan tukik ke laut lepas. Momen haru tercipta ketika tukik-tukik kecil perlahan menyusuri pasir menuju ombak pertama dalam hidup mereka. Sorak semangat dan doa mengiringi langkah mereka menuju samudra, membawa harapan akan masa depan laut yang lebih lestari.
Koordinator PCA Girijaya, Idhun Prasetyo Riyadi, M.Pd.,Gr., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari misi ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kesadaran ekologis di kalangan pelajar.
“Kegiatan konservasi ini sekaligus menjadi asesmen awal untuk melihat sejauh mana kesadaran siswa terhadap pentingnya menjaga lingkungan. Kami ingin mereka tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga peka terhadap isu-isu lingkungan,” ujarnya.
Idhun yang juga merupakan guru mata pelajaran Biologi berharap kegiatan serupa dapat menjadi agenda rutin sebagai bentuk nyata kecintaan siswa terhadap lingkungan.
“Alhamdulillah, murid-murid sangat antusias dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan konservasi hingga selesai,” tambahnya.
Apresiasi juga datang dari Wakil Kepala Urusan Kemuridan dan Pembinaan Karakter SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta, M. Angga Sanjaya Putra, S.Pd.,Gr., yang turut mendampingi kegiatan.
“Ini adalah bentuk implementasi pendidikan karakter berbasis aksi. Kami bangga melihat semangat anak-anak dalam menjaga alam. Ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi mereka,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa selama ini fokus pendidikan banyak diarahkan pada lomba, pengembangan karakter, dan persiapan studi lanjut. Namun kegiatan seperti ini membuka ruang baru untuk menanamkan kepedulian lingkungan secara langsung.
“Ke depan, kami akan mengajak lebih banyak siswa terlibat dalam aksi nyata menjaga alam. Karena yang akan merasakan dampaknya nanti adalah generasi mereka sendiri,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, PCA Girijaya membuktikan bahwa langkah kecil pun dapat memberi dampak besar. Pelepasan tukik di Pantai Pelangi menjadi simbol kepedulian dan sekaligus inspirasi bagi komunitas sekolah serta masyarakat luas. Konservasi bukan semata tugas pemerintah atau aktivis, tetapi panggilan nurani setiap insan. (Setyo Eko)