SLEMAN – Sekolah Adiwiyata adalah program yang dibuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa dan sekolah. Program ini bertujuan untuk mengajarkan kepada murid tentang pentingnya menjaga lingkungan, mengurangi limbah, dan mempromosikan praktik ramah lingkungan di sekolah.
Sekolah Adiwiyata memiliki program-program seperti pengelolaan sampah, penghematan energi, penghijauan, dan edukasi lingkungan lainnya. Sekolah yang berhasil memenuhi standar yang ditetapkan oleh program ini akan diberikan sertifikat Adiwiyata sebagai pengakuan atas upaya mereka dalam menjaga lingkungan.
Sebagai Sekolah Adiwiyata, SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta tetap melakukan inisiatif agar murid terbiasa peduli dan cinta lingkungan. Salah satu kegiatan yaitu menanam tanaman sayuran seperti pokcoy, seledri dan kaylan dan pada Senin (28 Oktober 2024) dilakukan pemanenan. Penanaman sayuran dilakukan di koridor lantai 2, 3, 4 dan sekitar depan Ruang UKS
Inisiatif yang sangat bagus dari SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta untuk mengajarkan murid tentang pentingnya pertanian dan keberlanjutan lingkungan. Menanam tanaman sayuran merupakan kegiatan yang bisa mengajarkan murid tentang proses tumbuh kembang tanaman, pentingnya memelihara lingkungan, dan juga bisa memberikan hasil yang bisa dimanfaatkan oleh sekolah.
Dari proses pemanenan sayuran akan memberikan kesempatan bagi murid untuk belajar tentang cara panen tanaman dan memanfaatkan hasil panen tersebut. Kegiatan ini dapat menginspirasi murid untuk lebih peduli dan cinta lingkungan serta menjadi agen perubahan yang berkemauan hijau di masa depan.
Menurut Koordinator Sekolah Adiwiyata SD Islam Al Azhar 31 Yogyakarta, Finda D Kurniawati, sayuran yang dipanen sudah dilelang kepada orangtua murid. “Hasil lelang, uangnya akan dibelikan bibit tanaman sayur lagi, dan pada dua pekan mendatang akan dilakukan lagi penanaman bibit oleh murid-murid kader lingkungan,” kata Finda.
Inisiatif yang dilakukan oleh Finda D Kurniawati adalah langkah yang sangat positif dan memberikan dampak yang baik. Dengan menjual hasil panen sayuran kepada orangtua murid, uang yang didapat bisa digunakan untuk membeli bibit tanaman sayur lagi. Hal ini dapat membantu mendukung program pembelajaran pertanian di sekolah serta mengajarkan siswa tentang keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya.
Finda mengatakan pada dua pekan mendatang, rencana untuk melakukan penanaman bibit dilakukan oleh murid-murid kader lingkungan.
Dengan partisipasi aktif murid dalam penanaman bibit, diharapkan mereka akan semakin peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar mereka.
Menurut Finda, kegiatan menanam dan memanen sayur merupakan salah satu aspek pengembangan program Adiwiyata di sekolahnya. Program Adiwiyata menekankan pada pentingnya mengintegrasikan pendidikan lingkungan dalam aktivitas sehari-hari di sekolah, serta mendorong pelaksanaan praktik ramah lingkungan dengan melibatkan seluruh komponen sekolah.
Dengan melaksanakan kegiatan menanam dan memanen sayur, sekolah telah berhasil menerapkan konsep keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan dalam praktik nyata. Program-program seperti ini tidak hanya memperkaya pengetahuan murid tentang pertanian dan keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan sekolah mereka.
Melalui inisiatif seperti ini, sekolah dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya pelestarian lingkungan dan membangun kesadaran lingkungan yang tinggi di kalangan murid dan seluruh komunitas sekolah. (Chaidir)