SLEMAN – Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS) menjadi tuan rumah kegiatan akademik internasional dengan menghadirkan pakar psikologi pendidikan dari Northern Illinois University (NIU) Amerika Serikat, Dr Stephen Tonks, dalam sebuah presentasi interaktif bertema Human Motivation. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (24/7/2025) di Theater Room lantai 5 Tower 1, Kampus Sleman 1 AYWS, dan dihadiri para kepala sekolah serta beberapa guru dari berbagai unit pendidikan Al Azhar Yogyakarta. Turut hadir dalam diskusi, Dr. James Cohen dari Northern Illinois University (NIU), mitra kerja sama internasional AYWS.
Dalam paparannya, Dr Tonks, yang merupakan Profesor Psikologi Pendidikan dari NIU, mengajak peserta untuk memahami lebih dalam bagaimana motivasi manusia bekerja, khususnya dalam konteks pendidikan. Ia menyampaikan bahwa meskipun ia sendiri seorang ahli motivasi, ia tidak luput dari rasa tidak percaya diri dan kehilangan semangat. Menurutnya, merasa tidak termotivasi itu wajar. Karena orang sering merasa tidak lebih baik dari orang lain.
Sesi kemudian berkembang menjadi diskusi interaktif yang hangat. Dr Tonks memancing para peserta untuk merenungkan pertanyaan penting: “Bagaimana kita tahu siswa kita tidak termotivasi? Apa mereka merasa tidak kompeten? Apakah mereka membandingkan dirinya dengan teman-teman mereka?”
Menurutnya, motivasi adalah energi untuk bertindak—keinginan atau alasan di balik perilaku manusia. Para peneliti mempelajari motivasi dengan menelusuri kebutuhan dasar, keyakinan, tujuan, serta pengaruh lingkungan dan pola perilaku manusia.
Dr. Tonks juga menyinggung perkembangan teori motivasi sepanjang abad ke-20. Ia membandingkan pendekatan Behaviorisme yang dominan di AS pada 1920–1950-an, yang menekankan pengaruh lingkungan dan sistem hadiah-hukuman, dengan pendekatan Self-Determination Theory (SDT) yang berkembang sejak 1970-an dan menekankan pentingnya motivasi otonom, khususnya dalam konteks pembelajaran.
“Hadiah dan hukuman memang bisa efektif, tapi hanya jangka pendek. Begitu dihilangkan, perilaku positif ikut hilang,” jelasnya. Ia menekankan bahwa motivasi terbaik adalah yang lahir dari dalam diri siswa.
Melalui Self-Determination Theory, Dr. Tonks menjelaskan dua jenis motivasi yaitu Motivasi Otonom (autonomous motivation), yakni dorongan yang lahir dari kesenangan, minat, atau nilai pribadi, yang terbukti menghasilkan pembelajaran mendalam dan jangka panjang.
Kemudian Motivasi Terkontrol (controlled motivation), yaitu dorongan karena tekanan internal maupun eksternal, yang hanya berdampak jangka pendek dan cenderung menghasilkan pembelajaran dangkal.
Dalam konteks Indonesia, Dr. Tonks memaparkan hasil penelitian Basikin (2020) yang meneliti motivasi guru bahasa Inggris di Yogyakarta. Studi tersebut menemukan bahwa meskipun motivasi otonom tinggi, motivasi terkendali juga tetap berperan. Ia juga mengutip riset Maulana dkk. (2016) yang melibatkan lebih dari 4.000 siswa dan 202 guru di sembilan provinsi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dukungan guru terhadap tiga kebutuhan dasar—otonomi, kompetensi, dan keterhubungan—secara positif berkorelasi dengan meningkatnya motivasi otonom siswa.
“Jika guru mampu mendukung kebutuhan psikologis dasar siswa—merasa bebas memilih, merasa mampu, dan merasa diterima—maka motivasi sejati akan tumbuh,” ujarnya.
Acara juga diwarnai diskusi reflektif mengenai bagaimana para guru di Al Azhar dapat mendorong motivasi otonom siswa di tengah tantangan pendidikan modern. Dengan gaya yang hangat, Dr. Tonks menyampaikan rasa terima kasih dalam bahasa Indonesia: “Terima kasih! Matur nuwun!” yang disambut tepuk tangan peserta.
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata dari kolaborasi internasional AYWS dengan NIU, dan menjadi penguat komitmen Al Azhar Yogyakarta dalam membangun pendidikan berkelas dunia yang berbasis pada pemahaman psikologis dan pendekatan saintifik yang kuat. (Chaidir)