BANTUL – Suasana pagi yang cerah di hari Senin, 21 April 2025, menyelimuti halaman SMP Islam Al Azhar 66 Bantul dengan nuansa khidmat dan semangat juang. Seluruh warga sekolah, mulai dari siswa kelas 5 dan 6 SD, siswa SMP, guru hingga karyawan, berkumpul dalam satu barisan rapi untuk mengikuti upacara memperingati Hari Kartini. Momen ini menjadi ajang refleksi bersama atas jasa besar Raden Ajeng Kartini—sosok perempuan tangguh yang membuka jalan emansipasi bagi perempuan Indonesia.
Menariknya, seluruh petugas upacara kali ini adalah siswa kelas 7 dan 8. Dengan penuh tanggung jawab dan disiplin, mereka menjalankan peran masing-masing, mencerminkan nilai-nilai perjuangan Kartini: keberanian, kecintaan terhadap ilmu, serta semangat gotong royong.
Tampil sebagai pembina upacara adalah Bunda Suhartini MPd, Wakil Kepala Bidang Akademik BPPH Al Azhar Yogyakarta. Dalam amanatnya, ia menyampaikan pesan mendalam mengenai relevansi perjuangan Kartini di masa kini.
“Hari ini, kita mengenang jasa besar Raden Ajeng Kartini, seorang pelopor emansipasi perempuan Indonesia. Melalui perjuangannya, perempuan Indonesia membuka jalan menuju kesempatan yang lebih luas dalam pendidikan, dalam berkontribusi untuk masyarakat, dan dalam membangun bangsa,” ujar Bunda Suhartini.
Namun, menurutnya, Hari Kartini bukan hanya tentang perjuangan kesetaraan perempuan, tetapi juga tentang keberanian untuk berpikir maju dan semangat memperjuangkan kebaikan bersama.
Dalam pidatonya, Bunda Suhartini menanamkan semangat Kartini kepada seluruh siswa melalui empat pesan utama yaitu semangat menuntut ilmu setinggi-tingginya, pengembangan berpikir kritis dan kreatif, penjagaan nilai-nilai Islam dan budaya luhur bangsa, serta penghormatan terhadap peran perempuan dalam semua aspek kehidupan.
Ia menutup amanatnya dengan seruan yang menyentuh hati untuk wujudkan semangat Kartini tidak hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam sikap, tindakan, dan karya nyata kita sehari-hari.
Upacara tersebut menjadi lebih dari sekadar seremoni tahunan. Ia menjelma menjadi ruang pembelajaran nilai—bahwa perjuangan, kecintaan terhadap ilmu, dan penghargaan terhadap sesama adalah fondasi penting dalam membangun masa depan.
Hari itu, semangat Kartini tidak hanya bergema dari podium. Ia hidup dalam barisan siswa yang berani tampil, dalam kata-kata bijak yang disampaikan, dan dalam hati setiap warga sekolah yang berjanji untuk terus melanjutkan perjuangan perempuan hebat bangsa ini. (Nurul Fatimah)
