SLEMAN – Di balik megahnya Ballroom Hotel Royal Ambarrukmo, Rabu (11 Juni 2026), gema kebanggaan dan haru menyatu dalam acara Akhirussanah Kelas IX Angkatan ke-XII SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta. Sekolah ini tak hanya menggelar pelepasan siswa, tetapi juga merayakan jejak prestasi yang membanggakan di kancah nasional.
SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta kini menyandang predikat sebagai Sekolah Prestasi, setelah berhasil masuk dalam Top 100 perolehan kurasi medali di Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) 2025. Lebih jauh, sekolah ini menempati peringkat ke-77 tingkat nasional, peringkat ke-8 tingkat SMP se-DIY, dan peringkat ke-2 untuk SMP swasta se-DIY.
Prestasi luar biasa ini disampaikan langsung oleh Kepala Satuan Pendidikan, Fajar Arif Herjayanto, dalam sambutan yang sarat makna dan semangat pembaruan. Ia menegaskan bahwa capaian tersebut bukan hanya angka statistik, melainkan cerminan dari kerja keras, keteladanan, serta pendidikan karakter yang diterapkan secara konsisten.
“Tiga tahun yang kalian jalani di SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta bukan hanya tentang angka di rapor, tetapi tentang pembentukan karakter, penempaan akhlak, dan tumbuhnya semangat sebagai insan beriman, cerdas, dan tangguh,” tutur Fajar dengan penuh kebanggaan.
Dengan mengusung tema “Inspiring Act, Empowering Mind”, acara Akhirussanah ini menjadi titik pijak bagi para siswa untuk tidak hanya menjadi penonton dalam panggung dunia, tapi juga sebagai aktor perubahan — agent of change — yang membawa misi Islam dan nilai-nilai luhur dalam setiap langkah mereka.
Fajar juga menekankan pentingnya menjadi pembelajar sepanjang hayat di era abad ke-21 yang sarat dengan tantangan dan peluang. Ia mengutip hadits Rasulullah SAW: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Tak hanya menyoroti prestasi akademik, sambutan tersebut juga menyentuh ranah spiritual dan moral. Fajar mengajak para lulusan untuk terus menjadi pemuda yang tidak hanya cerdas secara digital, tetapi juga kokoh dalam nilai, tegas dalam prinsip, dan lembut dalam akhlak. Dalam semangat nasionalisme, ia mengingatkan kutipan Bung Karno: “Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Namun, ia mengingatkan, guncangan itu bukan melalui kegaduhan, melainkan lewat karya, adab, dan kebaikan.
Pada kesempatan itu, Fajar juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada orang tua siswa yang telah mempercayakan pendidikan putra-putrinya kepada SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta. Ia menyebut perjalanan orang tua dalam memilih sekolah sebagai “customer journey yang panjang” yang akhirnya berlabuh di Al Azhar sebagai mitra dalam mendidik generasi sholeh dan sholehah.
Untuk para guru dan staf, Fajar menyampaikan rasa terima kasih atas dedikasi dan keikhlasan dalam mendidik. Ia menyebut bahwa dalam setiap nasihat dan pengajaran, mengalir nilai-nilai kehidupan yang akan dibawa para siswa sepanjang hayat.
Penutup sambutan Fajar terasa menyentuh, sekaligus menjadi pengingat bahwa sekolah ini bukan sekadar tempat belajar, tapi rumah kedua bagi para siswa: “Di sini kalian pernah tumbuh. Di sini doa kami mengiringi. Dan di sini, pintu kami akan selalu terbuka untuk menyambut kalian kembali.”
Lebih dari sekadar seremoni perpisahan, Akhirussanah ini menjadi tonggak sejarah baru bagi SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta — bukan hanya sebagai institusi pendidikan, tetapi sebagai tempat tumbuhnya generasi yang siap mengguncang dunia dengan ilmu, akhlak, dan nilai-nilai Islam. (Chaidir)