Pembelajaran Mendalam: Fondasi Baru Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia

SLEMAN – Suasana Rabu malam (11 Juni 2025) di Amphitheater Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS) terasa hangat dan sarat semangat intelektual. Forum Komunikasi Kepala Sekolah Al Azhar yang digelar di ruang ini menghadirkan pemikir pendidikan nasional, Prof (Em) Suyanto MEd PhD. Saat ini, beliau menjabat sebagai Ketua Tim Pengembangan Pembelajaran Mendalam di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah sekaligus sebagai Dewan Pakar Al Azhar Yogyakarta World Schools.

Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Yayasan Asram/BPPH Al Azhar Yogyakarta, Drs HA Hafidh Asrom MM, para wakil ketua bidang, kepala sekolah dari berbagai jenjang, manajer boarding dan pondok pesantren, serta para guru di lingkungan Al Azhar Yogyakarta.

Dalam paparannya yang bertajuk “Pembelajaran Mendalam: Jalan Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua”, Prof Suyanto menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan manusia secara utuh—baik secara intelektual, emosional, spiritual, maupun sosial.

Ia membuka sesi dengan menggarisbawahi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tidak terprediksi, termasuk menyongsong bonus demografi 2035 dan Visi Indonesia Emas 2045. “Pendidikan kita harus lebih dari sekadar transfer ilmu. Ia harus menjadi proses yang membentuk manusia seutuhnya,” tegas Prof Suyanto penuh semangat.

Menjawab Masalah Mutu Pendidikan

Merujuk pada hasil studi internasional PISA, Prof Suyanto menunjukkan bahwa mayoritas siswa Indonesia masih berada pada tingkat Lower Order Thinking Skills (LOTS), sementara banyak negara lain telah mencapai level Higher Order Thinking Skills (HOTS). Hal ini memperkuat urgensi pengembangan konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) oleh Kemendikdasmen.

Menurutnya, Pembelajaran Mendalam adalah pendekatan menyeluruh dan humanis, yang mengedepankan suasana belajar yang Berkesadaran yakni siswa memahami tujuan belajarnya dan mampu meregulasi diri.

Baca Juga  Visitasi Dinas Kesehatan Sleman Ke Al Azhar Yogyakarta Boarding School

Kemudian Bermakna yaitu pembelajaran tidak sekadar hafalan, tapi aplikatif dalam kehidupan nyata. Dan Menggembirakan yakni proses belajar harus menyenangkan dan terhubung secara emosional.

“Pembelajaran yang menggembirakan justru menjadi jalan tercepat menuju pemahaman yang mendalam dan bertahan lama,” jelasnya.

Delapan Dimensi Profil Lulusan Masa Depan

Prof. Suyanto juga memaparkan delapan dimensi profil lulusan sebagai arah pembelajaran mendalam seperti keimanan dan ketakwaan, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan lahir dan batin, serta kemampuan komunikasi.

“Delapan dimensi ini bertujuan membentuk peserta didik yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap menghadapi dunia global dengan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas yang kuat,” ujar Prof Suyanto.

Filosofi Pendidikan Bangsa sebagai Fondasi

Prof Suyanto menegaskan bahwa Pembelajaran Mendalam bukan sekadar inovasi baru, melainkan berakar kuat pada filsafat pendidikan Indonesia. Ia mengangkat dua tokoh besar sebagai inspirasi utama: K.H. Ahmad Dahlan dan Ki Hajar Dewantara.

“Dari Ki Hajar, kita belajar pentingnya memerdekakan pendidikan. Dari Ahmad Dahlan, kita serap semangat untuk terus belajar dan berbuat bagi kemanusiaan,” ungkapnya.

Konsep ini diperkuat oleh teori experiential learning dari Kolb (1984), serta kerangka pengetahuan yang mencakup foundational knowledge, meta knowledge, dan humanistic knowledge. Secara praktis, proses pembelajaran mendalam meliputi tiga tahap: memahami, mengaplikasikan, dan merefleksikan secara utuh dan holistik.

Dalam implementasinya, Ia menekankan pentingnya dukungan kebijakan, infrastruktur, sumber daya manusia, serta sinergi antarunit di lingkungan Kementerian.

Lebih dari itu, ia mengajak para kepala sekolah dan guru untuk mulai menerapkan prinsip-prinsip Pembelajaran Mendalam di ruang-ruang kelas mereka. “Pembelajaran Mendalam bukan proyek pemerintah semata, melainkan komitmen bersama untuk memanusiakan pendidikan,” tegasnya.

Forum malam itu bukan sekadar ajang diskusi akademik, tetapi juga momentum untuk menggugah kesadaran kolektif bahwa pendidikan adalah jalan transformasi bangsa. Pembelajaran Mendalam hadir sebagai jembatan menuju pendidikan yang membentuk manusia utuh—cerdas, berkarakter, dan berdaya saing global.

Baca Juga  3 Medali Emas Diraih oleh Yuki Shafa Maheswari dalam Kejurnas Virtual Tae Kwon Do UTI pro Cup 2021

“Anak-anak kita tidak hidup di masa lalu. Maka tugas kita adalah menyiapkan mereka untuk masa depan, dengan pembelajaran yang menyentuh pikiran, hati, dan jiwa mereka.” (Chaidir)