Remaja merupakan masa transisi dari usia kanak-kanak menuju dewasa. Rentang usia antara 10 – 19 tahun merupakan masa yang cukup kritis jika ditinjau dari perkembangan fisik, mental dan interaksi social. Masa tersebut adalah fase dimana mereka mulai berpikir untuk melepaskan ketergantungan dari orang tua, dan berusaha mencapai kemandirian diri agar dapat diterima dan diakui oleh masyarakat. Perihal ini tidak menutup kemungkinan menimbulkan permasalahan social jika di dalam dinamika perjalanan usia mereka terdapat penyimpangan perilaku.
Salah satu konflik sosial yang cukup berpengaruh saat masa perkembangan usia remaja adalah penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zatzat Adiktif lainnya). Efek penyalahgunaan Napza telah banyak dibahas di banyak kesempatan, antara lain akan menimbulkan perasaan nikmat, senang, serta nyaman, namun hal ini hanya bersifat sementara. Namun efek ketergantungannya berakibat mengalami gangguan kejiwaan sehingga pikiran tidak dapat berpikir jernih dan tidak lagi mampu berfungsi secara wajar.
Dewasa ini telah berkembang beragam jenis narkoba dengan kemasan dan cara pemakaian yang beragam pula. Untuk itu perlu dilakukan antisipasi terhadap tindak penyalahgunaannya. Sebagai antisipasi terhadap penyalahgunaan napza yang sudah sangat masif pada usia remaja, pihak Manajemen Al Azhar Yogyakarta Boarding School mengadakan seminar “Tanpa Napza Santri Bisa Berprestasi Luar Biasa”. Agenda ini dilangsungkan pada hari sabtu, 18 Januari 2020 di lobi asrama dengan dihadiri 110 santri dari beberapa tingkatan. Adapun para pemateri didatangkan langsung dari pihak BNN Sleman
H. Fahmi Aufar, B.Ed sebagai penanggung jawab acara menyampaikan bahwa tujuan utama dari seminar ini adalah memberikan penjelasan terkait jenis-jenis narkoba ter-update beserta bahayanya. Selain itu disampaikan pula trik dan tips agar para santri yang berada di lingkungan pendidikan Sekolah Islam Al Azahar Yogyakarta bisa terhindar dari perihal tersebut. Cecep Jaenudin, M.Pd selaku Manajer Pendidikan juga turut menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya acara tersebut. Terlebih bahwasanya acara tersebut dikelola oleh para santri, yang mana para asatidz cukup hanya berperan sebagai pendamping.(*QQ)